Berita Muratara

5 Sales Asal Garut Dituduh Penculik Anak di Muratara, Ketua DPRD Hingga Bupati Muratara Minta Maaf

Ketua DPRD Hingga Bupati Muratara Menyampaikan Permintaan Maaf Atas Tindakan Main Hakim Sendiri Oleh Warganya Terhadap Lima Sales Jaket Asal Garut

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT AIZULLAH
Ketua DPRD Hingga Bupati Muratara Menyampaikan Permintaan Maaf Atas Tindakan Main Hakim Sendiri Oleh Warganya Terhadap Lima Sales Jaket Asal Garut, Jawa Barat yang Dituding Penculik Anak 

Devi berharap agar permasalahan ini tidak dibesar-besarkan lagi, mengingat kedua belah pihak yakni korban dan pemerintah desa mewakili warga telah sepakat berdamai.

Dia menyadari akibat dari peristiwa itu menimbulkan efek buruk terhadap nama Kabupaten Muratara juga Provinsi Sumatera Selatan karena menjadi sorotan nasional beberapa hari terakhir.

Devi pun menyampaikan permohonan maaf kepada korban atas kejadian tersebut, dan mengajak warganya untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran.

"Ujung-ujungnyo apo, ngerusak namo daerah kito. Kito tinggal di tepi lintas, siapo bae biso datang ke Muratara, jadi jangan main hakim sendiri," tegasnya.

Ngaku Terpaksa Damai

Lima sales jaket asal Garut yang menjadi korban amukan massa di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel karena dituding penculik anak mengaku terpaksa  berdamai.

Bila tak bersedia damai, maka dikhawatirkan gedung Polres Muratara akan dibakar warga.

Hal ini diungkap Dadang Wahyudin (49) satu dari lima pria Garut penjual jaket yang menjadi korban hoaks penculikan di Kabupaten Muratara.

Lima sales jaket asal Garut jadi korban hoax dituding penculik anak di Muratara, Sumsel
Lima sales jaket asal Garut jadi korban hoax dituding penculik anak di Muratara, Sumsel (TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT AIZULLAH)

"Polisi yang ngomong, kalo gak ada kekeluargaan Polres ini akan dibakar habis sama warga disana, makanya harus kekeluargaan," ujarnya kepada Tribunjabar.id saat menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, Jumat (10/2/2023) malam.

Dadang saat ini telah sampai di kampung halamannya di Garut.

Setibanya di Garut, dia langsung menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, selain visum ia juga diperiksa kondisi kesehatannya.

Di Musi Rawas Utara, dia bersama empat kawannya, sebenarnya sudah meneken perjanjian damai dengan warga.

Dalam perjanjian damai itu, dia mendapat ganti rugi Rp 30 juta.

Namun, banyak pihak yang menilai, dengan nilai tersebut tidak sebanding dengan penderitaan yang didapat.

Bagaimana tidak, mereka berlima difitnah. Setelah difitnah, diamuk massa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved