Berita Palembang

Asap Selimuti Tol Palindra, 40 Desa di Ogan Ilir Rawan Karhutla, OI, Muratara, Mura, Pagaralam Siaga

Di Ogan Ilir, setelah berhasil dipadamkan pada Sabtu (22/6/2024) malam, kebakaran lahan di dekat ruas Tol Palembang-Indralaya kembali terjadi.

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
Asap Selimuti Tol Palindra, 40 Desa di Ogan Ilir Rawan Karhutla, OI, Muratara, Mura, Pagaralam Siaga 

- Desa Talang Pangeran Ilir

- Desa Talang Pangeran Ulu

- Desa Ulak Petangisan

- Desa Ulak Kembahang I

7. Kecamatan Rantau Alai

- Desa Mekar Sari

- Desa Sukananti Baru

- Desa Kelampaian

8. Kecamatan Tanjung Batu

- Desa Burai

- Kelurahan Tanjung Batu

9. Kecamatan Tanjung Raja

- Desa Belanti

10. Kecamatan Lubuk Keliat

- Desa Betung II

- Desa Lubuk Keliat

- Desa Talang Tengah Laut

Selain upaya pemadaman, Tim Satgas Karhutla di Ogan Ilir berupaya menyekat api agar tak meluas ke fasilitas publik, seperti jalan tol pada kebakaran di Desa Seribanding.

"Jika api meluas, dikhawatirkan mengganggu perjalanan di tol. Tim kami terus melakukan mitigasi dan pencegahan karhutla," tukas Edi.

Baca juga: Baru Dilanda Banjir yang Rusak Rumah dan Jembatan, Warga Muratara Kini Dihantui Ancaman Karhutla

Baca juga: Daftar Daerah Rawan Kebakaran Lahan di Musi Rawas, BPBD Mulai Lakukan Persiapan Siaga Karhutla

BPBD Musi Rawas Siaga

Masuknya musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Rawas (Mura) mulai mewaspadai terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Musi Rawas, H A Darsan mengatakan, kemarau yang terjadi beberapa hari terakhir, tentu sangat berpotensi terjadinya bencana, khususnya di beberapa wilayah yang kategori rawan bencana Karhutla.

"Sekarang ini lagi musim peralihan, dari musim hujan ke musim kemarau. Bahkan, beberapa hari ini, terik panas matahari cukup tinggi di Musi Rawas," kata Darsan, Minggu (23/06/2024).

Dikatakan Darsan, untuk di Musi Rawas sendiri masih kata Darsan, ada beberapa wilayah Kecamatan yang masuk kategori rawan. Hal tersebut, berdasarkan pengalaman setiap tahunnya.

"Daerah rawan Karhutla ini, seperti Kecamatan Muara Lakitan, Muara Kelingi, BTS Ulu, Megang Sakti dan Kecamatan Selangit. Namun, terkadang juga terjadi di luar di wilayah rawan tersebut," ucap Darsan.

Untuk itu lanjut Darsan, fokus dan perhatian serta kewaspadaan tetap dilakukan di 14 Kecamatan di Musi Rawas. Sebab, bencana bisa saja terjadi kapanpun dan dimana saja.

"Sejauh ini belum ada titik api ataupun titik hotspot yang terpantau ataupun yang dilaporkan ke BPBD Kabupaten Musi Rawas," akunya.

Ditambahkan Darsan, sebagai upaya kewaspadaan sendiri dilakukan BPBD Musi Rawas, dengan mensiagakan posko induk yang siaga selama 24 jam yang dijaga oleh personil.

"Kemudian, BPBD Musi Rawas juga punya Tim Gerak Cepat (TRC), apabila terjadi Karhutla," ungkapnya.

Kemudian untuk peralatan, BPBD Musi Rawas juga menyiapkan beberapa peralatan, mulai dari roda empat (R4) sebanyak empat unit, yang terdiri dari armada rescue dua unit dan mobil tangki pemadam dua unit yang kapasitasnya 5000 liter.

"Ada juga jaket scuba asap untuk penyelamatan atau evakuasi jika ada yang terjebak dalam Karhutla," jelasnya.

Dijelaskan Darsan, BPBD Musi Rawas juga telah menyiapkan motor trail sebanyak lima unit, dengan kekuatan 150 CC dan 250 CC, untuk menempuh jalur yang susah dilewati.

"Wilayah Musi Rawas ini kan begitu luas dan jalurnya yang sulit. Maka kendaraan-kendaraan trail seperti ini sangat dibutuhkan," ucapnya.

BPBD juga memiliki pompa portabel dengan kapasitas besar 10 unit yang bisa diturunkan di beberapa daerah yang rawan Karhutla. Kemudian, pompa portable apung lima unit.

Sedangkan untuk jalur air sambung Darsan, pihaknya telah menyiapkan perahu karet bermesin, untuk membawa petugas dan peralatan pemadaman yang harus melalui jalur perairan.

"Kita standby kan Pusdal Opp di Sekretariat yang menggunakan Fire Hotspot setiap waktu, untuk memantau titik hotspot di wilayah Kabupaten Mura," ungkapnya.

Usai Banjir Kini Muratara Waspada Karhutla

Trauma warga di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) atas bencana banjir bandang yang terjadi April lalu belum hilang.

Setelah dilanda banjir hingga belasan kali, kini giliran bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjadi ancaman bagi warga di kabupaten ini.

"Banjir sudah, giliran kemarau mulai masuk, giliran kekeringan, waspada kabut asap," kata warga, Hengki, Minggu (23/6/2024).

Dia mengaku ingat betul kabut asap karhutla yang melanda Muratara pada Oktober 2023 lalu sangat menyusahkan.

Warga berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di tahun ini.

"Mudah-mudahan jangan lah ada asap lagi tahun ini, cukup lah tahun lalu susah sekali, napas sesak," kata Hengki.

Seperti diketahui, Kabupaten Muratara termasuk dalam 12 daerah di Sumsel yang rawan terjadi karhutla saat kemarau.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat sudah memetakan dan mulai melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana karhutla.

Wakil Bupati Muratara, Inayatullah mengatakan dalam berbagai kesempatan masyarakat diimbau berhati-hati terhadap bencana kebakaran memasuki musim panas ini.

Terkait karhutla, pihaknya juga gencar memberikan sosialisasi baik ke masyarakat maupun perusahaan agar tidak melakukan pembakaran lahan.

"Untuk saat ini antisipasi dari kami yaitu terus memberikan sosialisasi, kami juga siagakan mobil pemadam kebakaran," katanya.

Menurutnya, kesiapan BPBD Muratara dalam menghadapi bila terjadi bencana terus dimaksimalkan.

Walaupun masih banyak kekurangan, namun BPBD Muratara tetap memaksimalkan peralatan, sarana dan prasarana yang ada.

Pihaknya juga terus memantau kesiapan BPBD bila terjadi bencana, baik dari segi logistik, peralatan-peralatan, maupun sumber daya personelnya.

"Ketika ada bencana, kita harus siaga dalam kondisi apapun, di waktu apa pun," kata Inayatullah.

Petakan Wilayah Rawan Kebakaran

MEMASUKI musim kemarau ditahun 2024 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) meminta setiap Kabupaten/Kota di Sumsel dapat memetakan kawasan yang rawan terjadi bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Kota Pagar Alam yang merupakan daerah dengan hampir 60 persen wilayahnya adalah hutan lindung akan menjadi perhatian pihak Pemprov Sumsel terkait ancaman Karhutla pada musim kemarau 2024 ini.

Untuk itu saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagar Alam mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya dua Kecamatan yaitu Kecamatan Dempo Tengah dan Kecamatan Dempo Selatan. Dua kecamatan ini hampir setiap tahun saat musim kemarau selalu ada lahan yang terbakar.

Kepala BPBD Kota Pagar Alam Jon Hasman mengatakan, saat ini pihak BPBD mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman Karhutla saat musim kemarau nanti.

"Kita sudah mulai melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait ancaman kabakaran hutan dan lahan saat musim kemarau nanti," ujarnya, Minggu (23/6/2024).

Dikatakan Jon Hasman, ada dua Kecamatan yang menjadi fokus pemantauan dan sosialisasi terkait Karhutla di Pagar Alam yaitu Kecamatan Dempo Tengah dan Dempo Selatan.

"Dua kecamatan ini menjadi fokus kita, bahkan dalam waktu dekat ini kita akan melakukan mitigasi kawasan mana saja yang akan secara rutin dipantau selama musim kemarau nanti," katanya.

Tidak hanya itu, salah satu kawasan vital yaitu kawasan Bandara Atung Bungsu juga menjadi perhatian pihak BPBD Kota Pagar Alam. Pasalnya lahan dikawasan tersebut hampir setiap musim kemarau selalu saja ada yang terbakar.

"Kita mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar saat kemarau nanti. Bahkan kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan TNI jika ada masyarakat yang kedapatan membakar lahan dengan sengaja maka bisa disangsi hukum," tegasnya.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved