Sidang TNI Tembak Mati Polisi Lampung

Anggota Inafis Ungkap TKP TNI Tembak Mati Polisi Lampung, Ada 3 Bercak Darah & 13 Selongsong Peluru

Anggota Inafis Polda Lampung, Aipda M Arif  mengungkap menemukan tiga bercak darah dan 13 selongsong peluru di TKP TNI tembak mati polisi Lampung.

|
SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
SIDANG KOPDA BAZARSAH -- Tiga saksi ahli yang dihadirkan dalam sidang terdakwa Kopda Bazarsah di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (30/6/2025). Salah satunya Aipda M Arif (tengah) PS Kanit 1 identifikasi Polda Lampung yang bersaksi ada 13 selongsong peluru di TKP penembakan 3 Polisi Polsek Negara Batin Lampung. 

Bertempat di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kopda Bazarsah tampak mengenakan baju tahanan militer warna kuning dengan tangan diborgol dan mendapat pengawalan ketat dari polisi militer. 

Selain Kopda Bazarsah, ada juga Peltu Yun Heri Lubis terdakwa perjudian dalam kasus ini yang terlihat turut dihadirkan bersamaan ke gedung pengadilan. 

Sidang ini kembali dipimpin oleh Hakim Ketua, Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto, SH, MH, Hakim Anggota Mayor CHK (K) Endah Wulandari, SH, MH, Hakim Anggota Mayor CHK Arif Dwi Prasetyo, SH.

"Hari ini sidang lanjutan, ke 4. Agendanya masih mendengarkan 5 saksi dari saksi-saksi ahli, seperti forensik," ungkap salah satu anggota yang namanya enggan disebutkan. 

Sejauh ini, sudah dihadirkan ada 31 saksi, dari masyarakat sipil, kerabat terdakwa, anggota polri Polres Way kanan dan Polsek negara batin. 

Tangis Keluarga Korban

Tangis kesedihan tak terbendung dari keluarga tiga polisi anggota Polsek Negara Batin Lampung yang tewas ditembak anggota TNI saat penggerebekan judi sabung ayam. 

Hadir ke Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (30/6/2025) dalam sidang keempat terdakwa Kopda Bazarsah, nampak keluarga membawa foto masing-masing korban ke ruang sidang. 

Ketiga korban yakni almarhum Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto, Aipda (Anumerta) Petrus dan Briptu (Anumerta) Ghalib. 

Istri Kapolsek Negara Batin, Istri Petrus Apriyanto, dan Ibu M Ghalib Surya Ganta, terlihat hanya bisa melihat foto-foto keluarga mereka yang sudah menjadi korban. 

"Foto ini saya bawa dari rumah, kangen suami, sedih mengingat suami, " Ungkap Sasniatun, istri almarhum AKP (anumerta) Lusiyanto saat ditemui di ruang sidang. 

Lanjut Sasniatun, dirinya sedih mengingat suami karena tidak pernah berpisah dengan suaminya.

"Jika suami berangkat kerja, suami pamit pak. Selalu meminta doakan agar selamat saat bekerja," katanya. 

Sasniatun kini hanya bisa mengenang pesan suaminya sebelum kejadian, di mana almarhum AKP (anumerta) Lusiyanto sempat meminta Sasniatun masak banyak untuk teman-temannya dan anggota karena hendak berbuka puasa di rumah.

"Itu pak terakhir kali suami saya minta, agar saya memaksa lebih banyak untuk suami berbuka bersama teman-temannya dan anggota di rumah, " tutupnya menitihkan Air mata.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved