TNI Tewas Dianiaya Senior
Kecurigaan Ayah Prada Lucky Duga Ada Manipulasi Laporan Medis, Kadispenad Sebut Murni Keterbatasan
Christian mengklaim memiliki bukti perihal tuduhannya ke para medis Batalyon diduga melakukan manipulasi laporan medis terhadap putranya, Prada Lucky
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM- Ayah Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo didampingi istrinya, Sepriana Paulina Mirpey serta keluarga besar Namo mengutarakan kecurigaannya terkait penanganan terhadap putranya di rumah sakit.
Hal itu disampaikan langsung oleh Serma Christian Namo di hadapan Pandam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mendatangi kediamannya pada Senin (11/8/2025).
Christian mengawali itu dengan memohon maaf atas sikapnya yang sempat menjadi sorotan.
Baca juga: Ibu Prada Lucky Menangis Bersujud Depan Pangdam Udayana Berharap Keadilan: Saya Mohon Bapak
Tindakan dan ucapannya adalah luapan emosional sebagai seorang ayah kandung Lucky.
"Saya akan meminta pertanggungjawaban seorang Ankum terhadap anggotanya, kenapa sampai terjadi kerugian personel," katanya dilansir dari Pos-Kupang.com.
Ankum merujuk pada istilah militer yang berarti atasan yang berhak menghukum.
Christian kemudian menyampaikan keluhan lainnya mengenai penanganan Prada Lucky Namo saat dalam keadaan darurat.
Ia menilai tidak ada kejelasan dan berujung kematian anaknya.
"Pertanggungjawaban dokter Kes Batalyon yang memanipulasi data informasi/data. Pertanggungjawaban dokter Yon harus di pertanyakan kredibilitasnya seorang dokter hingga berani memanipulasi data/laporan medis," ujarnya.
Christian mengklaim memiliki bukti perihal tuduhannya ke para medis Batalyon yang diduga melakukan manipulasi laporan medis.
"Tidak bermaksud menyudutkan siapapun," tambah dia.
Dia melanjutkan, para pelaku harus bertanggungjawab dan dihukum seberat-beratnya bahkan hukuman mati, termasuk pemecatan. Christian menilai pengamanan personel tidak beraturan.
"Ankum harus pertanggung jawabkan semua yang terjadi di dalam satuan yang dipimpin olehnya. Proses pelaku secepatnya dengan transparan dan terbuka," katanya.
Keluarga Prada Lucky Ngaku Ada Oknum Berupaya Intimidasi dan Minta Bungkam Kasus: Kami Tidak Takut
Kadispenad: Murni Keterbatasan Fasilitas
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan alasan rumah sakit militer di sekitar lokasi kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo tidak dapat melakukan autopsi jenazah.
Menurut Wahyu, hal itu murni karena keterbatasan teknis fasilitas kesehatan di daerah tersebut.
"Saya sudah menyampaikan juga ke beberapa rekan media beberapa hari yang lalu, bahwa itu dasarnya adalah teknis. Jadi, rumah sakit militer di sekitar tempat kejadian itu tentu punya keterbatasan," kata Wahyu, saat di Mabes AD, Jakarta, dilansir dari Kompas.com, Senin (11/8/2025).
"Jadi pada tugas-tugas yang bersifat strategis tertentu, rumah sakit tersebut tidak bisa menangani," tambah dia.
Ia mengatakan, keterbatasan serupa juga bisa terjadi di rumah sakit umum, terutama di daerah yang jauh dari pusat kota.
Untuk itu, TNI AD berupaya mencari solusi dengan memindahkan proses autopsi ke rumah sakit lain yang memiliki kemampuan forensik memadai.
"Tetapi, pada prinsipnya kita bantu, kita laksanakan langkah pada rumah sakit lain sebagai solusi untuk mengatasi autopsi yang pertama dan kedua belum bisa terjadi atau belum bisa dilaksanakan," ungkap Wahyu.
Ia juga memastikan jajaran TNI AD terus berkomunikasi dengan keluarga almarhum Prada Lucky, termasuk Pangdam IX/Udayana, Danrem di Nusa Tenggara Timur, hingga komandan brigade setempat.
Termasuk, lanjut dia, pendampingan terhadap pihak keluarga almarhum.
“Kita sampaikan bahwa kejadian ini memang tidak kita harapkan dan kita sangat sesalkan. Itu dari Pangdam, Danrem, juga Komandan Brigade berkomitmen untuk bisa menindaklanjuti kejadian ini sehingga bisa membuat pihak keluarga jelas dan lebih tenang," ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, jenazah Lucky diterbangkan kembali ke Kota Kupang dengan didampingi kedua orangtuanya, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey.
Di sana, ayah Lucky, Serma Christian, menuntut agar jenazah anaknya diotopsi, tetapi ia kecewa karena tidak ada dokter forensik yang bisa melakukannya.
"Ini mayat anak saya. Pikul dan keluarkan. Bawa anak saya, bawa," suara Christian menggelegar, mencerminkan kepedihan dan kemarahannya.
Ia menyerukan agar jenazah segera dipindahkan ke rumah sakit lain untuk dilakukan autopsi, sehingga penganiayaan yang dialami anaknya bisa terungkap.
Pangdam Ungkap Motif Penganiayaan
Akhirnya terungkap motif 20 oknum TNI senior lakukan penganiayaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga berujung meninggal dunia.
Adapun tindakan penganiayaan dilakukan berawal dari kegiatan pembinaan prajurit.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana melansir dari Kompas.com, Senin (11/8/2025).
“Motif, saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan. Jadi pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit," kata Wahyu.
Baca juga: Nasib Perwira TNI Terlibat Kasus Kematian Prada Lucky, Bakal Dikenakan Pasal Kelalaian Atasan
Namun, alih-alih menghasilkan prajurit yang berkualitas, proses pembinaan tersebut justru memakan korban jiwa, sementara prajurit lainnya menjadi tersangka.
Aksi Pembinaan yang Berujung Maut Libatkan Sejumlah Prajurit Wahyu menjelaskan pembinaan dilakukan terhadap beberapa personel, termasuk korban, dalam rentang waktu berbeda.
Proses ini melibatkan sejumlah prajurit, sehingga penyidik memerlukan waktu untuk mengusut peran masing-masing tersangka.
“Tentu kita perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan terhadap para tersangka. Tapi bisa saya katakan bahwa kegiatan-kegiatan pembinaan prajurit itu yang mendasari suatu hal terjadi pada masalah ini," ujarnya.
Ia menegaskan pimpinan TNI AD tidak pernah mentolerir pembinaan yang menggunakan kekerasan, apalagi sampai mengakibatkan kematian.
"Saya sampaikan bahwa pimpinan TNI Angkatan Darat tidak pernah mentolerir setiap bentuk pembinaan yang di luar kaedah-kaedah yang bermanfaat untuk operasional prajurit. Apalagi menyebabkan kerugian personel meninggal dunia," tegas Wahyu.
20 Prajurit Jadi Tersangka
Kasus Tewasnya Prada Lucky Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengatakan sebanyak 20 prajurit telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam kasus ini, termasuk satu perwira.
Mereka diperiksa intensif oleh Detasemen Polisi Militer Kodam Udayana, dan proses hukum akan berlanjut dengan rekonstruksi kasus.
"Nanti setelah rekonstruksi, kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan. Kita tunggu prosesnya dan akan kita sampaikan perkembangannya," jelas Piek.
Ia juga berencana melaporkan perkembangan kasus ini kepada Panglima TNI dan KSAD.
Kadispenad Ungkap Daftar Pasal yang Disiapkan Penyidik
Wahyu mengatakan pemeriksaan terhadap 20 tersangka akan mendalami peran masing-masing sehingga pasal yang dikenakan tidak akan sama untuk semua orang.
Beberapa pasal yang disiapkan antara lain:
- Pasal 170 KUHP tentang kekerasan bersama
- Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan
- Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian
- Pasal 131 KUHPM tentang tindak kekerasan dalam dinas militer
- Pasal 132 KUHPM tentang kelalaian atasan dalam dinas militer
"Itu lima pasal yang disiapkan, tentu nanti kelima pasal ini akan diterapkan kepada siapa, bergantung kepada hasil pemeriksaan lanjutan," ujar Wahyu.
Diketahui, Prada Lucky Namo menjadi korban kekerasan yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo.
Prada Lucky mengembuskan napas terakhir di ruang IGD RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu, 6 Agustus 2025, sekitar pukul 11.23 WITA, setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari sejak Sabtu, 2 Agustus 2025.
Prada Lucky mengalami luka disekujur tubuhnya akibat diduga dianiaya oleh puluhan seniornya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Ini Sosok Komandan Pleton yang Izinkan Prada Lucky Disiksa, Beda Usia 2 Tahun dengan Korban |
![]() |
---|
'Siap Salah Jenderal', Sertu Gunadin Suami Pemilik Akun Komentari Prada Lucky Minta Maaf ke Kasad |
![]() |
---|
'Nanti Mati Sia-sia', Traumanya Ibu Prada Lucky hingga Larang 2 Anaknya Jadi TNI Ikuti Jejak Suami |
![]() |
---|
Anggota DPR Sesalkan Perwira TNI Terlibat Kematian Prada Lucky, Singgung Pembinaan yang Kebablasan |
![]() |
---|
Di depan Pangdam Udayana, Ibu Prada Lucky Larang 2 Anaknya jadi TNI: Nanti Mati Sia-sia, Cukup Lucky |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.