Berita OKU Selatan

Petani Kopi di OKU Selatan Sumringah, Harga Tembus Rp 71 Ribu Perkilo, Buahnyapun Lebat

Peningkatan hasil dipengaruhi faktor dukungan cuaca pasca pembungaan serta perawatan yang dilakukan oleh petani.

Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Alan Nopriansyah
ILUSTRASI - Petani Kopi di Kabupaten OKU Selatan sedang menunjukan kebun kopi miliknya. Petani Kopi di OKU Selatan Sumringah, Harga Tembus Rp 71 Ribu Perkilo, Buahnyapun Lebat 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Alan Nopriansyah

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA - Beberapa bulan jelang musim panen raya, petani di OKU Selatan kini tengah sumriah.

Hal tersebut tak lepas karena harga kopi kini kembali naik.

Berdasarkan data yang dihimpun, harga kopi saat ini berkisar diantara Rp 62.000/kg untuk kopi buah selang (kualitas low) dan Rp 71.000/kg untuk kopi buah musim yang kualitas baik.

Salah seorang petani Kopi Sujono (54) mengungkapkan, selain harga kopi yang mulai merangkak naik petani dibuat sumringah karena hasil panen yang diprediksi meningkat.

"Kalau tahun lalu harga tinggi, namun hasil panen berkurang, tapi kita petani banyak menaruh harapan di tahun ini, selain harga tinggi buahnya pun nampak lebat," bebernya kepada Sripoku.com, Rabu (12/2).

Sujono yang belasan tahun bergantung hidup sebagai petani kopi di daerah Kisam raya ini berharap harga tidak mengalami terjun bebas hingga panen raya tiba, mengingat saat ini petani baru memanen buah selang pra panen raya.

"Kalau harapannya, semoga harga tetap stabil. Jangan sampai panen raya harga jadi anjlok,"ujarnya.

Baca juga: Update Harga Biji Kopi di Pagar Alam Kini Tembus Rp74 Ribu Perkilo, Diprediksi Bakal Terus Naik

Baca juga: Harga Biji Kopi di Pagar Alam Kini Tembus Rp 73 Ribu Perkilo, Diprediksi Harganya Bakal Terus Naik

Disisi lain, memang para petani bersemangat menyambut hasil panen raya tahun 2025, yang diprediksi puncaknya berlangsung di bulan Mei-Juni mengingat hasil panen yang nampak lebat jika dibanding tahun lalu.

Petani lainnya Firnandez (36) menyebut hasil panen tahun ini meningkat sekitar 40 persen jika di banding tahun lalu.

Dimana menurutnya, peningkatan hasil dipengaruhi faktor dukungan cuaca pasca pembungaan serta perawatan yang dilakukan oleh petani.

"Karena cuaca stabil saat fase pembungaan sampai dalam fase buah putik, kerena di fase tersebut jika kemarau lama bunga akan gosong serta hujan lebat alan mengalami rontok,"ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pasca harga melonjak tahun lalu membuat para petani bersemangat merawat kebun kopi hingga melakukan pemupukan 3 kali dalam setahun.

"Biasanya dengan harga kopi murah 4-5 tahun belakangan petani malas merawat kebun, pemupukan umumnya hanya dilakukan sekali pertahun, namun kini minimal dua kali serta perawatan kebun di maksimalkan," tandasnya.

 

 

 

 

Baca Berita Tribunsumsel.com Lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung dalam Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved