Berita Nasional

Ini Kata Dedi Mulyadi Soal Viral Dipanggil 'Raja' Saat Menjabat Bupati Purwakarta, Ada Asal Usulnya

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi angkat bicara terkait panggilan 'Raja' saat masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta.

|
Editor: Moch Krisna
Tribun Jabar/Ahya Nurdin/arsip
NAIK KUDA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, naik kuda putih saay arak-arakan menuju Lembur Pakuan, Subang Kamis (20/2/2025). Dedi membelikan kambing empat ekor untuk siswa di Pati yang diarak karena curi pisang. 

Ia juga membandingkan Dedi Mulyadi yang lebih memilih mengongkosi anak-anak nakal untuk dididik di barak militer. 

"Masa dia bisa mengongkosi anak nakal untuk dididik di Kodam Siliwangi tapi untuk utusan Kormi ke NTB tidak mampu melakukan itu? Naif sekali gubernur ini, sangat naif. Makanya kita gugat di forum ini. 'Hey Pak Dedi silakan utus Kormi Jawa Barat ke NTB," ujarnya.  

Gaya Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat memang tengah menjadi sorotan bukan hanya kebijakannya yang fenomenal.

Dedi Mulyadi menjadi sorotan karena kerap kali mengunggah aktivitasnya melalui akun media sosial.

Setiap aktivitasnya yang diunggah di media sosial.

Sebelum Gubernur Lambe Turah, ia dijuluki Gubernur Konten.

Meski mendapat sindirian sebagai Gubenur Konten, namun Dedi Mulyadi merasa penggunaan media sosial pribadinya justru memangkas anggaran publikasi.

Dedi merasa tak perlu lagi menyewa jasa influencer, buzzer, atau konsultan dengan anggaran yang cukup besar.

"Bea jadi gubernur konten? Keun bae, lumayan, boga YouTube sorangan, boga TikTok sorangan, teu kudu nguli-keun ka batur. Sabab nguli-keun ka influencer, harga nguli-keun ka buzzer, mahal, miliaran, malahan puluhan miliar."

"(Enggak Apa-apa jadi gubernur konten? Ya biarkan saja, lumayan, saya punya YouTube sendiri, punya TikTok sendiri, tidak perlu menyewa orang lain. Karena menyewa influencer, menyewa buzzer itu mahal, miliaran, bahkan puluhan miliar)" ungkapnya dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Rabu (21/5/2025), dilansir TribunJabar.id.

Meski segala aktivitasnya diunggah melalui akun media sosialnya, Dedi Mulyadi tidak pernah menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar tim kontennya.

Pendapatan dari media sosialnya pun mampu membayar tim produksi yang ia punya.

"Aing mah teu kudu ngulikeun, teu kudu make konsultan, ku sorangan wae. (Saya tidak perlu menyewa, tidak perlu pakai konsultan, cukup saya sendiri saja)" terangnya.

Dedi Mulyadi pun menyindir penggunaan dana besar yang sering digunakan untuk membuat sebuah pencitraan.

Sebab, kata dia, anggaran itu seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih penting.

"Lumayan kan anggaran jeung influencer, buzzer jeng konsultan ku aing dipake imah ma Icih. Bener teu? Bener. (Lumayan kan, anggaran buat influencer, buzzer, dan konsultan saya pakai untuk bangun rumah sama Icih. Benar enggak? Benar)" imbuhnya

(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved