Kronologi
Dalam kronologi peristiwa yang dibagikan Sahroni, Lanala dibawa orangtuanya ke IGD RSAB Harapan Kita pada 12 Juli. Bayi itu mengeluarkan feses cair dan lemas.
Lanala didiagnosa diare dan dehidrasi.
Lanala kemudian dirawat intensif di neonatal intensive care unit (NICU) atau unit khsusus perawatan bayi yang baru lahir selama tiga minggu atau sampai 3 Agustus.
Meskipun kondisi feses masih cair dan berat naik turun, tidak ada konsultasi yang diberikan dari dokter gastro maupun bedah anak, dan lainnya.
Sementara kondisi Lanala belum membaik, pihak rumah sakit berencana memulangkan bayi itu.
Orang tua Lanala memutuskan untuk menghubungi dokter bedah anak di RS Pelni Fransisca Benjamin untuk meminta arahan terkait kondisi anaknya yang fesesnya cair.
Dokter tersebut kemudian menghubungi dokter bedah di RSAB Harapan Kita untuk memeriksa kondisi pasien.
Lanala pun dipindahkan di ruang rawat inap Ruang Widuri pada 3 Agustus.
Baca juga: Perjuangan Chintia Lahirkan Bayi yang Kini Kritis Diduga Kelalaian Suster, Nala Dilahirkan Prematur
Selama perawatan di sana, kondisi Lanala cukup membaik karena dibantu banyak dokter.
Dokter gizi RSAB Harapan Kita kemudian menemukan susu yang cocok untuk Lanala.
Berat badan bayi itu pun naik.
Namun, tanpa sepengetahuan orangtua, pada 7 Agustus 2023, susu yang seharusnya bermerk Pepti Junior diganti susu neocate.
“Alhasil berat badan pasien turun kembali dari 2,165 menjadi 2,46,” ujar orangtua Lanala.
Tidak hanya itu, leher Lanala juga terlihat menguning.