Siswa SD di Pedamaran Keracunan

Dinkes Sumsel Turunkan Tim, Selidiki Puluhan Siswa Keracunan Diduga dari Makanan Menu MBG

Dinkes Sumsel menurunkan tim ke OKI, untuk meninjau para siswa yang menjadi korban dugaan keracunan makanan dari menu MBG.

Dokumentasi Warga
KERACUNAN MBG -- Sejumlah siswa di Pedamaran OKI yang diduga keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (2/9/2025). Dinkes Sumsel terjunkan tim ke lokasi. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menurunkan tim ke Ogan Komering Ilir (OKI), untuk meninjau para siswa yang menjadi korban dugaan keracunan makanan dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel Dedy Irawan mengatakan, tim Dinkes Sumsel langsung menuju OKI, pagi tadi untuk koordinasi dan memantau SPPG serta puskesmas tempat siswa dirawat. 

"Saat ini tim sedang berada di lapangan. Mereka sekaligus mengecek satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang ada di OKI," kata Dedy, Rabu (3/9/2025). 

Menurutnya, jumlah siswa yang dirawat di Puskesmas Pedamaran terus bertambah. Hingga Rabu siang total yang mendapat perawatan sebanyak 69 siswa.

"Laporan yang didapat sampai pagi tadi ada 69 anak yang mendapat perawatan di Puskesmas Pedamaran," katanya.

Baca juga: Kesaksian Siswi Diduga Keracunan MBG di OKI, Mual Hingga Muntah Setelah Makan Nasi dan Sop

Menurutnya, penambahan siswa yang diduga keracunan itu terjadi sejak subuh dan pagi tadi. Mereka memiliki gejala yang sama, pusing, sakit perut, mual dan muntah.

"Beberapa di antaranya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Hingga siang ini yang masih dirawat tinggal 13 anak, sisanya 56 anak sudah diperbolehkan pulang," katanya.
 
SEBELUMNYA, Satuan tugas (satgas) program makanan bergizi gratis Kabupaten Ogan Komering Ilir (MBG OKI) mulai temukan titik terang terkait dugaan keracunan yang menimpa 80 siswa di Kecamatan Pedamaran. 

Diduga kuat, insiden ini disebabkan oleh jeda waktu konsumsi yang terlalu lama.

Menurut Ketua Satgas MBG OKI, HM. Lubis makanan yang dibagikan untuk siswa yang masuk siang telah disiapkan sejak pukul 11.00 WIB.

Namun, makanan tersebut baru disantap para siswa sore hari.

Maka dari itu, dengan jeda waktu penyimpanan yang panjang inilah diduga memicu penurunan kualitas makanan dan menyebabkan gangguan pencernaan.

"Hal ini memicu penurunan kualitas makanan dan diduga menyebabkan gejala gangguan pencernaan pada sejumlah siswa," jelas Lubis ditemui wartawan Tribunsumsel.com pada Rabu (3/9/2025) sore.

Dalam memastikan penyebab pasti, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI telah mengambil langkah cepat.

Sampel makanan dan sampel medis korban sudah dikirim ke Balai Besar POM untuk diteliti lebih lanjut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved