Pembunuhan Bocah di Cilegon

Sadisnya Emi, Eksekutor Pembunuhan Bocah di Cilegon, Sarankan Bakar Jasad Korban

Terungkap sadisnya Emi salah satu dari lima pelaku penculikan dan pembunuhan APH (5) bocah, ternyata sempat sarankan bakar jasad korban

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Ig@lambe_turah
Emi (kiri) dan Saenah (kanan) dua dari lima tersangka pembunuhan bocah di Cilegon. Emi diduga punya saran untuk membakar jasad korban. 

Mayat ditemukan tergeletak di batu dengan ciri-ciri memakai baju biru bergambar karakter donald bebek. 

Di media sosial beredar narasi, korban diculik karena pelaku memiliki dendam kepada ayah APH.

Mengutip TribunBanten.com, orang tua korban juga sempat mendapatkan teror dan ancaman dari Orang Tak Dikenal (OTK).

Teror tersebut didapatkan pihak keluarga korban sebulan sebelum kejadian.

Hal tersebut disampaikan oleh Hanifah, tetangga korban.

"Sebelum APH hilang, mamah APH (yang bernama Amelia) sempat cerita ada yang menerornya sekitar sebulan sebelum penculikan," ujar Hanifah.

Kala itu, lanjut Hanifah, Amelia bercerita kepadanya bahwa teror tersebut didapatkan melalui pesan di WhatsApp.

"Ancamannya lewat whatsapp, katanya mau nyulik APH mau cacatin (melukai keluarga korban) ibu sama bapak APH," jelasnya. 

Hanifah menambahkan, ancaman tersebut diduga dikirim oleh salah satu pelanggan dari Amelia.

Amelia sendiri memiliki usaha kredit barang dan sebelumnya telah menagih utang ke salah satu pelanggannya.

"Kayaknya sih masalah hutang piutang HP,"

"Mamah APH kan sering hutangi barang, istilahnya kredit barang," katanya. 

Diduga, pengirim ancaman tersebut sakit hati terhadap keluarga korban.

Namun, kata Hanifah, yang mengirim pesan whatsapp bukan lah orang yang terduga pelaku. 

Diduga pengirim pesan tersebut adalah suruhan dari pelaku.

"Soalnya pas ditanya, dianya (terduga pelaku) nggak ngaku kalo ngancem, tapi mamah APH bilangnya nggak punya masalah lain selain itu," katanya. 

Keluarga korban juga sudah melaporkan pengancaman tersebut ke kepolisian, namun belum ada tanggapan dari pihak berwajib.

"Masalah ancaman itu sudah lapor ke polisi, cuma nggak ada tanggapan sampai si korban hilang," ungkapnya. 

Sebelum ditemukan tewas, korban APH dikabarkan hilang di kamar kontrakannya.

Hal tersebut disampaikan oleh Arif, tetangga korban.

Korban hilang pada Selasa (17/9/2024) lalu saat sedang sendirian di rumahnya.

"Kejadian sekitar jam 1 siang, posisi si ibu lagi jemput suaminya untuk makan siang dan si anak berada di dalam rumah," ujarnya, dikutip dari TribunBanten.com.

Saat itu, lanjut Arif, korban sedang bermain di dalam kamar dengan kondisi rumah terkunci.

Namun, saat ibu korban kembali, APH sudah menghilang.

"Tidak lama setelah ibunya pergi sekitar 5 hingga 10 menit si ibunya balik, ketika si ibunya balik, posisi si anak sudah tidak ada di dalam kamar," ungkapnya.

Arif menceritakan, selain APH, handphone ibu korban juga dibawa.

"Di lacak GPS nya sempat berada di daerah Jombang Jawa Timur, tidak lama setelah itu GPS nya hilang," tandasnya.

Keluarga Korban Sempat Diteror Orang Tak Dikenal

Sejak menjadi rentenir, keluarga APH kerap mendapatkan teror dan ancaman berupa penculikan dan pembunuhan dari orang tak dikenal (OTK).

Aksi pengancaman dilakukan melalui pesan WhatsApp (WA) sebanyak 4 kali sejak satu bulan lalu. 

Hal itu disampaikan Hanifah, warga setempat yang mengaku mengetahui sedikit informasi dari Amelia yang merupakan ibu dari korban.

"Sebelum Aqila hilang, mamah Aqila (Amelia,-red) sempet cerita ada yang menerornya sekitar sebulan sebelum penculikan," ujarnya kepada TribunBanten.com saat ditemui di rumah korban, Kamis (19/9/2024).

Saat itu, kata dia, Amelia bercerita kepadanya melalui sambungan telepon.

Bahwasanya keluarnya tengah diteror oleh orang tak dikenal melalui pesan WhatsApp.

"Ancamannya lewat whatsapp, katanya mau nyulik Aqila mau cacatin (melukai keluarga korban,-red) ibu sama bapak Aqila" jelasnya.

Hanifah menyebut, ancaman itu diduga dikirim oleh salah satu pelanggan dari Amelia.

Di mana Amelia yang diketahui memiliki usaha kredit barang, sebelumnya telah menagih utang ke salah satu pelanggannya.

"Kayanya sih masalah hutang piutang HP. Mamah Aqila kan sering hutangin barang, istilahnya kredit barang," katannya.

"Diduga yang ngirim pesan ancaman ini, mungkin sakit hati," imbuhnya.

Namun, kata Hanifah, yang mengirim pesan whatsapp bukan lah orang yang terduga pelaku.

Melainkan orang lain, yang diduga menjadi suruhan dari si terduga pelaku.

"Soalnya pas ditanya, dianya (terduga pelaku,-red) enggak ngaku kalo ngancem, tapi mamah Aqila bilangnya enggak punya masalah lain selain itu," katanya.

Diakui Hanifah, masalah teror dan ancaman itu bahkan sempat dilaporkan keluarga korban ke pihak kepolisian.

Meski sudah menyampaikan sejumlah bukti, kata dia, namun belum ada tanggapan dari pihak kepolisian.

"Masalah ancaman itu sudah lapor ke polisi, cuma enggak ada tanggapan sampai si korban hilang," ungkapnya.

Setelah keluarga korban melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian.

Ancaman dan teror yang sering diterima keluarga korban sempat meredam.

"Setelah itu udah enggak ada kabar lagi tuh, enggak ada yang neror lagi. Terakhir sampai si Aqila ini hilang," jelasnya.

Meski demikian, Hanifah mengaku hanya mendapatkan informasi sedikit dari Amelia ibu dari korban.

Namun ia mengaku sedih dan merasa berduka atas kehilangan Aqila.

"Korban ini orangnya baik, ceria, mamahnya juga baik, sering ajak main sama Aqila di sekitar sini," tandasnya.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved