Berita OKI

Potret Warga Miskin di OKI, Sekeluarga Hidup di Gubuk Tengah Kebun Berdinding dan Atap Daun Rumbia

Emi (30) warga Keluarga Kedaton, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ini harus hidup menempati gubuk sederhana di tengah-tengah kebun.

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
POTRET WARGA MISKIN -- Kondisi rumah Emi (30) warga Keluarga Kedaton, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir saat dikunjungi, Senin (21/4/2025). Emi adalah warga miskin di Kabupaten OKI yang hidup di gubuk berdinding dan atap dari daun rumbia, lantai tanah merah serta tanpa aliran listrik. 

"Kondisi sangat memperihatinkan dan tinggalnya sudah 1 tahun lebih di sini. Sedangkan sebelumnya mereka tinggal dirumah yang tidak jauh dari sini (di daerah atas)," sebut Lurah.

Diutarakan, pemerintah kelurahan Kedaton mengetahui adanya rumah tidak layak huni ini setelah ada video viral. Dikarenakan memang disepanjang tempat ini tak boleh ada warga yang mendirikan rumah.

"Saya baru tahu setelah viral, karena kan tidak boleh ada rumah didekat tower listrik sutet. Serta rumah ini juga tidak terlihat dari jalan utama, lokasinya yang agak kedalam. Apalagi daerah ini masuk kawasan tanah talang atau tanah tinggal yang biasa dipakai masyarakat untuk berkebun," cetusnya.

Saat dikonfirmasi adakah warga yang tinggal dalam kondisi serupa.

Deny mengatakan tidak ada karena memang untuk yang menetap atau meminap di daerah kebun jarang.

"Kalau di sini tidak ada yang tinggal, hanya keluarga pak Emi sendirian. Memang di daerah kebun ada gubuk tapi tidak ditempati, cuma untuk tempat beristirahat sejenak saja,"  terangnya.

Dikatakan kembali, satu keluarga yang kurang mampu ini masih akan dilakukan pendataan untuk selanjutnya mendapatkan bantuan.

"Kalau bantuan belum ada, baru kita usahakan pendataan dan kemarin sudah dilakukan survey. Semoga saja setelah survey bisa masuk untuk menjadi penerima bantuan PKH (program keluarga harapan)," sambungnya. 

Menanggapi adanya informasi ini,  Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) OKI, Madani  melalui Kepala Bidang Perumahan, Anggraini Octry segera melakukan survei pengecekan dilokasi.

"Setelah mengecek, kami melihat rumah tersebut memungkinkan  mendapatkan bantuan program rumah tidak layak huni, karena pak Emi memiliki tanah tersendiri,"

"Karena salah satu syarat  mendapat bantuan yaitu tanah milik sendiri dan keluarga tersebut miliki tanah seluas 10 X 15 meter disana. InsyaAllah bisa kita prioritaskan untuk tahun ini," tegas wanita yang kerap disapa Ririn.

Dijelaskan dia, bantuan yang nantinya akan diberikan bersumber dari bantuan gubernur, Baznas atau CSR perusahaan.

"Kita usahakan bantuan program rumah tidak layak huni dari dana CSR perusahaan yang lebih cepat terselesaikan. Nanti kalau dana  turun alam segera dialokasikan ke rumah milik pak Emi dan bu Husnaini," pungkasnya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved