Berita Ogan Ilir

Dari Gersang Jadi Subur : Inovasi Pertamina Menghidupkan Pulau Semambu

Melalui Sinergi Semambu, Pertamina berperan aktif sebagai fasilitator dalam pengembangan teknologi irigasi modern, penyediaan infrastruktur

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
INOVASI PERTAMINA -- Petani di Desa Pulau Semambu, Ogan Ilir, panen kangkung, Sabtu (4/10/2025). Berkat adanya inovasi Spider Web Irrigation System (SWIS), kualitas kangkung yang dihasilkan menjadi lebih baik, dan tumbuh subur. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, Ogan Ilir -- Ratusan hektare lahan yang dulu gersang di Desa Pulau Semambu, Kabupaten Ogan Ilir (OI), kini berubah menjadi lahan pertanian subur yang produktif. Ada tanaman kangkung, bayam, dan lain-lain tumbuh subur.

Transformasi ini merupakan buah dari inovasi dan kepedulian sosial yang dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/CSR Sinergi Semambu.

Melalui program Sinergi Semambu ini, Pertamina berperan aktif sebagai fasilitator dalam pengembangan teknologi irigasi modern, penyediaan infrastruktur seperti panel surya dan sistem Spider Web Irrigation System (SWIS) atau sistem irigasi jaring  menyerupai jaring laba-laba.

Ketua Kelompok Tani Tunggal Makmur, Agus Warsito (50) mengatakan, lahan seluas 117 hektare di Dusun Lima, Desa Pulau Semambu, dulunya dikenal sebagai medan perjuangan berat bagi sekitar 130 petani yang harus menghadapi tantangan perubahan iklim.

"Dulu ketika kemarau, kami hanya bisa pasrah melihat lahan pertanian kami mengering. Akibatnya, banyak teman-teman yang akhirnya jadi buruh harian karena tidak ada pilihan lain," kata Agus, Selasa (20/10/2025).

Menurutnya, selama puluhan tahun, para petani hidup dalam kondisi serba sulit, terutama akibat ketiadaan air yang cukup untuk mengairi tanaman sayur yang ditanam.

Agus menceritakan, bahwa selama ini mereka harus menarik air dari rawa yang jaraknya sekitar 300 meter untuk mengairi lahan pertanian mereka.

Proses ini bukan hanya melelahkan tetapi juga menguras biaya, sebab mereka harus membeli bahan bakar bensin dua liter setiap hari demi mengoperasikan pompa air.

"Namun, ketika musim kemarau tiba, sumber air mengering total. Semua usaha terasa sia-sia, dan kebun kami hanya bisa pasrah menunggu air hujan,” kata Agus sambil mengenang masa lalu.

Keadaan tersebut membuat petani hidup dalam ketidakpastian dan risiko gagal panen yang tinggi.

Pertanian yang seharusnya menjadi penopang ekonomi, malah berubah menjadi beban berat tanpa jaminan hasil.

"Pada tahun 2022, secercah harapan hadir, ketika Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menginisiasi program CSR Sinergi Semambu," ungkapnya.

Program ini tidak hanya bertujuan memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, tetapi juga mengatasi permasalahan lingkungan seperti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Lalu, pada tahun 2023, Pertamina memasang instalasi panel surya berukuran 3x6 meter dengan kapasitas menghasilkan listrik sebesar 6.000 watt," katanya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved