Beras Oplosan
Hasil Sidak, Disdagperin OKU Timur Temukan Beras Premium Kurang Timbangan, ini Daftarnya
Sidak menggunakan alat ukur terra untuk memverifikasi berat bersih beras kemasan 5 kg dan 10 kg dari berbagai merek.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Dugaan kecurangan takaran beras premium makin menguat di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan (Sumsel).
Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) OKU Timur selama dua hari terakhir, ditemukan sejumlah merek beras kemasan premium tidak sesuai dengan berat bersih yang tertera di label.
Temuan ini mencuat setelah Menteri Pertanian RI mengungkap indikasi pengoplosan dan pengurangan takaran oleh beberapa produsen besar.
Menindaklanjuti hal itu, tim Disdagperin OKU Timur bergerak cepat memeriksa salah satu produsen utama dan sejumlah ritel modern di Martapura.
Sidak pertama dilakukan pada Senin, 14 Juli 2025 di PT Belitang Panen Raya (BPR), Desa Tebing Sari Mulya, Kecamatan Belitang Madang Raya salah satu dari empat perusahaan yang disorot Menteri Pertanian.
Baca juga: Produsen Diduga Oplos Beras Premium, PT Belitang Panen Raya Diperiksa Bareskrim
Baca juga: Diperiksa Terkait Beras Oplosan, DPRD OKU Timur Sebut PT BPR Tak Beri Kontribusi Bagi Masyarakat
Namun, tim yang dipimpin Effendi, SE, Kasi Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Disdagperin, tidak diberi izin masuk ke gudang produksi.
Pihak manajemen berdalih bahwa operasional sedang dihentikan sementara untuk evaluasi internal.
“Kami tidak bisa masuk ke area produksi. Katanya sedang dievaluasi pasca temuan pusat soal dugaan beras oplosan,” ujar Effendi, Rabu (16/07/2025).
Kemudian pada hari Selasa 15 Juli 2025, tim Disdagperin melanjutkan sidak ke sejumlah ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, UB Mart, dan agen sembako lainnya di Kecamatan Martapura.
Dipimpin Kabid Metrologi, Ir Irwansyah, ST, tim menggunakan alat ukur terra untuk memverifikasi berat bersih beras kemasan 5 kg dan 10 kg dari berbagai merek.
Hasilnya cukup mencengangkan. Dari pengujian tersebut, lima merk beras premium yakni Dua Koki, Topi Koki, Ramos, Udang, dan Rumah Tani terbukti mengandung berat yang kurang dari netto pada kemasan.
Rata-rata kekurangan antara 8 hingga 18 gram per kemasan.
“Memang tidak besar, tapi kalau ini dilakukan secara massal, konsumen sangat dirugikan,” tegas Effendi.
Menariknya, dua produk dari PT BPR yakni Raja Platinum dan Raja Ultima justru dinyatakan sesuai takaran.
Namun, tim menduga produk tersebut merupakan stok baru yang telah diperbaiki pasca temuan kementerian.
PT BPR Tutup Akses Gudang Saat Disidak Disdagperin OKU Timur, Pabrik Beras Raja Diduga Bermasalah |
![]() |
---|
Diperiksa Terkait Beras Oplosan, DPRD OKU Timur Sebut PT BPR Tak Beri Kontribusi Bagi Masyarakat |
![]() |
---|
Polisi Pastikan Belum Ada Temuan Peredaran Beras Oplosan di Sumsel |
![]() |
---|
Disidak Pasca Dugaan Beras Oplosan, Disdagperin Sebut PT Belitang Panen Raya Tak Beri Izin ke Gudang |
![]() |
---|
Pemkab dan Polres OKU Timur Siaga, Dugaan Beras Oplosan Seret Nama Produsen Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.