Berita Viral
5 Bocah Dimakamkan Satu Liang, Ini Firasat Ibu Korban Tewas Tenggelam di Kubangan Balikpapan
Salah satu ibu korban, Nia Karunia Putri, mengungkap firasat pilu sebelum putranya, Muhammad Rifai (9), ditemukan terakhir di dasar kubangan.
Ringkasan Berita:
- Enam anak tewas tenggelam di kubangan air Jalan PDAM Km 8, Balikpapan Utara
- Saat mereka bermain di area tanpa pagar dan rambu larangan, tragedi itu terjadi .
- Proses pencarian berlangsung dramatis, seluruh korban ditemukan meninggal dunia.
- Mengungkap firasat pilu sebelum putranya, Muhammad Rifai (9), ditemukan terakhir di dasar kubangan, salah satu ibu korban, Nia Karunia Putri.
TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah enam bocah tewas tenggelam di kubangan Jalan PDAM Km 8, suasana duka menyelimuti Balikpapan Utara, Kalimantan Timur.
Seorang ibu korban mengungkap firasat sebelum putranya ditemukan tak bernyawa di tengah pilu.
Kronologi Kejadian
Pada Senin (17/11/2025) pukul 16.00 Wita, kubangan di kawasan Jalan PDAM, RT 37, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara menelan enam korban anak-anak.
Tiga dari enam korban merupakan kakak beradik yang tinggal di RT 68, yakni Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), serta Arafa Lirman Azka Faiez (8).
Kejadian ini juga merenggut nyawa sepupu mereka, Anaya Zaira Azarah (5). Sementara itu, dua korban lainnya, Muhammad Rifai (9) dan Kartika Ardayanti (9), merupakan warga RT 37.
Ketua RT 37 Graha Indah, Andi Firmansyah, menjelaskan peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 18.05 WITA di lingkungan RT 37 wilayah Grand City, tepatnya pada area pembukaan lahan yang sudah lama tergenang air.
“Di tempat itu ada kubangan. Anak-anak datang bermain, lalu terjadi kecelakaan. Itu kubangan dari tanah urukan yang akhirnya terisi air,” ujar Andi.
Andi menyebut kubangan itu bukan galian proyek, melainkan genangan yang terbentuk karena kontur tanah yang paling dalam.
“Itu kubangan, bukan waduk. Sudah ada sekitar setengah tahun. Tidak ada larangan atau plang dilarang bermain,” jelasnya.
Wilayah tersebut masuk dalam area pembukaan lahan Grand City, namun belum menjadi kawasan permukiman aktif. Lokasinya berada di jalur PDAM RT 37.
Andi juga menjelaskan, kubangan yang menjadi lokasi kejadian terletak tak jauh dari kawasan Perumahan Grand City milik pengembang properti Sinar Mas Land.
“Itu memang sudah ada sejak setahun belakangan, hanya saja sebulan terakhir tidak ada pekerjaan lanjutan,” ujarnya saat diwawancarai di rumah duka, Selasa (18/11/2025).
Ia membeberkan, lokasi kubangan hanya sekitar 50 meter dari kawasan permukiman warga. Sayangnya, tanpa pagar pembatas maupun papan larangan berenang.
Hanya saja, terdapat papan pemberitahuan terkait tanah tersebut masih dalam proses peradilan di PN Balikpapan.
“Memang tidak pernah ada pagar pembatas, tidak ada juga papan peringatan. Hanya saja beberapa kali pihak keamanan dari Grand City pernah mengimbau agar tidak memasuki kawasan itu,” ungkapnya.
Menurut Firman, pihak pengembang seharusnya memasang pagar maupun papan peringatan di kawasan tersebut.
Di samping itu, ia juga mengimbau warga agar lebih berhati-hati dan memperhatikan buah hati mereka saat bermain.
“Semoga ke depan pihak pengembang segera memasang papan peringatan dan pagar agar tidak terulang. Ini tentu menjadi kejadian yang sangat memilukan, saya minta kepada warga agar lebih memperhatikan lagi anak-anaknya saat bermain,” pungkasnya.
Daftar Korban Meninggal Dunia
Alfa Kaltiana Hadi (12)
Ica Nawang (11)
Arafa Lirman Azka Faiez (8)
Anaya Zaira Azarah (5)
Muhammad Rifai (9)
Kartika Ardayanti (9)
Firasat Ibu
Nia Karunia Putri (28), ibu dari Muhammad Rifai Alamsyah (9), teringat satu perubahan kecil dari putranya beberapa hari terakhir.
“Biasanya dia suka rapi. Tapi beberapa hari ini, entah kenapa, dia jarang pakai baju di rumah. Maunya santai saja,” ungkap Nia, Selasa (18/11/2025).
Nia mengatakan bahwa sifat Rifai tidak seperti itu. Ia tidak menyangka perubahan kecil tersebut kini menggoreskan rasa haru.
“Kalau dipikir sekarang, rasanya jadi ingat terus. Tapi waktu itu saya tidak curiga apa-apa,” katanya pelan.
Dengan mata sembap, Nia berusaha mengingat kembali detik-detik terakhir melihat putra sulungnya sebelum musibah menimpa.
“Terakhir saya lihat anak saya itu jam 1 siang, waktu saya antar dia ke sekolah,” ucap Nia dengan suara bergetar.
Sepulang sekolah, Rifai dijemput pamannya. Sejak saat itu, Nia tidak lagi melihat langsung aktivitas putranya.
“Dia tidak pamit ke saya. Dia cuma bilang ke mama saya, mau ke masjid salat. Biasanya memang salat,” ujarnya.
Rifai sempat pulang ke rumah setelah salat dan menonton televisi. Tak lama kemudian, beberapa temannya memanggilnya untuk bermain.
“Dia dipanggil teman-temannya, ‘Ayo main’. Akhirnya dia pergi,” kata Nia.
Rifai pun pergi bersama tiga temannya yang kemudian juga menjadi korban tenggelam di lokasi kubangan Jalan PDAM.
Nia menegaskan bahwa sang anak bukan tipe yang suka bermain jauh dari rumah, apalagi ke area kubangan.
“Dia tidak pernah main ke situ. Tidak pernah mandi di situ. Kalau main layangan pun sama bapaknya, bukan sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, tidak ada tanda-tanda aneh atau perubahan tingkah laku anaknya sebelum kejadian. Hari itu berlangsung seperti biasa.
Ada satu hal yang hingga kini membuat Nia terus teringat. Sebuah firasat kuat yang muncul ketika ia sedang mengantar pesanan dagangan jengkol ke kawasan Sepinggan.
“Pas lewat danau, airnya tenang. Tapi saya tiba-tiba terbayang anak saya ada di dalam air, seperti minta tolong, ‘Mama, tolong aku, aku tenggelam’,” tutur Nia sambil menahan tangis.
Ia mengaku merinding, namun mencoba mengabaikan firasat itu. Ia tidak pernah membayangkan bahwa bayangan di pikirannya akan menjadi kenyataan pahit.
Setelah pencarian, Rifai menjadi korban terakhir yang ditemukan. Menurut informasi dari keluarga, posisi tubuhnya berada di bagian paling bawah.
“Hancur rasanya. Anak saya yang ditemukan terakhir,” kata Nia lirih.
Rifai adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya yang berusia 6 tahun belum sepenuhnya memahami bahwa kakaknya telah pergi untuk selamanya.
Nia menggambarkan putranya sebagai sosok yang ceria, humoris, dan dekat dengan keluarga.
“Dia itu orangnya periang, gampang bercanda, tidak pilih-pilih makanan, pintar, ramah sama teman-temannya,” kenangnya.
Terkait lokasi tenggelamnya para korban, Nia menilai area kubangan Jalan PDAM Kilometer 8 bukan tempat yang aman untuk anak-anak.
“Tidak aman. Tidak ada tanda rambu-rambu larangan. Tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Ia mengatakan area itu sudah ada sejak sebelum pembangunan kawasan sekitar, namun kini kembali terbuka tanpa pengamanan.
Meski hatinya remuk, Nia mencoba tetap tegar dan berharap tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban.
“Semoga ke depan ada perhatian. Jangan saling menyalahkan. Semua anak jadi korban. Kita cuma bisa sabar, mau bagaimana lagi,” ucapnya.
Saat mendapat kabar anaknya hilang, hal pertama yang ia lakukan hanyalah berdoa. “Saya cuma berharap dia baik-baik saja. Tapi ternyata ini yang terjadi,” ujarnya.
Penyidikan Terbuka
Polda Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat dan pihak pengembang agar meningkatkan kewaspadaan terhadap area berbahaya, menyusul tewasnya enam anak dalam insiden tenggelam di kubangan air wilayah Grand City, Kilometer 8 Balikpapan Utara.
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yuliyanto, menegaskan bahwa tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar kejadian serupa tidak terulang.
“Untuk masyarakat, mari lebih waspada dan awasi anak-anak maupun keluarga kita dari tempat-tempat yang berbahaya. Untuk pengembang, mohon lebih memperhatikan lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan bahaya. Harus ada rambu peringatan yang jelas dan mudah dipahami,” tegasnya.
Yuliyanto memastikan, kepolisian akan melakukan langkah-langkah koordinatif sekaligus pendalaman mengenai ada tidaknya kelalaian dalam kejadian tersebut.
Ketika dikonfirmasi apakah insiden ini berpotensi mengarah pada tindak pidana, Kabid Humas menyatakan bahwa penyidikan tetap terbuka.
“Bisa saja ada pidana jika unsur-unsurnya terpenuhi. Itu nanti akan ditentukan dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk pihak yang bertanggung jawab atas lokasi tersebut,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kepolisian akan memeriksa seluruh aspek, mulai dari pengawasan lokasi, keamanan area, hingga tanggung jawab pihak pengembang dan pengelola lahan.
Sementara Polresta Balikpapan terus melakukan penyelidikan terkait peristiwa tewasnya enam anak yang ditemukan di kawasan perairan Balikpapan.
Kasat Reskrim Polresta Balikpapan AKP Zeska Julian Taruna mengatakan, hari ini pihaknya melaksanakan kegiatan TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara) bersama Tim Identifikasi (IDEN) untuk menentukan titik lokasi dan koordinat tempat para korban ditemukan.
"Saat ini kami melaksanakan kegiatan TPTKP bersama IDEN untuk menentukan titik lokasi atau titik koordinat kejadian yang melibatkan meninggalnya enam orang anak-anak," ujar AKP Zeska, Selasa (18/11/2025).
AKP Zeska menjelaskan proses pengukuran titik koordinat dilakukan dengan melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Kami meminta bantuan BPN terlebih dahulu untuk menentukan titik koordinat penemuan mayatnya," katanya.
Usai pengukuran, penyidik akan menentukan langkah lanjutan.
"Setelah hasil dari ini, tindakan selanjutnya kami mengumpulkan alat bukti, Pengumpulan Bahan Keterangan Pulbaket) terlebih dahulu termasuk saksi-saksi," lanjutnya.
Meski proses TPTKP masih berlangsung, polisi memastikan sudah mulai melakukan pemeriksaan saksi.
"Saksi sudah ada beberapa. Kita juga perlu saksi dari BPBD yang menolongnya. Keterangan ini nanti akan kita cocokkan dengan koordinat yang sedang diukur," jelas Kasat Reskrim.
Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa lima orang saksi, terdiri dari pihak keluarga korban serta saksi penemu pertama.
"Sudah lima. Dari pihak korban dan saksi penemu pertama," tambahnya.
Terkait lokasi awal penemuan enam anak tersebut, Zeska mengatakan pihaknya masih mencocokkan data di lapangan.
"Ini kan ada enam korban, apakah tempatnya sama atau berbeda nanti kami kabarkan," ujarnya.
Selain pemeriksaan saksi, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.
"Saat ini yang kita amankan itu mainan anak-anak, kemudian baju. Termasuk baju korban," ungkap AKP Zeska.
Pihak Polresta Balikpapan memastikan penyelidikan akan dilakukan secara maksimal untuk memastikan kronologi dan penyebab pasti tragedi yang menewaskan enam anak tersebut.
5 Jenazah Dimakamkan Satu Liang Lahat
Suasana duka menyelimuti Tempat Pemakaman Umum Kilometer 8, Balikpapan Utara, Selasa (18/11/2025) siang.
Sekitar pukul 12.00 Wita, enam jenazah anak-anak korban tenggelam di kubangan Jalan PDAM dimakamkan dengan iringan pelayat yang tak henti berdatangan sejak pagi.
Dari pantauan Tribun Kaltim, lima jenazah dimakamkan dalam satu liang lahat berjejer. Masing-masing tetap memiliki sekat pemisah.
Sementara satu jenazah lainnya dimakamkan di liang berbeda, tak jauh dari makam kerabat keluarganya.
Ketua RT 68 Kelurahan Graha Indah, Arianto, mengatakan pemakaman lima korban dalam satu liang lahat terpaksa dilakukan karena keterbatasan ruang di TPU KM 8.
“Kondisi makam kita sudah kategori penuh. Awalnya empat jenazah, tetapi tempat lain tidak ada. Jadi otomatis ditempatkan di situ. Namun masing-masing tetap ada sekatnya,” ujarnya.
Sejak pukul 09.00 Wita, empat rumah duka di RT 37 dan RT 68 telah dipadati keluarga, tetangga, dan warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Tangis pecah berulang kali, terutama dari keluarga tiga kakak-beradik yang turut menjadi korban: Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), dan Arafa Lirman Azka Faiez (8).
Tragedi itu juga merenggut nyawa sepupu mereka, Anaya Zaira Azarah (5).
Dua korban lainnya adalah Muhammad Rifai (9) dan Kartika Ardayanti (9), warga RT 37.
Sebelum dimakamkan, seluruh jenazah disalatkan di Masjid Ad-Durun Nafis, tak jauh dari rumah para korban. Prosesi salat jenazah dilakukan bergantian, dimulai pukul 09.30 Wita dengan jenazah Muhammad Rifai, korban terakhir yang ditemukan.
“Posisinya paling bawah saat kejadian, jadi pencariannya lama,” ujar salah satu anggota keluarga.
Arus pelayat terus mengalir hingga siang hari, menandakan besarnya rasa kehilangan atas musibah yang merenggut enam nyawa sekaligus. Seluruh jenazah dimakamkan pada hari yang sama.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co
| Sosok Mail, Kepala SMAN 3 Lutra yang Gantikan Rasnal saat Kasus Dugaan Pungli, Jabatan Dikembalikan |
|
|---|
| Sosok Safruddin Kepala SMAN 1 Luwu Utara Sekarang, Sambut Kedatangan Abdul Muis dan Rasnal |
|
|---|
| Bukan ke SMAN 1, Rasnal Kembali Jadi Kepala SMAN 3 Luwu Utara usai Terima SK Pembatalan PTDH |
|
|---|
| Terkumpul Rp770 Juta, Terungkap Peruntukkan Dana Komite SMAN 1 Lutra, MA Temukan Dugaan Penyimpangan |
|
|---|
| Ini Penjelasan Sekolah Soal Mobil Pelajar SMAN 1 Serang Terguling Usai Diteriaki Lakukan Asusila |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Suasana-sholat-jenazah-di-Masjid-Ad-Durun-Nafis-Kelurahan-Graha-Indah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.