Berita PALI
Kisah Guru SDN 18 Penukal di Talang Kukuy PALI, Rela Jalan Kaki 5 Km Jalan Berlumpur Demi Siswa
Kisah guru SDN 18 Penukal di Talang Kukuy PALI yang rela jalan kaki 5 kilometer kondisi jalan berlumpur demi mencerdaskan siswa.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Kisah guru Sekolah Dasar (SD) 18 Penukal di Talang Kukuy Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir yang rela jalan kaki 5 kilometer di jalan berlumpur demi mencerdaskan siswa semoga bisa menginspirasi tenaga pendidik lainnya.
Saat musim hujan tiba, akses jalan dari Simpang Talang Kukuy Desa Sungai Langan Kecamatan Penukal Kabupaten PALI menuju SDN 18 Penukal yang berlokasi di Talang Kukuy Dusun 3 Desa Sungai Langan, berubah menjadi lumpur yang sangat sulit dilewati kendaraan.
Guru yang mengajar di SDN 18 Penukal tak jarang kendaraannya sering terjebak lumpur dikarenakan jalan yang merupakan satu-satunya akses untuk menuju tempat mereka mengajar, kondisinya sulit dilalui ketika musim hujan.
Setiap harinya, 8 orang guru yang mengajar di SDN 18 Penukal tersebut berjuang menempuh jalan berlumpur dan licin ketika musim penghujan tiba demi berjumpa dengan para siswa -siswinya.
Sedangkan saat musim kemarau, jalanan lumpur itu berubah menjadi jalan yang penuh bebatuan dan keras sepanjang lebih kurang 5 kilometer.
Baca juga: Pemadam Kebakaran Musi Rawas Harus Mandiri dan Profesional, Diusulkan Pisah dari Satpol PP
Akses jalan yang belum tersentuh pembangunan ini, merupakan satu-satunya akses penghubung Desa Sungai Langan menuju Talang Kukuy.
Kondisi jalan berlumpur ketika musim penghujan ini, sudah terjadi selama puluhan tahun yang menyebabkan Dusun 3 Talang Kukuy Desa Sungai Langan terisolir.

Padahal saat ini, jumlah penduduk di Dusun 3 Talang Kukuy Desa Sungai Langan, sudah mencapai lebih kurang 600 jiwa dan ada sekitar 120 Kepala Keluarga.
Leli Marleli salah seorang guru PPPK warga Desa Betung Kecamatan Abab, setiap harinya, untuk mencapai ke sekolah tempat dia mengajar, harus menempuh perjalanan selama 1,5 jam menggunakan sepeda motor.
Sebenarnya menurut Leli, jika tidak sedang musim penghujan,biasanya ia membutuhkan waktu selama 45 menit untuk bisa sampai ke sekolah.
"Karena lumpur nya lengket, jadi motor sering terjebak di lumpur dan sulit melewatinya, apa lagi kebanyakan dari kami para guru perempuan, ada yang bawa anak bayi," ungkap Leni Marleli ketika ditemui hendak pulang dari mengajar, Senin (26/2/2024).
Dengan menggunakan sepeda motor, Leli Marleli dan para guru lainnya, setiap hari harus bersusah paya hmelintasi jalan berlumpur dan lengket ketika musim penghujan tiba.
Kadang, jika motor yang digunakan terjebak lumpur, mereka berteriak minta tolong agar warga membantu membawa motor mereka ke SD 18 Penukal.
"Kalau hujan pagi hari, jalannya juga licin dan lengket, sekitar jam 9 pagi baru sampai sekolah, kadang juga minta bantuan warga kalau sudah tidak sanggup lagi bawa motor, warga yang bantu bawa motor ke sekolah, kami berjalan kaki," kata dia.
Leli bercerita, Ia mulai mengajar di SDN 18 Penukal sejak tahun 2022 lalu, sebelumnya Leni mengajar di salah satu SMP Swasta di Kecamatan Abab.
Berita PALI Terkini
SDN 18 Penukal
Guru SDN 18 Penukal di Talang Kukuy PALI
BeritaRegional
Tribunsumsel.com
Lagi, Kelewar Bersarang di Plafon Sekolah di PALI, Kali ini SDN 3 Tanah Abang, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Launching Perdana Digelar di SDN 2, MBG di Tanah Abang PALI Mulai Didistribusikan ke 3.150 Pelajar |
![]() |
---|
Jawaban Nasib Para Honorer di PALI, BKPSDM Usulkan 1.086 Formasi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Raih Penghargaan Dari Pemerintah, Nyatanya 71 Koperasi Desa Merah Putih di PALI Belum Berjalan |
![]() |
---|
Sepanjang 2025, Tercatat 49 Warga PALI Terjangkit Demam Berdarah, Dinkes Minta Warga Jangan Lengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.