PT Sritex Pailit
Profil Haji Muhammad Lukminto, Pendiri PT Sritex yang Pailit hingga PHK Massal 10.669 Karyawan
Mengenal Haji Muhammad Lukminto, pendiri PT Sritex atau Sri Rejeki Isman Tbk, perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia alami pailit.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Grup ini bahkan memiliki sekitar sepuluh hotel di Solo, Yogyakarta, dan Bali.
Pada 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk secara resmi terdaftar sahamnya dengan kode ticker dan SRIL pada Bursa Efek Indonesia.
Pencapaian ini membuat Iwan Setiawan tercatat sebagai orang Indonesia terkaya nomor 49 pada 2020 dengan kekayaan 515 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,5 triliun (kurs saat ini), menurut Forbes.
Saat ini, Sritex dipimpin oleh Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto. Dia adalah adik Iwan Setiawan sekaligus anak keempat H.M Lukminto, pendiri Sritex.
Iwan juga merupakan pendiri Musem Tumurun di Surakarta pada 2018. Museum ini fokus terhadap seni modern dan kontemporer Indonesia.
Selain itu, meski dikenal sebagai perusahaan tekstil, keluarga Lukminto juga memiliki bisnis lain, salah satunya yang populer adalah Gedung Olahraga (GOR) Sritex yang berada di Kota Solo.
Iwan yang memperoleh gelar sarjana dari Johnson & Wales University, Northeastern University, dan Boston University juga menjadi direksi PT Huddleston Indonesia.
Produksi dan bisnis Sritex
Divisi produksinya meliputi:
- Pemintalan (Spinning): Mengolah kapas menjadi benang dengan kapasitas produksi mencapai 1.405 bale per hari.
- Penenunan (Weaving): Mengubah benang menjadi kain mentah (greige) dengan kapasitas produksi harian sebesar 229.766 meter.
- Penyempurnaan (Finishing): Proses pewarnaan dan pencetakan kain dengan kapasitas produksi mencapai 306.358 yard per hari.
- Garmen (Garment): Memproduksi pakaian jadi, termasuk seragam militer dan pakaian fashion, dengan kapasitas produksi harian sebesar 38.295 potong.
Selain memenuhi kebutuhan domestik, Sritex juga memiliki basis pelanggan internasional yang tersebar di lebih dari 100 negara, dengan pasar utama di Eropa, Amerika Serikat, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Kini, PT Sritex harus gulung tikar permanen per tanggal 1 Maret 2025 akibat pailit.
Kejatuhan PT Sritex menjadi pukulan berat, tidak hanya bagi ribuan pekerjanya, tetapi juga bagi dunia bisnis dan manufaktur Indonesia secara keseluruhan.
Dampaknya, sebanyak 10.669 buruh Sritex merasakan kesedihan setelah kehilangan pekerjaan.
10.669 orang karyawan dengan rincian:
1.065 karyawan PT Bitratex Semarang terkena PHK.
Kabar Terbaru Eks Karyawan PT Sritex Ngadu Belum Dapat THR Jelang Lebaran, Kurator Tunggu Dana Cukup |
![]() |
---|
Kabar Baik 5000 Eks Karyawan PT Sritex Bakal Kembali Direkrut, Investor Baru Bakal Operasikan Pabrik |
![]() |
---|
PT Sritex Pailit Ternyata Punya 11 Anak Perusahaan, Anggota DPR Minta Pemilik Tanggung Jawab |
![]() |
---|
Gegara Ketidakpasian Informasi, Buruh Sritex Terancam Tidak Terima THR dan Pesangon |
![]() |
---|
Update PT Sritex Ternyata Bakal Diakuisisi Perusahaan BUMN, Menaker: Ada Beberapa Kandidat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.