Berita UMKM

Melirik Keripik Jengkol Yana, Usaha Rumahan di Kampung Jengkol PALI Jadi Penopang Ekonomi Keluarga

Jengkol atau jering dalam bahasa lokal di Kabupaten PALI, merupakan sejenis buah polong yang cukup dikenal masyarakat.

Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Moch Krisna
SRIWIJAYA POST/Apriansyah Iskandar
USAHA KERIPIK JENGKOL -- Yana (49) seorang ibu rumah tangga yang menjadi salah satu pelaku Usaha Keripik Jengkol di Lorong Asrama RT 04 RW 10 Kelurahan Talang Ubi Timur Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, menceritakan pengalaman usaha yang dirintisnya, peroses pembuatan hingga kesulitan saat ditemui di Rumahnya, Senin (2/6/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI -- Jengkol atau jering dalam bahasa lokal di Kabupaten PALI, merupakan sejenis buah polong yang cukup dikenal masyarakat.

Buah ini dapat diolah menjadi hidangan keluarga dan cemilan yang menggoda selera.

Selain itu Jengkol juga disebut bermanfaat untuk kesehatan tubuh karena kandungan vitamin, zat besi, kalsium dan fosgor yang terkandung di dalamnya.

Disisi ekonomi-pun masih menjanjikan pangsa pasar, baik dalam bentuk mentah ataupun yang sudah diolah, seperti keripik jengkol salah satunya.

Potensi ini dibaca Rudiyana (49), salah seorang warga lorong asrama RT 04 RW 10 Kelurahan Talang Ubi Timur Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI.

Melalui kepiawaian ibu rumah tangga yang kerap disapa bik Yana ini, buah jengkol tersebut dijadikannya sumber usaha penopang ekonomi keluarga dengan cara memproduksinya melalui pembuatan kripik atau biasa disebut dengan "Keripik Jering".

Yana menerangkan, niat awal saat merintis usaha ini, berawal dari coba-coba membuat usaha produk makanan dari bahan baku jengkol, untuk mengisi waktu luang sembari mengurus rumah tangga.

Namun siapa sangka Yana justru mendapat omzet jutaan rupiah dari usaha keripik jengkol bernama "Keripik Jengkol Barokah."

Menariknya, Keripik Jengkol Barokah, dirintis dengan modal awal sekitar Rp 50 ribu.

Di tangan Yana, jengkol yang dikenal bau disulap menjadi produk makanan olahan yang nikmat dikonsumsi dan tidak berbau.

Kepada Sripoku.com saat ditemui dirumahnya, Yana menceritakan, ia mulai menekuni usaha keripik jengkol ini sudah dijalani sejak sepuluh tahun yang lalu, pada 2015 silam.

"Kalau mulai buka usaha keripik jengkol sudah sekitar 10 tahunan. Tapi untuk pemasarannya berkembang luas dan optimal baru sekitar 5 tahun. Awalnya kita coba-coba beli sedikit jengkol untuk membuat keripik. Karena banyak yang beli dan minta dibuatkan keripik, muncul ide untuk menekuni usaha keripik jengkol ini, sehinggah menjadi tambahan ekonomi keluarga," ujar Yana, Senin (2/6/2025).

Awalnya usaha keripik jengkolnya itu, dipasarkan dengan cara dititipkan di warung- warung sekitar.

Ia juga pernah mengalami kegagalan, karena produk keripik jengkolnya tidak bisa bertahan lama di warung.

Akhirnya Yana menemukan solusinya, dimana dengan pemberian resep racikan pada sambal yang lebih pas, dan diberikan menunggu dingin agar keripik renyah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved