Mata Lokal Desa
Tinggalkan Cara Tradisional, Pertanian Bawang Merah di Tungku Jaya OKU Sudah Layaknya di Jepang
Hal itu dikatakan ketua Kelompok Tani Makmur Desa Tungku Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel Tejo Winarno (72).
Penulis: Leni Juwita | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM.BATURAJA - Sektor pertanian khususnya komoditi bawang merah masih memiliki peluang besar terus dikembangkan di centra produksi Bawang Merah Tungku Jaya, bahkan kini sistem pertaniannya sudah mirip layaknya di Jepang.
Hal itu dikatakan ketua Kelompok Tani Makmur Desa Tungku Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel Tejo Winarno (72).
Pria yang akrab disapa “Pak Win” ini menuturkan cara pengolahan lahan dan pemupukan serta penyiraman tanaman bawang juga sudah mengikuti cara yang modern.
Itu semua berkat bimbingan dari dinas Pertanian OKU melalui Bidang Hortikultura.
Kini petani bawang merah Tungku Jaya sudah memiliki ilmu dalam bertani bawang merah dan sistim pertaniannya sudah miri dengan di Jepang.
Untuk penyiraman tanaman sudah menggunakan mesin sprinkle (alat penyiraman air otomatis) yang memiliki kemampuan menyiram tanaman secara luas dan merata.
Dalam satu hektare dipasang 40 unit sprinkle (1 unit sprinkle mampu menyiram tanaman seluas 20 meter) di lahan bawang merah seluas 55 haktare.
Baca juga: Harga Sawit Hari ini di OKU Rabu 30 Oktober 2024 Tetap Rp 2.495 per Kg, Petani Optimis Harga Membaik
Baca juga: Peternak di OKU Timur Ikut Pelatihan Manajemen Pemeliharaan Kambing, Diajarkan Buat Pakan Fermentasi
Untuk sumber air tersedia kolam retensi dengan sumber air yang tidak kering meskipun kemarau panjang. kolam retensi ini juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan mujair dan gurame.
Sejarah awalnya tidak semudah dan semanis seperti saat ini, jatuh bangun di usaha bercocok tanam bawang merah dialami Tejo Winarno bersama Sukasmi (sang isteri) yang menjadi saksi usaha menuju sukses yang diraih Tejo winarno bersama kelompok Tani Makmur.
Apalagi kebun bawang merah seluas 10 hektare eks kebun karet yang tanah aslinya jenis merah kuning yang humusnya sudah habis.
“Sebenarnya ini bukan tanah aslinya, tanah yang sekarang didatangkan dari kebun lain, kemudian dicamapur pasir untuk menambah humus tanah terkahir dipupuk dengan menggunakan pupuk organik hasil buatan sendiri,” urai Tejo Winarno.
Keberhasilan ayah 4 anak ini dalam mengomandoi puluhan anggota kelompok tani memang patut mendapat acungan jempol.
Sukses menaklukkan tantangan bertanam bawang demi ketangguhan dan keuletan petani bawang asal Tulung Agung (Jawa Timur) patut menjadi inspirasi petani lainnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
KWT Mekar Arum Desa Karang Manik OKU Timur Kembangkan Usaha Bibit Cabai, Raih Omzet Jutaan |
![]() |
---|
Pemdes Peracak Jaya OKU Timur Perbaiki Jalan Desa Demi Sukseskan Jalan Sehat HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Ronda Malam Kembali Dihidupkan Warga Tulang Bawang OKU Timur, Bangun Rasa Aman Lewat Kebersamaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.