Liputan Khusus Tribun Sumsel

Harga Terus Naik, Backlog Perumahan di Sumsel Lebih Tinggi dari DKI Jakarta -2

Backlog perumahan di Sumsel masih besar juga dipicu kenaikan harga rumah subsidi dari tahun ke tahun.

Editor: Vanda Rosetiati
PDF TRIBUN SUMSEL
Liputan khusus Tribun Sumsel backlog perumahan di Sumsel, backlog perumahan atau kesenjangan antara rumah dibangun dan rumah dibutuhkan masyarakat masih besar. 

"Saya menurunkan prinsip saya kepada anak saya. Jadi anak saya yang pertama juga sudah menikah dan sudah membeli rumah sendiri. Anak saya Rama Araska beli rumah harganya Rp 135 juta pada tahun 2019," katanya.

Sedangkan Rama Araska mengatakan, bahwa ia membeli rumah pada tahun 2019 seharga Rp 135 juta. Pada waktu itu Dp nya Rp 500 ribu dengan cicilan Rp 900 ribuan selama 15 tahun.

"Rumahnya tipe 27 dengan ukuran 14x7 meter persegi. Ada kamar tidur dan kamar mandi," kata Rama yang bekerja di Sucofindo.

Sementara Odi Aria, yang membeli rumah di Griya Gerbang Emas yang merupakan wilayah perbatasan antara Jakabaring dan Banyuasin mengatakan, untuk wilayah Jakabaring ini cukup berkembang.

"Untuk perumahan di sini rata-rata komersil dan sulit untuk mendapatkan rumah subsidi, karena memang wilayahnya yang sudah maju. Untuk itu saya dahulu di 2018 beli rumah di sini seharga Rp 250 juta," ungkapnya.

Ia membeli rumah tipe 36 seharga Rp 250 juta dengan cicilan Rp 2,4 juta selama 15 tahun dan itu bunganya tidak flat. Artinya mengikuti suku bunga berjalan dan sekarang cicilan perbulannya di angka Rp 2,8 juta.

"Untuk bisa memiliki rumah sendiri bukanlah hal mudah, terlebih tidak lama kemudian ada Covid-19. Jadi saat Covid-19 keuangan juga tidak stabil, sehingga saya sampai jual motor untuk menutupi cicilan," ungkapnya.

Kemudian dari segi fasilitas di perumahan, karena ini wilayahnya perbatasan susah masuk PDAM dan dan jalannya juga kurang bagus.

"Jadi kami pakai air dari sumur bor. Karena memang di sini tidak ada pipa induk. Kalau mau pasang booster membutuhkan biaya yang mahal, setidaknya butuh Rp 500 jutaan," ungkapnya

Meskipun begitu, ia bersyukur bisa membeli rumah di lokasi tersebut. Karena memang di wilayah Jakabaring dan sekitarnya harga rumah cukup tinggi, kalau dulu rata-rata di angka Rp 300 jutaan. Kalau sekarang bisa lebih dari itu. (tim)

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved