Kades Cahaya Bumi OKI Dianiaya

Nasib 9 Oknum TNI Keroyok Kades Cahaya Bumi OKI dan Kakaknya, Kodam II/Sriwijaya Minta Maaf

Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Iskandar, memastikan akan menindak tegas 9 oknum TNI yang mengeroyok Kades Cahaya Bumi dan kakaknya.

|
TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
KADES DIANIAYA TNI -- Kades Cahaya Bumi, Komarudin (kiri) dan kakaknya Zainal Abidin (kanan) saat mendapat perawatan medis usai diduga dikeroyok puluhan petugas keamanan perusahaan sawit yang ada di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Senin (20/10/2025). Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Iskandar buka suara terkait pengeroyokan ini, Rabu (22/10/2025). 

Kronologi 

Diberitakan sebelumnya, permasalan ini bermula saat Komarudin selaku Kades Cahaya Bumi mendapat kabar ada seorang warganya ditangkap dan diduga dipukuli pihak keamanan perusahaan karena dituduh mencuri sawit, Senin (20/10/2025). 

Merasa khawatir dengan kondisi warganya, Ia pun berinisiatif mendatangi lokasi guna memastikan kebenaran informasi dengan mengendarai sepeda motor seorang diri menuju area kebun.

Di tengah perjalanan di area kebun Blok 08, Komarudin berpapasan dengan rombongan besar petugas keamanan perusahaan.

Jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan orang dan sebagian mengendarai mobil dan motor, bahkan beberapa di antaranya sedang menenteng senjata laras panjang.

Saat memperkenalkan diri sebagai Kades Cahaya Bumi, Komarudin justru menjadi pemicu amarah oknum petugas. 

Melihat adiknya pergi seorang diri, sang kakak, Zainal Abidin segera berinisiatif menyusul dari belakang dengan motor terpisah. 

Tiba di lokasi, Zainal syok melihat adiknya yang seorang kepala desa tengah menjadi bulan-bulanan para petugas keamanan.

Setelah turun dari motor Zainal refleks mengeluarkan ponselnya untuk merekam aksi brutal tersebut sebagai barang bukti, namun ponsel tersebut dirampas dan Zainal ikut dianiaya.

Zainal menambahkan, ia bahkan diancam akan dibunuh dan dipukul menggunakan gagang senjata.

Dikatakan kembali, kekerasan tidak berhenti di lokasi kejadian.

Kedua kakak beradik ini kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil milik perusahaan. Di dalam mobil pun, penyiksaan terus berlanjut hingga mereka tiba di kantor perusahaan.

"Di dalam mobil masih digebuki juga. Sampai di kantor perusahaan, kami masih dipukuli sampai manajer datang," kata Komarudin.

Meski sudah berada di kantor, mereka mengaku kesulitan meminta pertolongan. Baru setelah seorang kepala tata usaha (KTU) perusahaan turun tangan dan beberapa pejabat desa lain serta pihak kepolisian datang, situasi mulai mereda.

 

 

 

Baca berita menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved