Pembunuh di Macan Lindungan Ditangkap

Bantah Tak Bayar Gaji, Suami Korban Pembunuhan di Macan Lindungan Palembang Heran Pelaku Akui Dendam

suami dan ayah korban pembunuhan di Macan Lindungan Palembang membantah pengakuan tersangka yang mengaku sakit hati gajinya tak dibayar

TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN/Dok Polisi
Anung Kurniawan (kiri) suami dan ayah korban pembunuhan di Macan Lindungan Palembang bantah pengakuan tersangka Suganda (kanan) yang mengaku sakit hati karena gajinya tak dibayar. 

"Terkait nama Hendro, itu adalah bagian alibi. Memang sempat beredar cerita (nama Hendro), namun itu bagian alibi tersangka. Tentu kami menyikapi tindak pidana menyesuaikan barang bukti dan petunjuk yang ada," ujar Haryo dalam rilis tersangka yang digelar di Polrestabes Palembang, dilihat dari Live FB Sripoku Update, Rabu (17/4/2024).

Kata Harryo, kepastian soal nama Hendro hanya alibi tersangka didapat berdasarkan keterangan pengemudi ojek online (ojol) yang mengantar tersangka ke rumah korban.

Dari pemeriksaan awal, ojol tersebut mengatakan, tersangka hanya seorang diri saat minta diantarkan ke rumah korban. 

"Tersangka ini berangkat dari kos-kosaan sendiri menggunakan ojol yang drivernya sudah kita identifikasi, dan  sejak pertama drivernya membenarkan tersangka pergi sendiri," ujarnya.

Kesaksian tersebut menjadi acuan polisi untuk menyimpulkan tersangka ingin mengacau pengungkapan kronologi tindak pembunuhan yang sudah dilakukannya. 

"Itu yang jadi acuan kami mengungkapkan alibi tersangka yang ingin mengacaukan rakaian cerita yang sedang kami selesaikan," ujarnya. 

Ngaku Sakit Hati

Suganda mengaku, dia dendam dengan suami korban karena masalah gaji yang sering tak seharusnya. 

"Dendam dengan suami korban pak, soal gaji," ungkap Suganda. 

Suganda menuturkan, gajinya bukan tidak dibayar, namun sering diundur undur oleh suami korban.

"Aku minta gaji kayak mau ngemis-ngemis itu pak. Aku datang ke rumah mint,  tidak ada jawabannya, datang lagi minta lagi tidak ada jawabannya, " kata dia.

Lanjut dikatakan Suganda, dirinya ikut bekerja dengan Anung, dirinya di upah uang (gaji-red), sebesar Rp 150 ribu.

"Saya bekerja dengan suami korban secara freelance sudah 1 bulan. Dan tidak bekerja lagi," bebernya. 

Lantaran uang yang dititipkan ke orangtuanya hanya Rp 1,5 juta, Suganda pun kembali mendatangi rumah Anung.

"Terus pak saya kejar janjinya kemarin Rp 3 juta. Dan datangi kembali rumahnya, " katanya. 

Lebih jauh Suganda menuturkan, saat kejadian dirinya ke rumah korban mengunakan gojek online bersama rekannya yang masih DPO (H-red), dengan mengunakan kendaraan berbeda. 

"Begitu terjadi cek-cok mulut ini, aku langsung kejar korban lewat pintu belakang, sedang H bertugas mengawasi situasi  rumah korban, " katanya sambil mengatakan pisau ia bawa dari rumah. 

Ketika ditanya siapa yang ia habiskan duhulu, jawab Suganda, korban Wasila saat berada di garasi, setelah itu ia baru menghabisi FA. 

"Untuk menghabisi FA dirinya mengambil pisau di dapur. Ini saya lakukan karena mendengar korban menelpon ayahnya, " katanya. 

Ditambahkan Suganda, setelah berhasil kabur dari rumah korban, dirinya kabur ke arah kiri dan bersembunyi di perumahnan kosong untuk ganti baju," tutupnya. 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved