Liputan Khusus Tribun Sumsel
LIPSUS: Air Terjun Pun Kering, Sungai Surut Sumur Tak Berair, Warga Terserang Gatal -1
Musim kemarau membuat sejumlah air terjun di Pagaralam mulai kekeringan, salah satunya objek wisata Air Terjun Curup Mangkok yang airnya nyaris hilang
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Musim kemarau panjang yang disebabkan oleh Badai Elnino mulai berdampak buruk untuk masyarakat di kota dan kabupaten di Sumsel. Hampir semua daerah merasakan dampaknya.
Termasuk di Kota Pagaralam. Bukan saja warga sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih, saat ini juga sudah banyak lahan sawah warga yang kekeringan. Musim kemarau ini juga berdampak pada sektor Pariwisata di Kota Pagaralam. Sebagai salah satu destiniasi wisata di Sumsel dengan mengandalkan wisata alam termasuk wisata air terjun.
Musim kemarau membuat sejumlah air terjun di Pagaralam mulai kekeringan, salah satunya objek wisata Air Terjun Curup Mangkok yang saat ini sudah mengalami kekeringan, bahkan air terjunnya nyaris hilang karena tidak ada aliran air yang mengalir.
Bahkan akibat kemarau panjang ini banyak lahan yang terbakar, bahkan dari data yang didapat dari pihak BPBD Kota Pagaralam tercatat sudah hampir 30 hektar lahan yang terbakar.
Yesi pengelola wisata Curup Mangkok mengatakan, Curup Mangkok sudah mengalami kekeringan semenjak 3 bulan terakhir ini. Akibatnya banyak wisatawan luar yang kecewa dan harus terpaksa putar balik cari wisata lain.
"Sudah hampir tiga bulan ini kering dek air disini. Akibatnya banyak pengunjung datang kecewa dan mereka harus putar balik karena kecewa saat datang airnya kering," katanya.
Diungkapkannya, setiap musim kemarau memang air di kawasan tersebut akan menyusut yang membuat debet air terjun juga berkurang. Jadi setiap musim kemarau air terjun pasti sepi pengunjung.
Musim kemarau panjang yang melanda Kota Pagar Alam dan sekitarnya mulai berdampak pada kekeringan yang melanda beberapa daerah.
Saat ini kawasan kaki Gunung Dempo yaitu Kecamatan Tanjung Sakti PUMI beberapa Desa juga sudah mulai mengalami kekeringan.
Manfaatkan Sungai
Kondisi ini membuat sumur warga mulai kering, akibatnya warga mulai melakukan mandi dan mencuci di sungai. Pasalnya air sumur mereka cuma bisa digunakan untuk makan dan minum saja.
Rumsi (45) warga Desa Tanjung Bulan Kecamatan Tanjung Sakti PUMI mengatakan, jika saat ini warga beberapa desa di Kecamatan Tanjung Sakti mulai kekeringan.
"Sumur kami sudah kering dek, akibat musim kemarau panjang kali ini. Bahkan untuk mandi, cuci kakus (MCK) air sumur sudah tidak cukup lagi," ujarnya.
Untuk mandi dan mencuci warga sudah mulai menggunakan air sungai. Sungai yang ada juga cukup jauh dari permukiman warga yaitu sekitar 5 sampai 10 kilometer.
Liputan Khusus Tribun Sumsel
Liputan Khusus Tribun Sumsel Warga Kesulitan Air
Aku Lokal Aku Bangga
Lokal Bercerita
mata lokal menjangkau indonesia
Berita Palembang Hari Ini
Tribunsumsel.com
Pemilik Kafe Kopi di Palembang Tertolong Momen Buka Bersama, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -3 |
![]() |
---|
Harga Kopi Rp 52 Ribu Per Kg Termahal Sepanjang Sejarah, Kini Ramai-ramai Beli Emas -2 |
![]() |
---|
LIPSUS : Bisnis Kafe Kopi Gulung Tikar, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -1 |
![]() |
---|
Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku Bakal Matikan Usaha, GIPI Sumsel Ajukan Gugatan ke MK -2 |
![]() |
---|
LIPSUS: Pengunjung Karaoke Kaget Tarif Naik, Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku -1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.