Berita Palembang

Nasib Prestasi Sumsel di PON 2024 Terancam, Pengurus KONI Sumsel Didesak Mundur

Insan olahraga Sumatera Selatan (Sumsel) menyayangkan masih belum mampunya, pimpinan KONI Sumsel mengatasi permasalahan anggaran.

TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Ketua Umum Pengprov Wushu Indonesia (WI) Sumsel, M Asrul Indrawan angkat bicara soal kemelut di manajemen KONI Sumsel saat ini. 

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG - Insan olahraga Sumatera Selatan (Sumsel) menyayangkan masih belum mampunya, pimpinan KONI Sumsel mengatasi permasalahan anggaran yang berimbas stagnan operasional pembinaan olahraga di Bumi Sriwijaya ini. 

"Saya selaku insan olahraga kebetulan juga Ketua Umum Pengprov Wushu Indonesia Sumsel sangat menyangkan kejadian ini. Karena ini sangat memberatkan para atlet dan para pelatih menjelang PON nanti," kata Ketua Umum Pengprov Wushu Indonesia (WI) Sumsel, M Asrul Indrawan, Senin (1/4/2024). 

Dengan kondisi saat ini, prestasi Sumsel yang pada PON XXI di Papua 2021 sempat kembali naik ke posisi peringat 16, kini dikhawatirkan sulit bertahan ataupun ditingkatkan. 

Sumsel menempatkan diri di peringkat 16 dengan perolehan medali 8 emas, 4 perak, dan 17 perunggu (total 29 medali). 

"Atlet perlu amunisi untuk merebut medali emas di PON Aceh Medan nanti," ujar Asrul. 

Salah satunya adalah atlet perlu vitamin, makanan, pelatihan, pengawalan dari pelatih, official. 

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi KONI Sumsel, Suparman Roman Dituntut 2,5 Tahun dan Akhmad Tahir 2 Tahun Penjara

Menurutnya, seandainya ini didiamkan, tidak diambil alih oleh Dispora segera akan berbahaya bagi atlet kita dalam merebut prestasi nanti. 

"Dan saya menyarankan kepada KONI Sumsel ini, kalau tidak sanggup mengurus KONI, ya mundur saja," imbaunya.

Pimpinan kepengurusan yang saat ini tidak usah repot-repot. Karena menurutnya masih banyak orang olahraga di Sumatera Selatan ini yang mampu mengurus KONI ini. 

"Kalau memang seandainya tidak mampu, sudah lepaskan. Untuk apa dibiarkan terjadi malah membuat kisruh di Sumatera Selatan, olahraga khususnya," kata Asrul. 

Asrul mengaku prihatin kalau sampai terjadi imbas dari ketidakmampuan mengatasi permasalahan dana ini security, gaji karyawan, biaya rekening listrik maupun tagihan PAM KONI tidak dibayarkan, itu menjadi preseden buruk berkelanjutan. 

Seolah-olah KONI ini tidak ada orang yang mampu mengurusnya. Ini berbahaya di luar, di nasional. 

Sumsel ini tidak mampu artinya. Tidak ada orang yang mampu mengurus olahraga di Sumsel. 

"Lebih baik kalau memang tidak mampu, silahkan mundur saja. Gak ada masalah biar nanti orang-orang berkompeten, orang-orang yang mampu, siap tanpa pamrih maju kedepan membela para atlet dan para pelatih yang ada di Sumsel ini," tegasnya. 

KONI Sumsel sedang tidak baik-baik saja.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved