Kopi Sumsel
Kopi Sumsel Butuh 'Branding' Kuat Untuk Menuju Pasar Internasional
Ia juga menegaskan pentingnya pemberian tanda atau "marking" kopi Sumsel agar setiap pengiriman dari daerah ini memiliki identitas yang jelas.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Menurutnya, salah satu produk unggulan yang sudah mulai dikenal adalah Kopi Raden Kuning dari Pagar Alam, yang memiliki karakter dan harga berbeda karena warna bijinya yang khas.
Sedangkan, Duta Kopi Indonesia 2025 asal Kabupaten OKU Selatan, Fais Al Arif, turut menegaskan pentingnya branding untuk memperkuat posisi kopi Sumsel di kancah nasional dan global.
“Potensi kopi Sumsel sangat besar. Sebagai petani sekaligus penyuluh, saya melihat langsung bagaimana kopi dari berbagai daerah, termasuk OKU Selatan, punya karakter unik dan kualitas tinggi,” katanya.
Fais menambahkan, meskipun Kopi Semendo dikenal luas, sejarah mencatat bahwa sejak tahun 1911 kopi sudah tumbuh di OKU Selatan. Selain potensi kopi, daerah ini juga memiliki nilai tambah dari sisi wisata seperti Danau Ranau yang dapat mendukung promosi agrowisata kopi.
“Kita butuh sinergi, bukan hanya dari petani, tapi juga dari semua pihak, mulai dari pembiayaan, pemasaran, hingga peningkatan kualitas green bean agar mencapai grade A,” katanya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan komunitas petani, branding Kopi Sumsel diharapkan dapat menjadi gerakan bersama menuju panggung dunia.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
| Kopi Liberika Asal Lahat Diekspor ke Malaysia, Bursah Zarnubi Targetkan Lebih Dari 1.000 Ton |
|
|---|
| Gudang Komoditi Milik Pemkot Pagar Alam Bakal Difungsikan Jadi Eksportir Kopi Koperasi Merah Putih |
|
|---|
| Terima Audiensi Eksportir Australia, Ludi Oliansyah Ingin Tingkatkan Kopi Pagar Alam Agar Mendunia |
|
|---|
| Kopi Lahat Berpotensi Dikirim ke Dubai Setelah Ada Pembeli yang Datang Temui Bupati |
|
|---|
| Harga Kopi di Empat Lawang Perlahan Kembali Naik, Sebelumnya Masih Rp 55 Ribu per Kilogram |
|
|---|
