Siswa SD di Pedamaran Keracunan

80 Siswa di Pedamaran OKI Diduga Keracunan MBG, Sampel Makanan Dikirim ke Laboratorium di Palembang

Pemkab OKI sudah mengirim sejumlah sampel untuk menyelidiki dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa 80 siswa.

Dokumentasi Pemkab OKI
KERACUNAN MBG -- Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, Ir. Asmar Wijaya saat meninjau kondisi siswa yang tengah dirawat ruang medis Puskesmas Pedamaran pada Rabu (3/9/2025) silam. Asmar mengatakan pihaknya telah mengirim sejumlah sampel terkait masalah ini untuk diuji di laboratorium di Palembang. 

Santi menjelaskan kronologi kejadian.

"Setelah makan, sekitar 30 menit kemudian, anak-anak mulai mengeluh mual, sakit kepala, sakit perut, dan muntah-muntah," ujarnya. Beberapa siswa bahkan langsung muntah di dalam kelas usai menyantap makanan yang disediakan oleh katering dan dilarikan ke UKS.

Menurut Santi, sekolah langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Pedamaran dan orang tua siswa untuk penanganan lebih lanjut.

"Kami langsung hubungi puskesmas. Setelah itu, kami arahkan siswa ke sana dan yang bisa pulang kami antar ke rumah masing-masing, atau kami minta orang tuanya menjemput," jelasnya.

Santi berharap kejadian ini menjadi evaluasi bagi pelaksana program agar tidak terulang lagi. Ia juga menyebut ini adalah kejadian pertama kali selama program MBG berjalan satu bulan terakhir.

"Harapan ke depan, pemilihan makanan lebih ketat karena kasihan melihat siswa jika kejadian seperti ini terulang kembali," tutupnya.

Keracunan Diduga dari Ayam Suwir Beraroma Tak Sedap

Menurut kesaksian guru mata pelajaran, Meshin Putri Utami, yang mewakili Kepala SDN 5 Pedamaran, Sri Astuti, para siswa merasakan mual, muntah, dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan.

Menurut Meshin, dugaan keracunan ini menimpa total 763 siswa. Namun, gejala paling parah dialami oleh 17 siswa yang kemudian dirujuk ke puskesmas. Sementara itu, sebagian siswa lain menjalani perawatan di rumah masing-masing atau berobat ke klinik.

"Siswa yang masuk puskesmas ada lima, sisanya berobat ke dokter atau dirawat di rumah," kata Meshin saat dikonfirmasi di lokasi pada Rabu (3/9/2025) siang.

Penyebab utama keracunan diduga berasal dari menu ayam suwir. Meshin menyatakan bahwa siswa yang mendapatkan giliran makan siang mengeluhkan aroma tak sedap dari ayam tersebut.

"Mereka sudah mengeluh, katanya ayamnya sudah mengeluarkan bau tidak sedap," ujarnya. Keluhan ini disampaikan oleh siswa kelas atas (kelas 6).

Meskipun demikian, ada sebagian siswa yang tetap mengonsumsi makanan tersebut, sementara yang lain tidak memakannya.

"Beruntungnya, siswa yang tidak mengonsumsi ayam tersebut tidak mengalami gejala keracunan. Sementara itu, menu lain seperti sup dan tahu dinilai aman," jelasnya.

Selanjutnya, pihak sekolah dan pihak terkait telah mengambil tindakan cepat. Kepala sekolah menyatakan bahwa pengiriman makanan untuk hari ini telah dihentikan sementara.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved