Mata Lokal Desa
KWT Mekar Arum Desa Karang Manik OKU Timur Kembangkan Usaha Bibit Cabai, Raih Omzet Jutaan
Ketua KWT Mekar Arum, Tatik Wijiati, menjelaskan bahwa para anggota kelompok kini juga fokus mengelola rumah pembibitan cabai berukuran 5 x 14 meter.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA – Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Arum di Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II, OKU Timur, Sumsel terus membuktikan peran strategis perempuan dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus membuka peluang usaha produktif.
Ketua KWT Mekar Arum, Tatik Wijiati, menjelaskan bahwa para anggota kelompok kini juga fokus mengelola rumah pembibitan cabai berukuran 5 x 14 meter.
Dari lahan tersebut, mereka mampu menyemai hingga 10.000 batang bibit cabai dalam sekali periode.
“Sekali penyemaian bisa mencapai 2.000 batang. Bibit ini kemudian kami jual dalam bentuk nampan, satu nampan isi kurang lebih 100 batang dengan harga Rp50.000,” ujar Tatik, Minggu (24/08/2025).
Jika dihitung, hasil penjualan bibit cabai mampu menghasilkan omzet antara Rp1 juta hingga Rp3 juta setiap kali panen bibit.
"Uang tersebut tidak hanya menjadi tambahan penghasilan, tetapi juga digunakan untuk modal usaha kembali, kas kelompok, serta pengembangan usaha tani KWT," bebernya.
Lanjut kata dia, para anggota KWT menerapkan prosedur penyemaian yang rapi, mulai dari pemilihan benih berkualitas, perendaman dengan air hangat, hingga penggunaan media semai campuran tanah gembur, pupuk kandang, dan arang sekam.
"Lalu bibit yang sudah berusia 25–30 hari dengan 4–5 helai daun sejati kemudian siap dipasarkan ke petani yang membutuhkan bibit siap tanam," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk proses penyemaian, KWT Mekar Arum menekuni proses penyemaian cabai terukur dan teliti dengan langkah-langkah yang terukur. Tahapan tersebut antara lain pemilihan benih yang baik.
Benih cabai dipilih dari sumber yang berkualitas, tahan penyakit, dan memiliki daya tumbuh tinggi. Bisa menggunakan benih bersertifikat atau dari buah cabai sehat, matang merah sempurna, dan tidak cacat.
"Lalu benih direndam dalam air hangat bersuhu sekitar 50 derajat Celsius selama 2–3 jam untuk merangsang perkecambahan. Hanya benih yang tenggelam dipakai, sementara yang mengapung dibuang. Untuk meningkatkan daya tumbuh, perendaman bisa ditambah dengan larutan ZPT organik atau air kelapa," paparnya.
Selanjutnya, anggota KWT menggunakan media semai yang dibuat dari campuran tanah gembur (2 bagian), kompos atau pupuk kandang matang (1 bagian), dan arang sekam (1 bagian).
"Media ini diayak halus agar akar mudah berkembang, lalu dimasukkan ke dalam tray semai, polybag kecil, atau bedengan semai," ucapnya.
Kemudian untuk proses penyemaian dilakukan di lubang tanam dibuat sedalam 0,5 cm, lalu diisi 1–2 biji cabai. Benih ditutup tipis dengan tanah atau arang sekam halus, kemudian disiram menggunakan sprayer halus agar tidak merusak biji.
Untuk perawatan bibit diletakkan di tempat teduh, tidak terkena hujan langsung, namun tetap mendapat sinar matahari pagi.
Pemdes Peracak Jaya OKU Timur Perbaiki Jalan Desa Demi Sukseskan Jalan Sehat HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Ronda Malam Kembali Dihidupkan Warga Tulang Bawang OKU Timur, Bangun Rasa Aman Lewat Kebersamaan |
![]() |
---|
Mengenal Larung Telaga, Tradisi Warga Sugihwaras Musi Rawas, Digelar di Muharram di Danau Gegas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.