Jari Bayi Terpotong Gunting di Palembang

Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus yang Tersumbat Pakai Gunting

Suparman (37), orang tua dari bayi yang jarinya putus di Palembang, menceritakan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus yang Tersumbat Pakai Gunting 

Kini bayi perempuannya itu sudah difasilitasi kemudian dipindahkan di ruang VIP untuk dioperasi agar luka yang dialami tidak semakin jadi.

"Sudah pindah ke VIP di rumah sakit yang sama. Saya minta pertanggungjawaban anak saya sekarang cacat gimana nanti dia besar, " katanya.

Baca juga: Heboh Jari Bayi Terpotong di Palembang, Ibu Korban Curhat ke Dr Richard Lee Soal Itikad Perawat

Baca juga: Ancaman Hukuman DN Perawat Buat Jari Bayi Terpotong Palembang, Sudah Jadi Tersangka

Penjelasan RS Muahammadiyah Palembang

Pihak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang memberikan penjelasan terkait kasus jari bayi 7 bulan terpotong saat ganti selang infus di Palembang.

Manajemen RS Muhammadiyah mengungkapkan memang benar ada insiden pasien seorang bayi yang terpotong saat ganti selang infus di rumah sawit swasta milik Muhammadiyah tersebut.

Langkah RS Muhammadiyah Palembang saat ini adalah langsung bertanggung jawaba dan menindaklanjuti melakukan operasi terhadap jari yang terputus.

Lama waktu operasi sekitar 1,5 jam.

"Alhamdulillah, operasi berjalan baik dan lancar," kata Muksin, Wakil Direktur SDM RS Muhammadiyah Palembang.

Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus Tersumbat Pakai Gunting
Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus yang Tersumbat Pakai Gunting

Mereka pihak RS bertanggungjawab dengan memberikan layanan pasien yang semula pasien umum kelas 3 karena kelalaian tersebut digunakan ruang VIP.

Pasien juga diawasi 3 kali 24 jam oleh perawat dan jika ada masalah bisa langsung dilaporkan ke pihak dokter.

"Kami bicara apa adanya. Kondisi bayi itu dalam keadaan baik, sehat masih dalam pengawasan," kata Muksin.

Dia lebih lanjut menuturkan perawat yang lalai tersebut berstatus pegawai tetap di RS tersebut dan saat ini statusnya sudah dinonaktifkan.

"Kami berharap agar persoalan ini bisa diselesaikan kekeluargaan," katanya.

Kata Muksin, pihak keluarga sempat meminta untuk bertemu dengan perawat tersebut, Jumat (3/2/2023) siang.

Namun, memang hal itu belum terlaksana karena saat itu pihak RS Muhammadiyah menunggu hingga suasana kondusif.

Namun, setelah sholat Jumat pihak RS menunggu kesediaan keluarga bertemu perawat dan ditunggu hingga petang. Namun, memang belum jadi bertemu.

"Perawatnya memang sudah minta maaf ke ibu pasien," katanya.

Tetapi memang belum ada pertemuan antara keluarga, RS Muhammadiyah dan perawat.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved