Mata Lokal Desa
Mengenal Tradisi Antak Sungsung, Arak-Arakan Pernikahan Adat Komering Sumsel yang Sarat Nilai Luhur
Tradisi Antak Sungsung atau arak-arakan dalam adat Komering merupakan salah satu prosesi adat pernikahan yang masih lestari
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Di tengah perjalanan, rombongan dihentikan dua hingga tiga kali untuk menyaksikan atraksi pencak silat dan Tari Tigol," jelasnya.
Menjelang memasuki area resepsi, kedua pengantin berjalan di atas Titian Agung, yaitu tikar adat berlapis kain putih dalam jumlah ganjil (3, 5, 7, atau 9 lembar).
Di atasnya ditabur beras kuning dan uang logam oleh para bibi dan kakak perempuan orang tua pengantin.
"Setibanya di pelaminan, digelar Tari Milogh sebagai tari penyambutan. Penarinya adalah adik kandung perempuan serta sepupu dari pihak ayah mempelai laki-laki (Syah Wali). Ini melambangkan kebahagiaan dan serah terima tanggung jawab rumah tangga kepada pengantin wanita," bebernya.
H Leo Budi Rachmadi menggarisbawahi bahwa Antak Sungsung bukan hanya sekadar upacara seremonial.
Arak-arakan ini merupakan bentuk silaturahmi akbar, ajang publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas bahwa pesta pernikahan sedang berlangsung.
Ia juga menekankan pentingnya gotong royong dalam pelaksanaan arak-arakan, di mana para cucu laki-laki dari anak perempuan bekerja keras dengan tulus.
Mereka bahkan memberikan punggungnya sebagai tempat berpijak para paman (kelama) yang menarikan Tari Tigol.
"Tradisi ini juga menegaskan bahwa untuk menyunting gadis Komering bukanlah perkara mudah simbol perjuangan dan harga diri keluarga terwakili dalam pertarungan adat tersebut," ucapnya.
Warna putih yang dominan dalam simbol adat seperti Kandang Ralang, Awan Lapah, dan Titian Agung menunjukkan kesucian kedua mempelai.
"Sementara Tari Milogh yang dilakukan sebelum naik pelaminan menunjukkan simbol kegembiraan keluarga. Serta proses penyerahan tanggung jawab rumah tangga secara adat," katanya.
Di akhir rangkaian resepsi, dilakukan prosesi penting lainnya yakni pengumuman pemberian nama adat atau Adok/Jajuluk/Gelaran kepada kedua pengantin.
"Ini menjadi simbol bahwa mereka telah diakui secara adat sebagai bagian dari masyarakat Komering dengan identitas budaya yang baru," ungkapnya.
Tradisi Antak Sungsung menjadi salah satu warisan budaya Komering yang tidak hanya memperkuat ikatan sosial dan kekeluargaan.
"Namun juga sarat dengan nilai kesetiaan, tanggung jawab, penghormatan kepada leluhur, dan penghargaan terhadap perempuan," pungkasnya.
Tradisi ini bukan sekadar budaya, tetapi warisan identitas yang menjadikan Komering tetap hidup dan berwibawa di tengah arus modernisasi.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
KWT Mekar Arum Desa Karang Manik OKU Timur Kembangkan Usaha Bibit Cabai, Raih Omzet Jutaan |
![]() |
---|
Pemdes Peracak Jaya OKU Timur Perbaiki Jalan Desa Demi Sukseskan Jalan Sehat HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Ronda Malam Kembali Dihidupkan Warga Tulang Bawang OKU Timur, Bangun Rasa Aman Lewat Kebersamaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.