Sopir Bus Sriwijaya Sempat Nego dengan Pengendara Lain, Sebelum Masuk Jurang Bus Ditabrak Minibus
Bus Sriwijaya sempat mengalami sejumlah kecelakaan kecil yaitu sempat alami insiden dengan mobil Avanza dan juga masuk dalam parit dan nyaris terbalik
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu-Palembang masuk jurang di Liku Lematang Pagaralam, Selasa (24/12/2019) dinihari.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi yaitu korban yang selamat dalam tragedi Bus Sriwijaya yang masuk jurang di Lematang.
Didapatkan informasi bahwa sebelum jatuh ke jurang, Bus Sriwijaya sempat mengalami sejumlah kecelakaan kecil yaitu sempat alami insiden dengan mobil Avanza dan juga masuk dalam parit dan nyaris terbalik.
Kecelakaan pertama terjadi ketika bus tersebut bertolak dari Bengkulu ke arah Pendopo, Kabupaten Empat Lawang.
Saat itu, bus ditabrak oleh sebuah minibus.
• Setelah Bus Masuk Jurang, Keinginan Pembangunan Jembatan Layang Lematang Semakin Menguat
• Tarif Tol Kayuagung-Terbanggi Besar Resmi Berlaku 28 Desember 2019, Tidak Gratis Lagi
Ferri selaku pengemudi kemudian bernegosiasi dengan pengendara yang menabrak bus.
Setelah itu, bus kembali melaju.
Sekitar dua jam berselang, masih di Kabupaten Empat Lawang, bus kembali mengalami kecelakaan.
Roda bus masuk ke dalam parit karena menghindari sebuah truk yang melintas dari arah berlawanan.
Akibat kejadian tersebut bus harus diderek menggunakan Bus Sriwijaya yang ukurannya lebih kecil.
Akibat kejadian ini, penumpang kembali terlantar hingga dua jam
• Wayan Selamat Meski Kepalanya Dibacok dan Dikeroyok 100 Orang, Ini Kasus Bentrok di Mesuji Lampung
Sementara itu Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara membenarkan keterangan sejumlah saksi tersebut.
Pasalnya dari hasil penyelidikan dan keterangan sejumlah saksi, sebelum jatuh ke jurang Bus Sriwijaya sudah mengalami dua kali kecelakaan.
Sampai saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki sejumlah fakta mulai dari fakta dilapangan sampai akan memcari tahu apa saja kegiatan pengemudi dalam tiga hari terakhir.
Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko mengatakan, beberapa fakta sudah ditemukan oleh tim di lapangan.
Dari sisi kendaraan yang digunakan masih laik jalan karena masih dalam jangka waktu uji KIR selama enam bulan.
"Namun hal itu masih harus dipastikan lagi karena usia bus sudah 20 tahun. Jadi kita masih harus mendatangi PO Sriwijaya untuk memastikan perawatan mobil tersebut," katanya.
Selain melihat dari sisi kondisi kendaraan, pihaknya juga akan menyelidiki kondisi pengemudi dalam tiga hari terakhir.
"Dari upaya yang akan kita lakukan itu kita akan tahu apakah, pengemudi dalam kondisi yang baik dan apakah mobil juga dalam kondisi baik.
Kita akan mengumpulkan dua alat bukti untuk bisa memastikan apa penyebab kecelakaan ini," jelasnya.
Keinginan pembangunan Jembatan Lematang kembali mencuat setelah terjadi kecelakaan maut Bus Sriwijaya di liku Lematang, Senin (23/12/2019) jelang tengah malam.
Sampai pagi tadi terdata 31 orang ditemukan tewas, beberapa lainnya luka-luka dan masih ada yang belum ditemukan.
Anggota DPRD Sumsel Alfrenzi Panggarbesi mengharapkan upaya pembangunan Jembatan Layang Lematang yang pernah diusulkan Pemkot Pagaralam pada 2015 lalu bisa kembali diusulkan ke pemerintah pusat.
Apalagi sudah banyak tahapan yang dipenuhi sehingga Jembatan Layang Lematang bisa terwujud pembangunannya.
• Dua Sepupu Riski dan Sonia Korban Bus Sriwijaya, Liburan Sekolah Hendak Pulang ke Desa Perjito
"Pembangunan Jembatan Layang Lematang harus diusulkan kembali. Apalagi, pada tahun 2017, tender pembangunan Jembatan Layang Lematang sudah ada pemenangnya dan batal dibangun lantaran pemerintah pusat dananya minim karena fokus untuk kegiatan Asian Games," katanya.
Untuk upaya pembangunan Jembatan Layang Lematang ini sudah dikoordinasikan langsung dengan Gubernur Sumsel dan Kepala Dinas PUPR Provinsi.
Namun agar bisa segera terwujud perlu duduk bersama Walikota Pagaralam agar usulan Pembangunan Jembatan Layang Lematang ini bisa dilanjutkan upaya pembangunannya.
"Saya sudah berkoordinasi langsung dengan pak Gub Herman Deru. Kemudian, segera berkoordinasi dengan Walikota Pagaralam Alpian Maskoni."
"Upaya untuk mewujudkan pembangunan Jembatan Layang Lematang ini harus diusulkan bersama kepada Presiden RI Joko Widodo agar bisa terwujud," tegasnya.
• Kesedihan Keluarga Besar Kehilangan 4 Orang Sekaligus Korban Bus Sriwijaya, 2 Orang Belum Ditemukan
Dengan terwujudnya Jembatan Layang Lematang tambah Alfrenzi, dapat memangkas jarak tempuh dan memotong kelok yang membahayakan.
Sebab, dari tiang pancang di Dusun Pelang Kenidai hingga Dusun Muara Tenang jaraknya 3,5 kilometer dengan terwujudnya Jembatan Layang Lematang jaraknya tinggal 300 meter.
Untuk diketahui, pembangunan Jembatan Layang Lematang pada tahun 2017 akan dibangun melalui dana APBN sebesar Rp499 miliar.
Tender pembangunan sudah dilakukan. Namun, karena anggaran defisit pembangunan dibatalkan, padahal saat itu Pemkot Pagaralam sudah melengkapi semua persyaratan agar pembangunan bisa terwujud.
Belum lagi, Kementerian PU sudah beberapa kali meninjau lokasi bakal dibangunnya Jembatan Layang Lematang.
Harapan pembangunan Jembatan Lematang Indah kembali muncul.
Perjalanan Proyek
Pembangunan direncanakan sejak tahun 2016 lalu oleh mantan Walikota Pagaralam Ida Fitriati namun sampai saat ini belum ada kepastian kapan pembangunannya dimulai.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ke Pagaralam juga pernah mengunjungi langsung lokasi rencana pembangunan.
Menteri PUPR saat itu berjanji akan segera mengecek kembali lokasi pembangunan jembatan yang diperkirakan panjang sekitar 500 meter tersebut.
• 4 Kali Pamit Pada Ibu Sebelum Berangkat Sopiri Bus Sriwijaya, Kisah Ferri 15 Tahun Jadi Sopir
Menteri PUPR mengatakan, pihaknya akan segera kembali melakukan survei lokasi dengan menurunkan tim dari Balai Besar Jalan dan Jembatan.
"Kita akan survei kembali lokasi pembangunan jembatan Lematang Indah ini. Kita akan terjunkan langsung tim ahli untuk merancang pembangunannya," ujarnya pada April tahun 2019 tadi.
Menurutnya untuk membangun jembatan dengan panjang sekitar 500 meter dan di atas ketinggian sekitar 100 meter harus perlu perhitungan yang matang dan baik.
"Kita akan melakukan perencanaan dan desain yang baik untuk pembangunan Jembatan Lematang Indah ini," katanya.
Ditegaskan Mochamad Basoeki Hadimoeljino Jembatan Lamatang Indah merupakan tanggung jawab kementerian karena jalannya berada diruas jalan milik negara. (SP/ Wawan Septiawan)