Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Dominasi Faktor MBA, Penyebab Pasangan Menikah di Bawah Umur, Ortu Disarankan Awasi Anak -1

Pernikahan usia anak sebagian besar didasari karena pernikahan tidak diinginkan atau hamil di luar nikah. Ada juga takut fitnah maka menikah.

Editor: Vanda Rosetiati
TANGKAP LAYAR TRIBUN SUMSEL
Liputan Khusus Tribun Sumsel, pernikahan usia anak atau pernikahan dini sebagian besar didasari karena pernikahan tidak diinginkan atau hamil di luar nikah. Ada juga takut fitnah maka menikah. 

Dari data tersebut, yang paling banyak mengajukan dispensasi nikah adalah dari warga Kabupaten Musirawas, disusul Lubuklinggau dan terendah Muratara.

Pengawasan Perlu

Sementara itu Gundriyani yang merupakan ibu dari dua anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah mengatakan bahwa pengawasan orang tua menjadi aspek yang paling penting.

"Sebagai orang tua pasti ada rasa was-was juga kalau anak berpergian ke luar, itulah yang buat saya sampai anak saya usia 14 tahun harus saya hantar jemput, belum berani untuk saya pesankan ojek online," ujarnya.

Kendatipun jarak rumah ke sekolah jauh, Gundriyani tetap ingin menghantar jemput anaknya dan jika pun anaknya ikut Les akan ditunggunya sampai selesai.

"Pengawasan orang tua ke anak itu sangat penting, apalagi kalau nanti anak sudah menginjak usia pubertas harus lebih ekstra lagi dalam menjaga anak," bebernya.

Sementara itu, salah satu guru negeri di sekolah menengah pertama, Puspita mengatakan bahwa pihaknya sebagai orang tua ke dua bagi anak-anak sekolah juga memiliki peran tak kalah penting.

"Selalu berikan edukasi yang membangun, bukan hanya ke pelajaran saja namun secara emosi dan moralnya perlu selalu di suplai dengan hal yang positif," ujarnya.

Lebih lanjut usia krusial anak menginjak dewasa yakni pada usia ABG atau berkisar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Sebagai seorang guru dia selalu memberikan support yang positif dan menjadi teladan yang baik untuk anak didiknya.

" Caranya dengan melakukan pedekatan terlebih dahulu dengan mengajak anak untuk saling mengenal satu sama lain dengan cara pedekatan sharing satu sama lain sesuai degan gen z sekarang," tambahnya.

"Selain menjadi guru kita juga perlu menjadi pendengar yang baik untuk anak, jangan buat anak merasa terlalu takut dengan kita," tambahnya.

Menurutnya bahwa anak-anak yang masih di usia belia harus mendapatkan dukungan dan perhatian penuh agar anak-anak tersebut bisa menjadi penerus bangsa yang dapat di andalkan.

"Antara guru dan siswa harus saling sharing prihal apapun itu terutama apalagi jika seorang guru tersebut merupakan walikelas anak tersebut, kita harus lebih mendekati siswatetapi tidak boleh juga melakukan pendekatan terlalu berlebihan," bebernya

Sebagai guru juga harus memberikan arahan arahan mengenai dampak-dampak negatif dari pergaulan -pergaulan yang sering terjadi pada anak sekolah yang baru ingin menemukan jati dirinya, sehingga siswa akan berfikir ulang untuk melakukan hal tersebut, tambahnya.

Ada Faktor Ekonomi

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved