Berita OKU Timur

Petani di OKU Timur Senang Harga Pupuk Subsidi Turun, Tapi Khawatir Ancaman Hama yang Kian Adaptif

Namun dibalik semangat baru itu, tersimpan kekhawatiran lain yakni serangan hama yang kian sulit dikendalikan.

Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Choirul Rahman
MENGECEK SAWAH -- Petani di Desa Bukit Sari, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, tengah memeriksa kondisi tanaman padi di sawahnya, Kamis (23/10/2025). Para petani setempat menyambut positif rencana penurunan harga pupuk bersubsidi yang dinilai dapat menekan biaya tanam dan menambah semangat jelang musim tanam baru. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Kabar penurunan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi jenis Urea dan Phonska disambut antusias oleh para petani di Kabupaten OKU Timur.

Bagi mereka, kebijakan ini menjadi angin segar di tengah naiknya berbagai kebutuhan pertanian.

Namun dibalik semangat baru itu, tersimpan kekhawatiran lain yakni serangan hama yang kian sulit dikendalikan.

Jodi Ariabima, S.P., Sekretaris Kelompok Tani Argo Jaya di Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura, mengakui bahwa informasi penurunan harga pupuk subsidi memang sudah beredar.

Namun, di tingkat desa, harga di lapangan masih belum berubah.

“Untuk di desa sekarang masih harga yang sama, belum mengalami penurunan. Masih di kisaran Rp112 ribu sampai Rp115 ribu per sak,” jelasnya, Kamis (23/10/2025).

Menurut Jodi, hal itu terjadi karena stok pupuk di toko dan gudang masih merupakan hasil tebusan dengan harga lama. Pihak pengecer juga masih menunggu hasil rapat terbaru untuk menyesuaikan harga.

“Memang ada edaran penurunan HET, tapi untuk bulan ini masih harga lama karena stok di gudang masih dari pembelian sebelumnya. Yang pasti nanti akan turun, tinggal menunggu keputusan resmi dari pengecer,” tambahnya optimis.

Penurunan harga pupuk dipandang sangat berpengaruh terhadap efisiensi biaya tanam.

Jodi menyebut, dengan harga yang lebih terjangkau, petani dapat mengalihkan sebagian modal pupuk ke kebutuhan lain, seperti pembelian obat hama atau perangsang pertumbuhan tanaman.

“Kalau harga pupuk turun, tentu modal tanam ikut menurun. Sisanya bisa dialihkan untuk kebutuhan pendukung tanaman lainnya,” katanya.

Baca juga: Kisah Petani di Inhu Riau Duel dengan 3 Harimau Kondisi Tangan Kosong, Harimau Lari usah Ditendang

Baca juga: Perkuat Ketahanan Pangan, PTBA Hadirkan Dua PLTS Irigasi untuk Petani Muara Enim

Ia juga menilai kebijakan ini membawa semangat baru di kalangan petani. Selain stok pupuk yang kini relatif mudah diperoleh, penurunan harga akan semakin memotivasi mereka untuk meningkatkan hasil panen.

“Sekarang stok pupuk sudah mudah, dan kalau harga turun, tentu menjadi semangat bagi petani,” ungkapnya.

Meski menyambut baik turunnya harga pupuk, Jodi mengingatkan ancaman serius yang kini dihadapi petani seperti meningkatnya ketahanan hama terhadap berbagai jenis obat-obatan.

“Tantangan yang lebih besar sekarang adalah hama yang semakin beradaptasi dengan obat-obat yang ada. Banyak obat sudah tidak mempan, sehingga petani harus keluar biaya ekstra,” terangnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved