Liputan Khusus Tribun Sumsel
LIPSUS: Tahta Tanpa Istana, Pemkot Palembang Siapkan Anggaran Pembangunan Istana Kesultanan 1
Pemkot Palembang menyetujui menganggarkan pembangunan untuk istana kesultanan Kota Palembang. Tujuannya agar tidak kehilangan ciri khas kesultanan.
"Ketika mereka masuk ke ranah kegiatan budaya itu, maka semakin banyak masyarakat mengakui mana dari dua ini, yang menjadi Sultan yang kita kenal sebagai Sultan simbol budaya ini, " pungkasnya.
Keraton Diperlukan
Kota Palembang termasuk daerah Kesultanan, namun sayangnya tak ada istana atau keraton. Untuk itu banyak yang bertanya dimana keraton atau istana Palembang Darussalam?
Menurut Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH MKn, Kesultanan Palembang Darussalam ini sebenarnya dulunya memiliki beberapa istana dan yang terakhir di Benteng Kuto Besak (BKB)
"Dulu ada namanya Kuto Kecik, Beringin Janggut dan ada juga namanya Kuto Gawang di daerah Pusri. Namun itu sudah tidak ada, sebab di tahun 1660an dihancurkan oleh VOC," kata SMB IV saat diwawancarai secara langsung oleh Tribun Sumsel, Jumat (3/2)

Masih kata SMB IV, karena di Kuto Gawang sudah hancur maka pindah ke Baringin Janggut, kemudian ke Kuto Kecik dan akhirnya di kuto besak atau BKB. Disitulah istana terakhir Kesultanan SMB II.
"Kalau bentengnya masih ada, tapi kalau istananya karena memang terbuat dari kayu dan pertempuran zaman dulu sangat dahsyat maka saya lihat nggak ada lagi," ungkapnya
Menurutnya, struktur bangunannya sudah tidak ada, tapi ada denanya yang dibuat Mayor Williamton pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.
"Kalau saya berharapnya ada keraton atau istana di Palembang. Tujuannya sebagai pusat budaya, edukasi, adat dan lain-lain segala sesuatu yang terkait Palembang Darussalam," katanya
Masih kata SMB IV, bisa edukasi terkait seni tutur, seni sastra dan semua budaya yang ada untuk menjadikan kearifan lokal Palembang ini lebih bernilai dan diresapi masyarakat.
"Kalau yang ada saya buat Istana Adat di Sultan Mansyur, untuk tempat rapat-rapat adat dan kegiatan kesenian yang lingkupnya kecik. Sebab luasannya tidak sebesar di BKB. Kalau di Istana Adat paling bisa untuk 100 orang," ungkapnya
Menurutnya, kalau di BKB bisa mengedukasi banyak orang, baik mahasiswa, sekolah ataupun masyarakat yang kapasitasnya bisa ribuan orang. Bahkan kalau dibuat sebagai tempat pertunjukan seni cukup menarik, semisal di dalam BKB dibuat lagi Istana dengan tujuan untuk membuat kegiatan budaya dan melestarikan adat budaya yang ada di Sumsel.
"Kalau wacana sudah sering kita diskusikan dengan Pemkot, Kodam II Sriwijaya dan pihak terkait lainnya. Namun memang terhambat karena kini itu milik Kodam II Sriwijaya," katanya
Masih kata SMB IV, kalau berdasarkan sejarahnya memang milik Kesultanan Palembang Darussalam. Hanya saja karena ini NKRI, maka menghargai bahwa BKB dikuasai atau dipelihara Kodam II Sriwijaya.
"Ia kita juga berterimakasih sudah dipelihara, hanya saja harapannya jangan sampai peninggalan yang ada ini dihancurkan tapi kalau bisa dilestarikan seperti bentengnya dan lain-lain yang memiliki sejarah," katanya
Lipsus Tribun Sumsel
Lipsus Kesultanan Palembang Tahta Tanpa Istana
Kesultanan Palembang Darussalam (KPD)
Lokal Bercerita
Aku Lokal Aku Bangga
Menatap 2023
Tribunsumsel.com
Pemilik Kafe Kopi di Palembang Tertolong Momen Buka Bersama, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -3 |
![]() |
---|
Harga Kopi Rp 52 Ribu Per Kg Termahal Sepanjang Sejarah, Kini Ramai-ramai Beli Emas -2 |
![]() |
---|
LIPSUS : Bisnis Kafe Kopi Gulung Tikar, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -1 |
![]() |
---|
Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku Bakal Matikan Usaha, GIPI Sumsel Ajukan Gugatan ke MK -2 |
![]() |
---|
LIPSUS: Pengunjung Karaoke Kaget Tarif Naik, Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku -1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.