Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Terinspirasi Mimpi Ibunda, Awal Berdirinya Panti Asuhan Ikhlas Berbagi -1

Kehidupan anak panti saat ini menjadi sorotan publik. Apalagi belum lama ini dihebohkan dengan aksi oknum pengurus panti.

|
Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Kehidupan anak panti saat ini menjadi sorotan publik. Apalagi belum lama ini dihebohkan dengan aksi oknum pengurus panti. 

Sebelumnya Pemerhati Sosial Andi Wijaya, menyoroti kehidupan di panti asuhan, pasca terjadinya tindakan kekerasan yang dilakukan Ketua Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin. Ia melihat tujuan adanya panti asuhan yang sangat mulia tercorang karena adanya oknum yang menyalah gunakan atau memanipulasi anak-anak panti asuhan.

"Namun yang perlu diperhatikan, ternyata tidak semua panti baik untuk anak-anak. Ada beberapa panti yang melakukan bisnis berdalih dengan dakwah," kata Andiwijaya, Jumat (3/3/2023)

Menurutnya, tidak semua anak di panti asuhan itu anak yatim piatu. Bahkan ada juga anak panti yang ada orang tuanya, tapi karena memang ada suatu lain hal anaknya ini dititipkan di pantai.

Ada di beberapa panti, orang tuanya tinggal di luar negeri seperti Malaysia ataupun Singapore jadi TKI dan tiap bulan orang tuanya ini kirim uang ke pantai. Jadinya seperti bisnis penitipan anak.

Ada juga orang tua nya cerai dan tidak mau mengasuh anaknya. Orang tua seperti ini biasanya akan rutin mengirim biaya hidup perbulan ke anaknya melalui pihak panti asuhan.

"Menurut pendapat saya ini bisa disebut "bisnis dengan dalih kemanusiaan"," kata Andiwijaya yang juga Penggagas Sedekah Sampah Palembang

Lalu ada juga panti yang menyediakan ruang khusus menyimpan tumpukan sembako. Sudah seperti toko sembako saja, tapi pas dilihat anak-anak panti makan masih ala kadarnya. Bahkan para pengasuh panti masih mencari tambahan bantuan donasi dengan sangat gencarnya dengan dalih untuk kebutuhan lainnya.

Kemudian, ada juga fenomena menarik di Palembang, yaitu hampir tiap gang/ persimpangan jalan, ada plang atau papan nama Panti asuhan. Mungkin fenomena ini juga terjadi dikota-kota besar lainnya. Bahkan ada disalah satu daerah di Palembang dalam satu wilayah ada 3-4 panti asuhan yang berdekatan.

Lagi-lagi terlepas niat pendiri panti tentang kepedulian terhadap anak, mendiri kan panti sebagai "bisnis dengan dalih kemanusiaan" atau memanfaatkan tingkat kedermawanan orang Indonesia yang begitu peduli.

"Kita tidak bisa menebak/menduga, Hanya Tuhan yang tahu. Selama ini kebanyakan dari kita mungkin tidak tahu bagaimana kehidupan panti asuhan yang sesungguhnya. Kita hanya tahu, bahwasanya panti asuhan, adalah tempat tinggal bagi anak-anak yang tidak memiliki orang tua, anak-anak yang terlantar dan lain sebagainya," katanya

Sebab bagi masyarakat yang kehidupan ekonominya menengah keatas, panti asuhan adalah tempat membuang rezeki atau harta lebih mereka.

"Memang tidak semua panti asuhan itu jelek pola pembinaan atau yang lain. Banyak juga, panti asuhan yang bagus. Bahkan ada panti asuhan bisa dibilang sukses dalam mengasuh anak-anak pantinya, sampai ada yang menempuh Pendidikan tinggi, dan ada yang bisa menghafal Qur’an," katanya

Ada juga panti asuhan yang berhasil dalam membangun tempat tinggal anak-anak panti menjadi layak dihuni.
Karena Panti asuhan merupakan tempat atau lembaga perlindungan anak yang berfungsi melayani, mengasuh, mendidik, dan memenuhi hak- hak anak.

Tapi kenyataanya, kebanyakan Panti asuhan kurang memberikan hak anak secara menyeluruh. Seperti manusia pada umumnya anak juga mempunyai berbagai kebutuhan jasmani, rohani dan sosial, di dalam hidupnya.

"Akan tetapi peduli saja tidak cukup dengan mendirikan panti asuhan. Bekal pendanaan dan ilmu juga harus kita miliki. Dalam hal ini peran serta pemerintah atau pihak-pihak terkait sangat penting," katanya

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved