Berita OKU Timur

Pelajar di OKU Timur Dilarang Turun ke Jalan Ikut Demo, MKKS Ingatkan Peran Orang Tua dan Guru

MKKS OKU Timur jmenggandeng orang tua dan guru untuk berdiri di garda terdepan menjaga anak-anak agar tak ikut demo.

TRIBUNSUMSEL.COM/CHOIRUL ROHMAN
PENCEGAHAN PELAJAR DEMO -- Ketua MKKS SMK OKU Timur, Drs Ribut Setiadi, memberikan arahan kepada guru terkait pengawasan siswa, Selasa (02/09/2025). Langkah ini menjadi bagian dari upaya pencegahan keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA -- Kewaspadaan terhadap potensi keterlibatan pelajar dalam aksi demonstrasi menjadi perhatian serius Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK OKU Timur.

Alih-alih membiarkan siswanya larut dalam arus massa, MKKS justru menggandeng orang tua dan guru untuk berdiri di garda terdepan menjaga anak-anak mereka.

Langkah ini tertuang dalam Surat Tugas Nomor 870/018/MKKS/SMK OKUT/VIII/2025 yang diterbitkan pada 31 Agustus 2025.

Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua MKKS SMK OKU Timur, Drs Ribut Setiadi, dengan sejumlah instruksi jelas. 

Seperti memastikan siswa tidak ikut aksi, membangun kerja sama intensif dengan orang tua, melakukan pengawasan di titik kumpul pelajar, hingga melaporkan perkembangan situasi kepada MKKS.

Rangkaian pemantauan dilaksanakan pada 1–2 September 2025 di seluruh SMK yang bernaung di bawah MKKS OKU Timur, menindaklanjuti edaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel tertanggal 31 Agustus 2025 terkait rencana unjuk rasa.

Baca juga: Polda Sumsel Amankan 4 Penyusup Demo Bersenjata Tajam dan Bom Molotov di Depan DPRD

Ribut Setiadi, yang juga Kepala SMK Negeri 1 Martapura, menegaskan bahwa pencegahan ini tidak akan berjalan efektif tanpa kepedulian orang tua dan guru.

Ia pun menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan yang sudah diberikan.

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh orang tua/wali siswa serta Bapak/Ibu guru yang telah menunjukkan perhatian, kepedulian, dan kerja sama luar biasa. Sehingga anak-anak tidak ikut dalam aksi demonstrasi,” ujarnya, Selasa (02/09/2025).

Ribut menilai, kolaborasi ini bukan sekadar menjaga ketertiban sementara, melainkan juga bagian dari komitmen bersama untuk melindungi masa depan generasi muda.

Dengan pengawasan ekstra, siswa tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring tanpa gangguan.

Lebih jauh, Ribut menekankan bahwa mencegah siswa turun ke jalan bukan berarti membatasi aspirasi.

Ia justru mendorong anak-anak untuk belajar menyampaikan pendapat dengan cara yang lebih aman, santun, dan sesuai usia mereka.

Menurutnya, orang tua dan guru memiliki peran vital dalam membentuk karakter serta pola pikir pelajar agar lebih kritis namun tetap bertanggung jawab.

“Semoga sinergi antara sekolah dan keluarga terus terjaga demi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, kondusif, dan berintegritas,” tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved