Berita Palembang

984,24 Ribu Warga di Sumsel Miskin, Pemprov Sebut Angka Kemiskinan 2024 Berkurang dari Sebelumnya

BPS mencatat angka kemiskinan di Sumsel tahun 2024 sebanyak 984,24 ribu orang. Angka tersebut disebut berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2023.

TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA TRISNAWATI
Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (4/7/2024) 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Sumsel tahun 2024 sebanyak 984,24 ribu orang. 

Angka tersebut disebut berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2023. 

Lebih rinci dijelaskan, tahun 2023 total ada 1,04 jutaan jiwa atau 11,78 persen warga miskin di Sumsel. 

Kini di tahun 2024, jumlah warga miskin berkurang jadi 984,24 ribu orang atau 10,97 persen di 2024.

Angka tersebut turun 61,4 ribu orang atau 0,81 persen.

Untuk komoditi yang menyumbang garis kemiskinan terbesar yaitu beras dan rokok yakni 19,64 persen dan 10,26 persen di perkotaan. Sedangkan untuk di perdesaan, beras memberi sumbangan sebesar 25,38 persen dan rokok kretek filter 11,52 persen. 

Baca juga: Pria Diduga ODGJ Kepergok Mencuri Celengan Masjid di Palembang, Pelaku Diserahkan ke Dinsos

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Elen Setiadi, BPS Sumsel sudah merilis bahwa terjadi penurunan angka kemiskinan di Sumsel. Tapi kalau tidak dijaga bisa kembali naik.

"Oleh karena itu untuk memitigasi lebih awal kita lakukan berbagai langkah salah satunya mengundang tim pengendalian inflasi dari pusat dan kita berdiskusi bersama," kata Elen saat di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (4/7/2024).

Menurutnya, tadi sudah sharing apa yang harus diperbaiki kedepannya supaya pengendalian inflasi bisa terjaga dengan baik dan kemiskinan bisa semakin turun.

"Ada beberapa catatan, maka kita akan sama-sama melakukan peningkatan. Salah satu hal yang krusial bagaimana kita melakukan manajemen, dengan didukung BI, OJK dan pihak terkait lainnya," katanya.

Untuk itu menurut Elen perlu dilakukan langkah mitigasi dari sekarang, misal kedepannya akan ada inflasi makanan  maka dilakukan persiapan mulai dari analisis data, reporting dan lain-lain. 

"Kita ingin jadi yang terbaik dalam hal pengendalian inflasi, sekarang posisinya ditengah harapannya bisa naik," katanya.

Sementara itu hingga kini beras masih menyumbang infalsi dan angka kemiskinan, padahal Sumsel termasuk produsen beras terbesar setelah Jawa. 

Menurut Elen, secara khusus Sumsel memang produksi padinya terbesar setelah Jawa, tapi di sebagian tempat masih ada yang tinggi menyumbang infalsi atau kemiskinannya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved