Berita Nasional

Drama Penangkapan Lukas Enembe Diungkap KPK, dari Ngutang Sewa Boeing Hingga Dicaci Maki

KPK membuka kisah tak terduga di balik operasi penangkapan mantan Gubernur Papua, mendiang Lukas Enembe.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
DRAMA PENANGKAPAN ENEMBE - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya membuka kisah tak terduga di balik operasi penangkapan mantan Gubernur Papua, mendiang Lukas Enembe. Ada serangkaian drama yang menguji mental penyidik, mulai dari banjir hujatan publik, strategi cium tangan, hingga momen darurat harus berutang demi menyewa pesawat Boeing 737. 

Ringkasan Berita:
  • Kisah di balik operasi penangkapan mantan Gubernur Papua, mendiang Lukas Enembe.diungkap oleh KPK.
  • Tim KPK berada di bawah tekanan berat sebelum penangkapan berhasil.
  • Untuk menghindari bentrokan fisik, penyidik menggunakan pendekatan persuasif yang unik.

 

TRIBUNSUMSEL.COM Membuka kisah tak terduga di balik operasi penangkapan mantan Gubernur Papua, mendiang Lukas Enembe, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Terdapat serangkaian drama yang menguji mental penyidik, mulai dari banjir hujatan publik, strategi "cium tangan", hingga momen darurat harus berutang demi menyewa pesawat Boeing 737 di balik kesuksesan membawa tersangka korupsi tersebut ke Jakarta.

Pada Selasa (18/11/2025), hal ini diungkapkan oleh Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, dalam diskusi dengan media di Bogor, Jawa Barat.

Lukas Enembe meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat(RSPAD) Gatot Soebroto,Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2023), disebabkan gagal ginjal
Lukas Enembe meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat(RSPAD) Gatot Soebroto,Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2023), disebabkan gagal ginjal (Tribunnews.com)

Tekanan Publik dan Strategi Cium Tangan

Asep menceritakan sebelum penangkapan berhasil, tim KPK berada di bawah tekanan berat. 

Publik menilai KPK lamban dan tidak berani menindak Lukas Enembe yang dikenal memiliki basis massa besar dan loyalis yang militan.

"Perkara Pak Gubernur LE (Lukas Enembe) itu kami ke sana berkali-kali sampai kita juga dihujat di media. Dihujat kenapa enggak segera ditangkap? Padahal dia berkeliaran, katanya sakit tapi malah mengerahkan massa," ungkap Asep.

Puncak operasi terjadi ketika tim memantau pergerakan Lukas yang hendak menuju perbatasan. 

Saat itu, Lukas sedang berada di sebuah rumah makan di Abepura, Jayapura, dikelilingi oleh bodyguard. 

Menghindari bentrokan fisik, penyidik menggunakan pendekatan persuasif yang unik.

"Anggota mendatanginya dan langsung cium tangan, lalu dibisikin, 'Bapak mari kita ikut ke tempat Brimob, Bapak mau diperiksa dulu sebentar'," tutur Asep. 

Pendekatan sopan santun ini berhasil meluluhkan pertahanan tanpa memicu kecurigaan atau perlawanan dari para pengawal, sehingga Lukas bersedia dibawa ke Mako Brimob Polda Papua.

Kendala Logistik: Seleksi Berat Badan dan Pesawat Kecil

Tantangan belum usai setelah penangkapan. 

Tim penyidik dihadapkan pada kendala transportasi untuk membawa Lukas keluar dari Papua. 

Hanya tersedia pesawat kecil yang memiliki batasan kapasitas muatan yang ketat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved