Mata Lokal Desa

Mengenal Asal Usul Nama Suka Pindah di Ogan Ilir, Ternyata Berawal Dari Zaman Penjajahan Belanda

Wilayah desa ini berada dekat Jalan Lintas Palembang-Kayuagung yang merupakan ruas Jalan Trans Sumatera.

|
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana
Mobilitas warga menuju Desa Suka Pindah lewat akses jembatan desa setempat, Kamis (29/8/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Desa Suka Pindah terletak di Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Wilayah desa ini berada dekat Jalan Lintas Palembang-Kayuagung yang merupakan ruas Jalan Trans Sumatera.

Letak Desa Suka Pindah yang strategis menjadikannya salah satu rangkaian urat nadi perekonomian karena sejak lama menjadi jalur akses dari Palembang menuju Kayuagung, maupun sebaliknya.

Menilik sejarahnya, cikal bakal Desa Suka Pindah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda tepatnya di tahun 1912.

Kala itu, desa yang awalnya bernama Kampung Anyar itu menjadi tempat pelarian warga yang menghindari pengaruh buruk penjajah.

"Dulu orang kita itu diadu domba oleh Belanda dan terpecah-belah. Sehingga berkonflik, bermusuhan, kemudian banyak yang pindah tempat tinggal," kata pemangku adat di Desa Suka Pindah, Islamudin, Kamis (29/8/2024).

Warga Kampung Anyar ketika itu merupakan penduduk yang berasal desa-desa lain di Tanjung Raja, seperti Talang Balai, Tanjung Agas, Ulak Kerbau.

Mereka berkumpul di Kampung Anyar dan membangun komunitas baru, namun seiring dengan terjadi keluar-masuk penduduk di kampung tersebut.

"Jadi, orang lama dan orang baru di Kampung Anyar itu sudah jauh jaraknya (tak berkumpul di waktu yang sama). Karena banyak yang pindah, keluar-masuk kampung, sehingga akhirnya masyarakat ketika itu menamai tempat mereka yaitu 'Suka Pindah'," terang Islamudin.

Baca juga: Produsen Kain Songket di Ogan Ilir Bersyukur Promosi Produk Jangkau Pasar Lebih Luas

Baca juga: Pelaku UMKM Sumringah, Produksi Kain Gebeng Jalan Terus Berkat Pemkab Ogan Ilir

"Memang nama 'Suka Pindah' murni diambil dari bahasa Indonesia," imbuhnya.

Warga Suka Pindah ketika itu terpecah menjadi tiga kelompok.

"Dan hingga saat ini, entah kebetulan atau tidak, Desa Suka Pindah terbagi menjadi tiga dusun," ujar Islamudin.

Di awal pembentukannya, Desa Suka Pindah ketika itu dipimpin seorang ahli agama dari Palembang bernama KH. Agus Salim yang berdakwah ke penjuru Sumatera Selatan.

Desa Suka Pindah berbatasan dengan Desa Tanjung Agas di sebelah timur, Ulak Kerbau Lama dan Ulak Kerbau Baru di sebelah barat, Siring Alam di sebelah utara dan Jagalano (Kecamatan Rantau Panjang) di sisi selatan.

Penduduk Desa Suka Pindah pada tahun 2024 berjumlah 1.380 orang, merupakan suku Pegagan yang mayoritas bekerja sebagai petani.

"Orang-orang Suka Pindah itu homogen. Hampir seluruhnya menikah dengan sesama suku Pegagan, tidak ada suku lain yang tinggal di desa ini," ungkap Islamudin.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved