Wayan Selamat Meski Kepalanya Dibacok dan Dikeroyok 100 Orang, Ini Kasus Bentrok di Mesuji Lampung
Wayan Selamat Meski Kepalanya Dibacok dan Dikeroyok 100 Orang, Ini Kasus Bentrok di Mesuji Lampung
TRIBUNSUMSEL.COM - Wayan Selamat Meski Kepalanya Dibacok dan Dikeroyok 100 Orang, Ini Kasus Bentrok di Mesuji Lampung
Bentrok di Register 45 Mesuji Lampung seperti tak ada habisnya.
Pertengahan 2019 lalu 2 kelompok terlibat saling serang hingga mengakibatkan 4 orang tewas dan 7 orang luka-luka.
Kali ini, kasus bentrok di Register 45 Mesuji kembali terjadi.
Pada Selasa (24/12/2019) pagi, ratusan warga diduga melakukan penganiayaan terhadap salah seorang warga bernama Wayan Ana.
Bahkan, akibat aksi penganiayaan tersebut, rumah korban rusak parah.
Tak hanya itu, korban juga mengalami luka di bagian kepala karena sabetan senjata tajam.
Korban pun akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.
Peristiwa penganiayaan terhadap Wayan Ana terjadi di wilayah Kelompok Karya Tani KHP Register 45 SBM, pada Selasa 24 Desember 2019 pagi.
Sekitar pukul 08.20 WIB, ratusan massa menyatroni rumah seorang warga bernama Wayan Ana.
Wayan didatangi sekitar 100-an orang petani lantaran kesal sebab dianggap meresahkan para petani.
Kedatangan ratusan warga tersebut diduga karena Wayan Ana sempat menyetop proses pembajakan lahan fasum desa yang dikerjakan warga kelompok Karya Tani KHP Reg 45 SBM.
Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad membenarkan hal ini.
"Iya, sepeti yang kita ketahui bahwa telah terjadi kejadian sehingga mengakibatkan salah satu orang berinisial WA terluka," sebut Zahwani Pandra Arsyad.
Informasi yang didapat Tribunlampung.co.id, kelompok Karya Tani sekitar seratusan orang menyerang kediaman Wayan Ana, Selasa (24/12/2019) pukul 08.20 WIB.
Selain merusak kediaman Wayan Ana, massa yang dirasuki rasa amarah juga membacok kepala Wayan Ana.
Informasi yang beredar disebutkan bahwa peristiwa itu dipicu ulah korban yang diduga memaksakan diri untuk mencaplok tanah orang lain.
Sehingga membuat masyarakat geram.
Selain itu juga ada lahan untuk rumah ibadah yang ingin dikuasai Wayan Ana.
Setelah melakukan pengerusakan rumah korban menggunakan kayu, hingga membuat dinding rumah permanen milik Wayan Ana jebol, massa meninggalkan TKP pukul 09.15 WIB.