Liputan Khusus Tribun Sumsel
Pupuk Subsidi Susah Didapat, e-ALokasi Kurang Efektif, Penerima Alokasi Tak Bisa Digantikan -2
Provinsi Sumsel mendapatkan 250 ribu ton urea dan 188 ribu ton NPK. Namun terdaftar di e-alokasi hanya 150 ribu ton untuk urea dan 172 ribu ton NPK.
Ia menjelaskan, itu serapan sampai November 2023 dengan rincian sebanyak 150 ribu ton urea realisasinya baru 71,91 persen, artinya baru sekitar 108 ribuan ton terserap. Sedangkan untuk NPK dari 172 ribu ton baru terserap 62,78 persen atau 106,9 ribu ton.
"Ada beberapa kendala penyerapan belum maksimal seperti yang bisa membeli pupuk subsidi nama yang sudah terdaftar di e-alokasi. Jadi by name by address, tidak bisa digantikan yang lain," katanya.
Ia mencontohkan, misal si A musim tanam pertama ambil 200 kg. Kemudian musim tanam kedua tidak ambil, jadi tidak terserap, karena nama tersebut yang boleh mengambil.
Kemudian mengalami el nino atau kemarau panjang, petani berharap hujan dulu baru beli pupuk. Akibat waktu mau membeli bareng banyak berbarengan sehingga butuh waktu.
Lalu memang petani sedang tidak ada uang, akibat dari daya beli rendah.
"Sebelumnya pusat memberikan alokasi yang ada ke Sumsel selalu kurang. Namun ketika sudah ditambah ada aturan baru yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian," katanya.
Dari Permentan itu hanya sembilan yang diperbolehkan mendapatkan pupuk subsidi yaitu bawang merah, bawang putih, cabai, jagung, kakao, kedelai, kopi, padi dan tebu. Sedangkan sawit dan karet tidak boleh lagi, padahal dua tanaman ini yang menyumbang cukup besar untuk serapan pupuk subsidi.
"Dari Ogan Ilir sampai Lubuklinggau mayoritas sawit dan karet. Untuk itulah di 2024, Prabumulih tidak minta atau tidak terupdate di sistem karena dari sembilan tanama tadi tidak ada di Prabumulih," ungkapnya
Namun seiring berjalannya waktu, pemerintah mengevaluasi bahwa dengan e-alokasi kurang efektif, sehingga untuk 2025 tidak menggunakan e alokasi lagi supaya penyerapan lebih maksimal. Maka untuk 2025 pendataannya dilakukan 2024 mendatang.
Sementara itu terkait luasan baku sawah di Sumsel tahun 2019 seluas 470.602 hektare. Lalu ada 2020 ada penambahan 69.213 hektare menjadi 539.815 hektare. Kemudian pada 2021 ada pengurangan seluas 14.947 hektare. Untuk luasan lahan baku sawah, selain digunakan untuk tanaman padi juga ditanami jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya. (arf/tnf)
Baca berita lainnya langsung dari google news
Berita Palembang Hari Ini
Lipsus Pupuk Subsidi Susah Didapat
Pupuk Subsidi Susah Didapat
mata lokal menjangkau indonesia
Aku Lokal Aku Bangga
Lokal Bercerita
Tribunsumsel.com
Pemilik Kafe Kopi di Palembang Tertolong Momen Buka Bersama, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -3 |
![]() |
---|
Harga Kopi Rp 52 Ribu Per Kg Termahal Sepanjang Sejarah, Kini Ramai-ramai Beli Emas -2 |
![]() |
---|
LIPSUS : Bisnis Kafe Kopi Gulung Tikar, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -1 |
![]() |
---|
Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku Bakal Matikan Usaha, GIPI Sumsel Ajukan Gugatan ke MK -2 |
![]() |
---|
LIPSUS: Pengunjung Karaoke Kaget Tarif Naik, Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku -1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.