PT Sritex Pailit
Profil Haji Muhammad Lukminto, Pendiri PT Sritex yang Pailit hingga PHK Massal 10.669 Karyawan
Mengenal Haji Muhammad Lukminto, pendiri PT Sritex atau Sri Rejeki Isman Tbk, perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia alami pailit.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal pendiri PT Sritex atau Sri Rejeki Isman Tbk, salah satu perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia alami pailit.
Berdirinya Sritex berawal dari usaha kios sederhana bernama UD Sri Rejeki yang berlokasi di Pasar Klewer, Kota Solo.
Kios ini didirikan oleh dulunya pedagang kain bernama Haji Muhammad Lukminto atau Ie Djie Shien pada 1966.
Lukminto merupakan kelahiran pada 1 Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur.
Baca juga: Mengenal PT Sritex, Raksasa Tekstil Indonesia yang Pailit hingga PHK Massal Ribuan Karyawan

Lukminto dijuluki sebagai raja batik dan berhasil membeli dua kios di Pasar Klewer pada 1967 setelah bisnisnya berkembang pesat.
Melansir dari Instagram @sritexindonesia, Haji Muhammad Lukminto dikenal sebagai sosok pemimpin yang memberikan teladan bagi kehidupan keluarga, anak-anak dan juga karyawan Sritex Group.
"Dari banyaknya nasehat, ada salah satu nasehat yang dapat membimbing kita semua yaitu “Kalau kamu ingin sukses kamu tidak usah berfikir bagaimana itu sukses, yang penting kamu kerja keras dulu, tekun & memiliki visi itu sudah” tulis akun tersebut pada (1/7/2024).
Pria keturunan Tionghoa ini membuka pabrik cetak pertama yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Surakarta pada tahun 1968.
Setahun kemudian, Lukminto membuka pabrik cetak pertama yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Surakarta.
Pabrik kedua yakni pabrik tenun dibangun pada 1982.
Pabrik tekstil itu kemudian direlokasi ke Desa Jetis, Sukoharjo dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau Sritex.
Pada 3 Maret 1992, pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di Surakarta.
Setelah sukses di dalam negeri, Sritex mencoba menembus pasar Eropa pada 1992.
Perusahaan yang kini menjadi raksaksa tekstil di Asia Tenggara itu berhasil membuat seragam bagi NATO dan tentara Jerman yang kualitasnya diakui.
Sejak saat itu, Sritex berkembang memproduksi rata-rata 24 juta potong kain per tahun untuk 40 negara.
Baca juga: VIDEO Tangis Ribuan Karyawan Kena PHK Massal PT Sritex Setelah 25 Tahun Bekerja, Pamit ke Pedagang
Perusahaan ini juga mengerjakan pakaian dengan merek ternama seperti Uniqlo, Zara, JCPenney, New Yorker, Sears, serta jaringan Walmart.
Pada 2007, Lukminto menyerahkan kepemimpinan Sritex ke putra sulungnya, Iwan Setiawan Lukminto.
Di kepemimpinan Iwan Setiawan, Sritex berkembang menjadi perusahaan tekstil besar.
Kabar Terbaru Eks Karyawan PT Sritex Ngadu Belum Dapat THR Jelang Lebaran, Kurator Tunggu Dana Cukup |
![]() |
---|
Kabar Baik 5000 Eks Karyawan PT Sritex Bakal Kembali Direkrut, Investor Baru Bakal Operasikan Pabrik |
![]() |
---|
PT Sritex Pailit Ternyata Punya 11 Anak Perusahaan, Anggota DPR Minta Pemilik Tanggung Jawab |
![]() |
---|
Gegara Ketidakpasian Informasi, Buruh Sritex Terancam Tidak Terima THR dan Pesangon |
![]() |
---|
Update PT Sritex Ternyata Bakal Diakuisisi Perusahaan BUMN, Menaker: Ada Beberapa Kandidat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.