Berita OKU Selatan

Warga Resah, Gajah Liar Masuk Pemukiman di OKU Selatan, Pemkab dan BKSDA Siapkan Langkah Mitigasi

Kekhawatiran warga di Kecamatan Buay Pemaca dan Buana Pemaca, OKU Selatan terhadap gajah liar ditanggapi Pemkab dan BKSDA.

Dokumentasi Pemkab OKU Selatan
KOLABORASI MITIGASI KONFLIK -- Bupati OKU Selatan Abusama, S.H., didampingi Wakil Bupati dan jajaran Forkopimda berdiskusi dengan Kepala BKSDA Sumatera Selatan Teguh Setiawan, S.Hut., M.M., saat audiensi membahas penanganan gajah liar di Ruang Nagara Bhakti, Muaradua. Pertemuan berlangsung hangat dan penuh komitmen untuk mencari solusi terbaik antara pelestarian satwa dan keamanan warga. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA -- Kekhawatiran warga di Kecamatan Buay Pemaca dan Buana Pemaca, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, terhadap kemunculan kawanan gajah liar kini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.

Di mana kali ini Bupati OKU Selatan Abusama, S.H., memimpin langsung audiensi dengan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Selatan untuk membahas penanganan dan langkah mitigasi yang lebih efektif.

Pertemuan yang digelar di Ruang Nagara Bhakti Pemkab OKU Selatan itu menjadi wadah penting bagi sinkronisasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan lembaga konservasi. 

Fokus utama yakni untuk menemukan solusi berkelanjutan agar konflik antara manusia dan gajah liar tidak lagi menimbulkan keresahan maupun kerugian bagi masyarakat.

“Pemkab OKU Selatan sangat mendukung setiap langkah BKSDA dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, keselamatan dan ketenangan masyarakat tetap menjadi prioritas utama,” tegas Bupati OKU Selatan Abusama, Rabu (22/10/2025).

Selama beberapa waktu terakhir, lima individu gajah sumatra dari kantong habitat Saka Gunung Raya diketahui sering keluar dari kawasan hutan dan memasuki area permukiman.

Baca juga: Petani di OKU Selatan Nyambi Jual Narkoba, Polisi Sita 9 Paket Sabu Siap Edar

Tentunya kondisi ini memicu kekhawatiran warga di dua kecamatan karena selain merusak lahan pertanian, keberadaan satwa besar tersebut berpotensi membahayakan keselamatan manusia.

Menanggapi hal itu, Kepala BKSDA Sumatera Selatan Teguh Setiawan, S.Hut., M.M., menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan jalur perlintasan gajah serta berkoordinasi dengan petugas lapangan dan aparat setempat. 

Pendekatan yang diambil menitikberatkan pada mitigasi ramah satwa, di antaranya penghalauan secara alami ke arah habitat aslinya dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah aman saat gajah liar mendekat ke pemukiman.

“Konflik antara manusia dan satwa liar harus ditangani dengan cara yang tidak merugikan kedua pihak. Kami berupaya menyeimbangkan antara kepentingan konservasi dan keamanan warga,” terang Teguh.

Audiensi ini diharapkan melahirkan model penanganan kolaboratif yang bisa menjadi contoh di wilayah lain dengan permasalahan serupa.

Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan penuh terhadap pelestarian alam, sekaligus mengutamakan keselamatan masyarakat di sekitar kawasan konservasi.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati OKU Selatan, Kapolres OKU Selatan (atau yang mewakili), Sekretaris Daerah, Asisten II, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas PMD, Kasat Pol PP, Kalaksa BPBD, para camat, kepala UPTD KPH Wilayah VII Mekakau Saka, Kapolsek Buay Pemaca dan Kapolsek Simpang, serta kepala desa dari wilayah terdampak.

Dengan sinergi berbagai pihak, Pemkab OKU Selatan berharap upaya mitigasi ini tidak hanya menenangkan warga, tetapi juga menjaga keberlangsungan populasi gajah sumatra satwa langka yang menjadi bagian penting dari kekayaan hayati Sumatera Selatan.

 

 

Baca berita menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved