Berita UMKM
Mie Tumis Pakde Sarbidi Simpang Lima, Kuliner Legendaris Favorit di PALI, Ada Sejak 1991
Warung Mie Tumis Pakde Sarbidi ini sudah tidak asing lagi bagi warga Talang Ubi maupun Kabupaten PALI dan sekitarnya.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
Sebagai pelengkap untuk memperkaya cita rasa dan tekstur, Wahyu juga menambahkan bawang goreng dan suwiran daging ayam.
Uniknya terdapat acar cabai rawit olahan sendiri dan sambal atau saus cabai juga disajikan untuk memberikan sensasi pedas yang menggugah selera.
"Kalau rasa pedas biasanya sesuai selera pembeli, kita sajikan juga acar cabai rawit di meja, bagi pemebeli yang suka sensasi rasa pedas," ujar Wahyu.
Ada dua varian mie tumis yang disajikan sesuai selera pembeli, yaitu Mie Tumis goreng (kering) dan Mie Tumis pakai kuah, dengan harga satu porsinya sama saja, yaitu 15 ribu per porsi.
Dalam sehari, Wahyu yang berjualan dibantu oleh Istrinya itu mengaku dapat menghabiskan 15 hingga 20 kilogram mie, dan memperoleh keuntungan yang tidak sedikit.
"Alhamdullilah sampai saat ini pembeli masih ramai, lumayan untungnya dalam sehari. meski bapak tidak bisa lagi berjualan, karena usianya sekarang sudah 78 tahun, tapi para pelanggan setia masih ramai datang kesini," tuturnya.
Pria kelahiran 31 Mei 1987 yang memiliki 2 orang anak itu menceritakan, bahwa kedua orang tuanya, yakni ayahnya Sarbidi dan almarhumah ibunya Suharni telah berjualan Mie Tumis sejak dirinya belum dilahirkan.
"Untuk tahun nya saya tidak ingat, bapak dan mamak dulunya berjualan di guest house Komperta Pendopo, barulah pada tahun 1991 pindah ke Simpang Lima dan buka warung disini dan masih buka sampai saat ini," terangnya.
Wahyu sendiri, mulai menggantikan Ayahnya untuk meneruskan usaha warung mie tumis ini sejak tahun 2019 silam.
Bungsu dari 3 bersaudara itu mengatakan, dirinya menekekuni untuk meneruskan usaha sang ayah, sebagai rasa tanggung jawabnya sebagai anak laki-laki semata wayang dikeluarganya, demi menjaga resep warisan dari almarhuma ibunya.
Selain itu, sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap membuat dia tertarik untuk berwirausaha meneruskan usaha sang ayah.
"Terhitung sudah 6 tahun saya berjualan, sejak sebelum covid 19 kemarin, dulu sebelum gantikan bapak diwarung, saya sempat buka cabang, jualan mie tumis di daerah Talang Ubi bawah dan depan kantor kejari, tapi karena bapak tidak bisa lagi jualan, jadi saya yang gantikan neruskan warung ini, Alhamdulillah lancar terus usaha nya, setiap harinya masih ramai pembeli, meski usaha kecil-kecilan, alhamdulilah sangat membantu perekonomian keluarga,"tutup Wahyu.
Baca Berita Tribunsumsel.com Lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung dalam Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Inovasi Baru NR Florist Linggau, Sediakan Ucapan Lewat Bibit Tanaman Buah |
![]() |
---|
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.