Berita Viral
5 Bocah Dimakamkan Satu Liang, Ini Firasat Ibu Korban Tewas Tenggelam di Kubangan Balikpapan
Salah satu ibu korban, Nia Karunia Putri, mengungkap firasat pilu sebelum putranya, Muhammad Rifai (9), ditemukan terakhir di dasar kubangan.
Nia menggambarkan putranya sebagai sosok yang ceria, humoris, dan dekat dengan keluarga.
“Dia itu orangnya periang, gampang bercanda, tidak pilih-pilih makanan, pintar, ramah sama teman-temannya,” kenangnya.
Terkait lokasi tenggelamnya para korban, Nia menilai area kubangan Jalan PDAM Kilometer 8 bukan tempat yang aman untuk anak-anak.
“Tidak aman. Tidak ada tanda rambu-rambu larangan. Tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Ia mengatakan area itu sudah ada sejak sebelum pembangunan kawasan sekitar, namun kini kembali terbuka tanpa pengamanan.
Meski hatinya remuk, Nia mencoba tetap tegar dan berharap tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban.
“Semoga ke depan ada perhatian. Jangan saling menyalahkan. Semua anak jadi korban. Kita cuma bisa sabar, mau bagaimana lagi,” ucapnya.
Saat mendapat kabar anaknya hilang, hal pertama yang ia lakukan hanyalah berdoa. “Saya cuma berharap dia baik-baik saja. Tapi ternyata ini yang terjadi,” ujarnya.
Penyidikan Terbuka
Polda Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat dan pihak pengembang agar meningkatkan kewaspadaan terhadap area berbahaya, menyusul tewasnya enam anak dalam insiden tenggelam di kubangan air wilayah Grand City, Kilometer 8 Balikpapan Utara.
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yuliyanto, menegaskan bahwa tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar kejadian serupa tidak terulang.
“Untuk masyarakat, mari lebih waspada dan awasi anak-anak maupun keluarga kita dari tempat-tempat yang berbahaya. Untuk pengembang, mohon lebih memperhatikan lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan bahaya. Harus ada rambu peringatan yang jelas dan mudah dipahami,” tegasnya.
Yuliyanto memastikan, kepolisian akan melakukan langkah-langkah koordinatif sekaligus pendalaman mengenai ada tidaknya kelalaian dalam kejadian tersebut.
Ketika dikonfirmasi apakah insiden ini berpotensi mengarah pada tindak pidana, Kabid Humas menyatakan bahwa penyidikan tetap terbuka.
“Bisa saja ada pidana jika unsur-unsurnya terpenuhi. Itu nanti akan ditentukan dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk pihak yang bertanggung jawab atas lokasi tersebut,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kepolisian akan memeriksa seluruh aspek, mulai dari pengawasan lokasi, keamanan area, hingga tanggung jawab pihak pengembang dan pengelola lahan.
Sementara Polresta Balikpapan terus melakukan penyelidikan terkait peristiwa tewasnya enam anak yang ditemukan di kawasan perairan Balikpapan.
Kasat Reskrim Polresta Balikpapan AKP Zeska Julian Taruna mengatakan, hari ini pihaknya melaksanakan kegiatan TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara) bersama Tim Identifikasi (IDEN) untuk menentukan titik lokasi dan koordinat tempat para korban ditemukan.
"Saat ini kami melaksanakan kegiatan TPTKP bersama IDEN untuk menentukan titik lokasi atau titik koordinat kejadian yang melibatkan meninggalnya enam orang anak-anak," ujar AKP Zeska, Selasa (18/11/2025).
AKP Zeska menjelaskan proses pengukuran titik koordinat dilakukan dengan melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Kami meminta bantuan BPN terlebih dahulu untuk menentukan titik koordinat penemuan mayatnya," katanya.
Usai pengukuran, penyidik akan menentukan langkah lanjutan.
"Setelah hasil dari ini, tindakan selanjutnya kami mengumpulkan alat bukti, Pengumpulan Bahan Keterangan Pulbaket) terlebih dahulu termasuk saksi-saksi," lanjutnya.
Meski proses TPTKP masih berlangsung, polisi memastikan sudah mulai melakukan pemeriksaan saksi.
"Saksi sudah ada beberapa. Kita juga perlu saksi dari BPBD yang menolongnya. Keterangan ini nanti akan kita cocokkan dengan koordinat yang sedang diukur," jelas Kasat Reskrim.
Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa lima orang saksi, terdiri dari pihak keluarga korban serta saksi penemu pertama.
"Sudah lima. Dari pihak korban dan saksi penemu pertama," tambahnya.
Terkait lokasi awal penemuan enam anak tersebut, Zeska mengatakan pihaknya masih mencocokkan data di lapangan.
"Ini kan ada enam korban, apakah tempatnya sama atau berbeda nanti kami kabarkan," ujarnya.
Selain pemeriksaan saksi, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.
"Saat ini yang kita amankan itu mainan anak-anak, kemudian baju. Termasuk baju korban," ungkap AKP Zeska.
Pihak Polresta Balikpapan memastikan penyelidikan akan dilakukan secara maksimal untuk memastikan kronologi dan penyebab pasti tragedi yang menewaskan enam anak tersebut.
5 Jenazah Dimakamkan Satu Liang Lahat
Suasana duka menyelimuti Tempat Pemakaman Umum Kilometer 8, Balikpapan Utara, Selasa (18/11/2025) siang.
Sekitar pukul 12.00 Wita, enam jenazah anak-anak korban tenggelam di kubangan Jalan PDAM dimakamkan dengan iringan pelayat yang tak henti berdatangan sejak pagi.
Dari pantauan Tribun Kaltim, lima jenazah dimakamkan dalam satu liang lahat berjejer. Masing-masing tetap memiliki sekat pemisah.
Sementara satu jenazah lainnya dimakamkan di liang berbeda, tak jauh dari makam kerabat keluarganya.
Ketua RT 68 Kelurahan Graha Indah, Arianto, mengatakan pemakaman lima korban dalam satu liang lahat terpaksa dilakukan karena keterbatasan ruang di TPU KM 8.
“Kondisi makam kita sudah kategori penuh. Awalnya empat jenazah, tetapi tempat lain tidak ada. Jadi otomatis ditempatkan di situ. Namun masing-masing tetap ada sekatnya,” ujarnya.
Sejak pukul 09.00 Wita, empat rumah duka di RT 37 dan RT 68 telah dipadati keluarga, tetangga, dan warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Tangis pecah berulang kali, terutama dari keluarga tiga kakak-beradik yang turut menjadi korban: Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), dan Arafa Lirman Azka Faiez (8).
Tragedi itu juga merenggut nyawa sepupu mereka, Anaya Zaira Azarah (5).
Dua korban lainnya adalah Muhammad Rifai (9) dan Kartika Ardayanti (9), warga RT 37.
Sebelum dimakamkan, seluruh jenazah disalatkan di Masjid Ad-Durun Nafis, tak jauh dari rumah para korban. Prosesi salat jenazah dilakukan bergantian, dimulai pukul 09.30 Wita dengan jenazah Muhammad Rifai, korban terakhir yang ditemukan.
“Posisinya paling bawah saat kejadian, jadi pencariannya lama,” ujar salah satu anggota keluarga.
Arus pelayat terus mengalir hingga siang hari, menandakan besarnya rasa kehilangan atas musibah yang merenggut enam nyawa sekaligus. Seluruh jenazah dimakamkan pada hari yang sama.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co
| Sosok Mail, Kepala SMAN 3 Lutra yang Gantikan Rasnal saat Kasus Dugaan Pungli, Jabatan Dikembalikan |
|
|---|
| Sosok Safruddin Kepala SMAN 1 Luwu Utara Sekarang, Sambut Kedatangan Abdul Muis dan Rasnal |
|
|---|
| Bukan ke SMAN 1, Rasnal Kembali Jadi Kepala SMAN 3 Luwu Utara usai Terima SK Pembatalan PTDH |
|
|---|
| Terkumpul Rp770 Juta, Terungkap Peruntukkan Dana Komite SMAN 1 Lutra, MA Temukan Dugaan Penyimpangan |
|
|---|
| Ini Penjelasan Sekolah Soal Mobil Pelajar SMAN 1 Serang Terguling Usai Diteriaki Lakukan Asusila |
|
|---|
