Beras Oplosan
PT BPR Tutup Akses Gudang Saat Disidak Disdagperin OKU Timur, Pabrik Beras Raja Diduga Bermasalah
Menyikapi desakan masyarakat, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) OKU Timur langsung bergerak cepat.
Sukirno membenarkan bahwa beberapa merek beras yang disebut Bareskrim sebagai dugaan beras oplosan, seperti Sania, Fortune, Raja Ultima, dan Raja Platinum, tersedia dalam jumlah banyak di Diamond. Berbagai ukuran kemasan, mulai dari 5 kg, 10 kg, hingga 20 kg, juga lengkap tersedia di rak-rak supermarket.
Menurut Sukirno, stabilnya permintaan ini bisa jadi disebabkan oleh masyarakat yang belum sepenuhnya mengetahui berita tentang dugaan pengoplosan tersebut, sehingga mereka tetap membeli beras yang biasa mereka konsumsi. Selain itu, harga beras juga tetap sama, bahkan sempat mengalami kenaikan sekitar Rp4.000-Rp5.000 per 5 kg dua pekan lalu.
"Stok aman dan banyak. Biasanya saat hari kerja memang agak sepi konsumen belanja, termasuk beras, tapi ramainya saat akhir pekan bahkan bisa 2 kali lipat pembelian di hari kerja," tambahnya.
Terpisah stok beras premium di sejumlah gerai ritel di Kota Lubuklinggau Sumsel banyak yang kosong.
Kosongnya, beras premium ini setelah viral Menteri Pertanian Amran Sulaiman melapor Bareskrim Polri terkait beras premium dioplos dengan beras kurang bermutu.
Pantauan Tribunsumsel.com, di sejumlah gerai ritel modern di Kota Lubuklinggau Sumsel tampak rak-rak beras banyak kosong.
Ada juga yang masih ada stok tapi tidak dalam jumlah banyak dan bukan belasan merek yang tengah viral saat ini.
Linda salah satu pegawai Ritel Indomaret menyebut bila saat ini stok beras di ritel tempatnya bekerja memang banyak yang kosong.
"Memang sekarang lagi kosong pak, semenjak viral, beras Raja dan Sania yang biasa kami jual sekarang kosong," ungkapnya pada wartawan.
Ia menyebutkan kosongnya beras-beras merek tersebut sudah terjadi sejak satu minggu belakangan dan memang barangnya belum masuk lagi.
"Sudah satu Minggu kosong, kemarin ada tinggal dua tapi disuruh atasan ditarik (tidak boleh dijual)," ungkapnya.
Sementara digerai ritel lainnya, hanya tersedia hanya satu merek beras yang dijual, rak-rak yang biasanya menyediakan banyak pilihan kini tak terlihat.
"Hanya ada Selancar inilah pak, yang lainnya kosong," ujar Leli salah satu pegawai.
Sementara, Kabid Pengendalian Barang Pokok Disperindag Kota Lubuklinggau, Endang Erwandi menyampaikan belum ada beras premium oplosan beredar di sejumlah warung dan toko di Lubuklinggau.
"Berdasarkan temuan itu informasinya ada 212 merek beras premium yang diduga dioplos, di kita cuma ada dua merek satu fortune dan satu sovia, itu semua dari produk Wilmar, kalo untuk raja belitang tidak ada, yang ada hanya produk medium," ungkap.
Dia mengaku kedua mereka tersebut tidak beredar dipasaran dan sejumlah warung, karena harga yang ditawarkan terlalu tinggi sehingga peminatnya kurang.
"Harganya terlalu tinggi, jadi kurang begitu diminati, karena memang peminatnya kurang untuk di Kota Lubuklinggau. Jika tidak laku dipasaran maka akan rusak, sehingga peredarannya terbatas," ujarnya.
Kurang diminatinya beras tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti harga jual yang lebih tinggi, hal itu lantaran karena biaya kemasan, promosi, dan branding. Sementara itu, banyak konsumen terutama di segmen menengah ke bawah lebih memilih beras biasa atau non merek karena harganya lebih terjangkau.
"Untuk peredarannya beras tersebut masih terbatas, karena memang peminatnya kurang, sekalipun ada baru sebatas agen," ujarnya.
Disamping itu lanjutnya konsumen lebih percaya pada penjual tradisional seperti pedagang pasar yang sudah dikenal. Mereka lebih mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut atau pengalaman langsung daripada label merek.
"Sebelumnya, beras tersebut pernah dipasarkan melalui Bazar, namun peminatnya kurang, bahkan teman saya juga pernah menyampaikan jika kurang peminat, sehingga mereka memilih untuk tidak menjual beras tersebut," ungkapnya. (Tribunsumsel.com/ Choirul Rahman/ Hartati/ Eko Hepronis)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Suplai Beras Bulog Putus di Pasar Tradisional, Polda Sumsel Dalami Isu Beras Oplosan |
![]() |
---|
Hasil Sidak, Disdagperin OKU Timur Temukan Beras Premium Kurang Timbangan, ini Daftarnya |
![]() |
---|
Diperiksa Terkait Beras Oplosan, DPRD OKU Timur Sebut PT BPR Tak Beri Kontribusi Bagi Masyarakat |
![]() |
---|
Polisi Pastikan Belum Ada Temuan Peredaran Beras Oplosan di Sumsel |
![]() |
---|
Disidak Pasca Dugaan Beras Oplosan, Disdagperin Sebut PT Belitang Panen Raya Tak Beri Izin ke Gudang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.