Berita OKI

VIRAL Mantan Kades Dianiaya Ipar di Sp Padang OKI Saat Pulang dari Shalat Maghib di Masjid

Viral mantan kepala desa dianiaya ipar di Sp OKI saat pulang dari shalat maghib di masjid.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO/TANGKAP LAYAR
Viral mantan kepala desa dianiaya ipar di Sp OKI saat pulang dari shalat maghib di masjid. Kejadian di Desa Rawang Besar, Kecamatan Sp Padang, Kabupaten OKI. 

"Sementara motor yang dia pinjam untuk melarikan diri sudah dikembalikan kemarin sore," kata dia.

Dirinya menyebut dia kenal dengan pelaku, dan menduga jika penganiayaan ini didasari oleh masalah harta warisan peninggalan suaminya.

"Pelaku yaitu Edi Paimin (50) bin Mansur ipar saya yang bungsu," ujarnya.

Dilanjutkan bahwa ini bukan kali pertama peristiwa penganiayaan dan penyerangan terhadapnya, sebelumnya juga saudara ipar yang lain pernah memukul kepalanya.

"Kejadian penganiayaan ini sudah saya alami 2 kali, penganiayaan pertama tanggal 21 Mei 2023 saat itu kepala saya dipukul oleh Basri bin Mansur (65) hingga mengalami luka robek sedalam 6 cm dan dijahit sampai 20 jahitan," jelas dia.

Dia menceritakan jika sang suami meninggal tahun 2021 lalu. Keluarga dari pihak suami nekat mengajukan permasalahan harta dan warisan hingga ke pengadilan dan mereka kalah.

"Di persidangan itu mereka kalah melawan saya yang merupakan istri sah almarhum. Setelahnya justru mereka bertindak anarkis," bebernya.

Dengan adanya penganiayaan yang kedua kalinya, membuat Yulita takut dan trauma hingga memutuskan untuk mencari tempat tinggal sementara guna menghindari pelaku.

"Saya ingin melaporkan kepada pihak yang berwajib dan berharap para pelaku bisa ditangkap dan diadili,"

"Jika belum ditangkap, tentunya nyawa saya selalu terancam," bebernya.

Dikonfirmasi terpisah kuasa hukum korban, Febuar Rahman SH, berharap dengan adanya kejadian ini pihak kepolisian jajaran Polres OKI dapat segera mengungkap kasus tersebut.

"Saya berharap pelaku dapat segera tertangkap, karena kejadian penganiayaan ini sudah 2 kali terjadi selama tahun 2023 ini," ungkapnya.

Masih kata dia, sejak kejadian itu pula korban merasa ketakutan dan terpaksa pindah ke rumah orang tuanya. Agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

"Apalagi dengan adanya kejadian ini, korban menjadi terancam hidupnya. Sampai sekarang korban masih trauma dan selalu merasa ketakutan," pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved