Berita UMKM
Mie Tumis Pakde Sarbidi Simpang Lima, Kuliner Legendaris Favorit di PALI, Ada Sejak 1991
Warung Mie Tumis Pakde Sarbidi ini sudah tidak asing lagi bagi warga Talang Ubi maupun Kabupaten PALI dan sekitarnya.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM,PALI - Mie Tumis Pakde Sarbidi atau lebih dikenal dengan sebutan Mie Tumis Pakde Simpang Limo, merupakan jajanan kuliner yang melegenda dan menjadi salah satu kuliner favorit di Kabupaten PALI Sumatera Selatan yang wajib dicoba.
Terletak disebuah warung sederhana berukuran 2,5 meter x 4 meter yang berada dikawasan Simpang Lima Pendopo Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI.
Warung Mie Tumis Pakde Sarbidi ini sudah tidak asing lagi bagi warga Talang Ubi maupun Kabupaten PALI dan sekitarnya.
Karena sudah berjualan di kawasan Simpang Lima Pendopo sejak tahun 1991 silam atau lebih dari 34 tahun lamanya.
Sampai saat ini warung Mie Tumis Pakde Sarbidi dengan setianya melayani setiap pelanggan yang datang dan menjadi kuliner legendaris di Kabupaten PALI.
Lokasinya cukup strategis dan mudah dijumpai bagi warga Kabupaten PALI maupun para pengendara yang akan melalui jalan alternatif PALI - Lubuklinggau.
Warung mie tumis legendaris ini, setiap harinya dibuka dari pukul 5 sore sampai dengan pukul 11 malam.
Hidangan ini dikenal dengan rasa yang gurih dan lezat serta cara pembuatannya yang mudah dan cepat, menjadikannya pilihan favorit bagi banyak orang.
Ditambah dengan sayuran yang memberikan tekstur renyah serta suwiran daging ayam sebagai nutrisi tambahan pada hidangan ini.
Dengan harga yang cukup terjangkau, Rp 15 ribu, anda bisa mendapatkan satu porsi mie tumis lezat dan mengenyangkan.
Meski saat ini, usaha tersebut bukan lagi dikelola oleh Pakde Sarbidi karena pemilik saat ini telah lanjut usia, sehingga usaha mie tumis ini diwariskan kepada anaknya bernama Wahyu Aliadi (37). Namun cita rasa kelezatan Mie Tumis Pakde Sarbidi yang terletak pada racikan bumbu yang tak pernah berubah sejak awal berjualan.
Sehinggah konsistensi inilah menurut Wahyu sebagai kunci keberhasilan usaha sang ayah dan bertahan hingga saat ini dan diteruskan olehnya.
"Kalau resep bumbu nya belajar dari almarhuma mamak (Ibu) saya, tidak pernah berubah sampai saat ini. Kalau mie nya bapak yang buat, dari awal jualan bapak bikin sendiri mie nya, saya belajar dari bapak bikin mie nya, campuran nya gandum dan telur, pembuatan nya masih secara tradisional," ungkap Wahyu, Rabu (12/2/2025).
Baca juga: Kisah Annisa Fitri, Anak Penjual Mie Ayam di PALI Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Pertamina
Baca juga: Sudah Jualan Sejak 1976, Mie Tumis Pakde Muhlas Dicari Pelanggan dari Bengkulu Hingga Jakarta
Wahyu mengatakan, untuk bumbu yang digunakan, yaitu racikan bumbu khusus resep dari almarhuma ibunya bernama Suharni.
Selain itu ditambah juga dengan Ebi (udang kering), daun bawang, merica, sayur kol, penyedap rasa, kecap manis dan beberapa campuran bumbu lainya.
Inovasi Baru NR Florist Linggau, Sediakan Ucapan Lewat Bibit Tanaman Buah |
![]() |
---|
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.