Liputan Khusus Tribun Sumsel

Berduyun Daftar Jadi Wakil Rakyat, Pengamat Politik Unsri Ungkap Motif Caleg Selain Gaji Besar -3

Pengamat politik Unsri Dr MH Thamrin menilai berduyun-duyunnya sejumlah masyarakat menjadi anggota legislatif ada beberapa motif selain gaji besar.

Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN
Pengamat politik Unsri Dr MH Thamrin menilai berduyun-duyunnya masyarakat menjadi anggota legislatif ada beberapa motif selain gaji besar mencapai Rp 600 juta setahun. Gambar ilustrasi paripurna DPRD Sumsel beberapa waktu lalu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr MH Thamrin menilai berduyun-duyunnya sejumlah masyarakat menjadi anggota legislatif baik DPR, DPRD jelas gaji dan penghasilan sebagai wakil rakyat salah satu hal yang menggiurkan bagi mereka.

"Yang jelas banyak alasan motif tergantung masing- masing, tapi kalau kita lihat kenapa sekarang berduyun- duyun karena terbuka dan membuka kesempatan bagi setiap orang sebagai calegnya. Kemudian dari sisi daya tariknya remunasi kan, penghasilan lebih banyak, " kata Thamrin.

Aksi demo protes BBM naik marak terjadi di Indonesia. Mahasiswa bersama masyarakat protes kenaikan BBM. Ini kata Pengamat Sosial Unsri Dr M Husni Thamrin.
Pengamat Politik Unsri Dr M Husni Thamrin ungkap motif orang berduyun daftar jadi wakil rakyat. (DOK TRIBUN SUMSEL)

Di sisi lain dengan duduk sebagai anggota legislatif, maka akan mempunyai kekuasaan, dalam hal ikut mempengaruhi kebijakan.

"Mereka mempunyai kekuasaan lebih baik dan mempunyai berbagai keistimewaan. Jadi bukan hanya sekedar penghasilan tapi privilege (hak istimewa) dan dihormati jika jadi, terus mereka punya kekuasaan untuk menentukan apapunlah, termasuk dalam penentuan anggaran, " ungkapnya.

Baca juga: LIPSUS: Setahun Dapat Rp 600 Juta, Gaji Mentereng Wakil Rakyat, Anggota Lebih Besar dari Pimpinan -1

Ditambahkan Thamrin, jikapun nanti banyak anggota dewan yang duduk ternyata tidak sesuai harapan masyarakat dan merealisasikan janjinya, karena selama ini cost politiknya besar, hal itu adalah tugas Partai dalam menentukan calegnya untuk maju dan bisa bekerja untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

"Itulah tugas Partai, artinya melakukan edukasi kepada calon- calonnya, jangan sampai setelah jadi wakil rakyat tapi fungsi legilasi, pengawasan dan anggaran tidak mengetahuinya, dan ini yang sambil belajar yang dianggap berbahaya, " tukasnya.

Baca juga: Gaji Mentereng Wakil Rakyat Setahun Rp 600 Juta, Bacaleg: Mau Cari Uang Enak jadi Pengusaha -2

Dengan penghasilan yang didapat jelas hal itu ukurannya cukup besar dan pastinya ada penghasilan lainnya yang didapat saat jadi anggota DPRD.

"Yang jelas mereka memiliki kenikmatan pertama sisi finansial, dan keistimewaan dalam menentukan kebijakan ataupun pengamanan bisnis dan sebagainya yang tidak dimiliki profesi lain, " pungkasnya.(arf)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved