Berita Viral

Nasib Ibu, Adik dan Kakak usai Arjuna Tulang Punggung Keluarga Tewas Dikeroyok di Masjid Sibolga

Arjuna meninggalkan ibu, adik dan kakak yang selama ini ia hidupi dari hasil melaut. Kini keluarga harus kehilangan Arjuna

Editor: Weni Wahyuny
Serambinews.com/kolase
TEWAS DIKEROYOK - Cahaya Amonta, adik Arjuna Tamara tak kuasa menahan tangis sang kakak tewas dikeroyok oleh lima orang di Masjid Agung Sibolga. Kini tak ada lagi sosok yang mencari nafkah di keluarganya. 

Ringkasan Berita:
  • Arjuna jadi tulang punggung keluarga usai ayahnya meninggal pada April 2025 lalu
  • Arjuna melaut untuk menghidupi ibu, adik dan kakaknya yang masih mengenyam pendidikan
  • Kini Arjuna tewas dikeroyok saat istirahat di masjid

TRIBUNSUMSEL.COM, MEDAN – Nasib pilu dialami oleh ibu, kakak dan adik Arjuna Tamaraya (21), pemuda yang tewas dikeroyok saat beristirahat di Masjid Agung, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Jumat (31/10/2025). 

Pasalnya kini mereka tak ada yang menghidupi lagi usai Arjuna tewas.

Arjuna adalah tulang punggung keluarga usai sang ayah tak ada lagi di kehidupan mereka.

Tulang punggung keluarga adalah sebutan untuk orang yang menjadi penopang utama dalam memenuhi kebutuhan keluarga, terutama dalam hal ekonomi atau tanggung jawab hidup sehari-hari.

Sehari-hari Arjuna melaut untuk menghidupi keluarganya.

Namun ia tewas dikeroyok saat akan mencari nafkah.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Apalagi Arjuna juga merupakan anak satu-satunya laki-laki dari empat bersaudara.

Pamannya, Kausar, mengatakan Arjuna dikenal baik dan menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal pada April 2025. 

Ia membiayai hidup ibu, adik, dan kakaknya, termasuk pendidikan adiknya di Aceh. 

"Dia menggantikan posisi ayahnya jadi tulang punggung keluarga. Dia menjadi nelayan, dia juga membiayai biaya adik dan kakaknya kuliah di Aceh," ujar Kausar melalui telepon seluler, Rabu (5/11/2025). 

Kausar mengatakan sebelum kejadian, Arjuna hendak berangkat melaut dan menumpang beristirahat di teras masjid setelah membeli nasi goreng senilai Rp 10.000. 

Penjual makanan itu bahkan menolak menerima bayaran. 

Sekitar pukul 03.00, ZP, seorang penjual sate yang juga tersangka, mendatangi korban dan melarangnya tidur di masjid. 

Saat Arjuna tetap tidur, ZP memanggil empat pelaku lainnya untuk menganiaya korban hingga tewas. 

Sumber: Kompas
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved