Berita Palembang

Petani Gambut di Banyuasin Dapat Edukasi Soal Pemberdayaan Lewat Teknologi Pirolisis Biohayati

Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, merupakan wilayah pertanian yang didominasi oleh transmigran.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Linda Trisnawati
EDUKASI PETANI - Sosialisasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Ganesha Mukti Beberapa Waktu yang Lalu. Petani Gambut di Banyuasin Dapat Edukasi Soal Pemberdayaan Lewat Teknologi Pirolisis Biohayati 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
 
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, merupakan wilayah pertanian yang didominasi oleh transmigran.

Sekitar 97 persen penduduknya bekerja sebagai petani, dengan mayoritas berpendidikan tingkat SD hingga SMP. 

Tingkat kesejahteraan penduduk tergolong rendah masih 38 persen termasuk kategori prasejahtera dan hanya 8 persen mencapai prasejahtera 3 plus. Desa ini memiliki lahan pertanian seluas 1.697 hektare dengan produksi beras putih mencapai 4.500 ton/tahun, serta beras merah 600 ton dan beras hitam 1 ton per tahun.

Sebagai bentuk kontribusi akademik terhadap pembangunan desa, tim dosen dan mahasiswa Universitas Sriwijaya, Fakultas Pertanian, yang diketuai oleh Santa Maria Lumbantoruan, S.P., M.P., melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk "Pemberdayaan Petani dengan Teknologi Reaktor Pirolisis Biohayati Sekam Padi". 

"Kegiatan ini berlangsung di Kelompok Tani Karya Tani binaan ICRAFT. Program ini memanfaatkan limbah sekam padi yang sebelumnya dibakar secara manual menjadi produk bernilai tambah : biochar, pupuk hayati, asap cair, pestisida nabati, dan pupuk organik cair melalui teknologi reaktor pirolisis," kata Santa Maria Lumbantoruan, Kamis (31/7/2025). 

Ia menjelaskan, teknologi ini dirancang sederhana agar mudah diadopsi oleh petani, terutama dalam mengatasi tantangan lahan gambut seperti keasaman dan minimnya kandungan hara.

Biochar yang dihasilkan berperan sebagai pembenah tanah, meningkatkan sifat fisik dan kimia tanah. Ketika dipadukan dengan pupuk hayati, teknologi ini terbukti mampu meningkatkan serapan hara N, P, dan K secara signifikan. 

Baca juga: Bupati Askolani dan Wabup Netta Tabur Benih Padi, Karang Agung Ilir Jadi Pilot Project Padi IP 300

Baca juga: Hadiri Panem Raya Padi IP 20 di Banyuasin, Gubernur Sumsel Apresiasi Para Petani

Dalam demonstrasi teknologi, petani belajar langsung cara pembuatan dan penerapan reaktor pirolisis biohayati.

"Teknologi biohayati bukan sekadar solusi pertanian. Ia adalah jembatan menuju kesejahteraan petani dan pelestarian lingkungan, menciptakan petani yang inovatif, mandiri, dan sejahtera," Kata Santa Maria Lumbantoruan

Program ini sekaligus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui pelibatan langsung mahasiswa dalam implementasi keilmuan di lapangan. Hasil uji lapangan menunjukkan peningkatan produksi padi hingga 69 persen. 

Didukung oleh LPPM UNSRI dan pendanaan KEMDIKTISAINTEK, kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan kemandirian petani, memperkuat swasembada pangan, dan menurunkan emisi karbon sektor pertanian.

Pada akhir kegiatan, dilakukan serah terima alat kepada Desa Ganesha Mukti berupa tiga unit reaktor pirolisis sederhana, sprayer elektrik, alat pengukur pH tanah, dan pupuk hayati. Turut hadir Kepala Desa Ganesha Mukti, Bapak M. Yunus, yang menyambut baik inisiatif ini.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved