Berita Lubuklinggau
Harga Gas LPG 3 Kg Capai Rp 45 Ribu di Lubuklinggau, Dampak Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg
Pantauan Tribunsumsel.com di lapangan akibat adanya pembatasan ini, gas melon dtingkat pengecer dihargai Rp 40.000 sampai Rp 45.000 pertabung.
Selama ini harga gas melon di warung jauh lebih tinggi setelah dijual dalam jumlah banyak oleh pangkalan ke warung atau pengecer setiap harinya.
"Jadi yang enak pengecer dan pangkalan karena biasanya suka kerja sama dengan warung, biar jualnya bebas tinggi. Lah, biasa diakal-akalin, jadinya masyarakat yang rugi," ungkap Dama Warga Batu Urip Lubuklinggau.
Dama berharap aturan itu segera diterapkan oleh pemerintah mengingat saat ini serba salah, beli di agen harus ngantri lama belum tentu dapat, sementara beli diwarung harganya mahal.
"Kita minta segera diterapkan jadi kalau mau gas gampang tidak terlalu susah lagi, karena selama ini kebanyakan ada harga barang tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Apakah NIK yang Sama Bisa Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Lain Dalam Satu Hari, ini Penjelasan Pertamina
Baca juga: Cara Mudah Beli Gas LPG 3 Kg di Agen Resmi Pertamina setelah Pengeceran Tidak Lagi di Perbolehkan
Waktu Habis Cari Gas Melon
Semenjak diberlakukannya larangan pengecer jual elpiji 3 kg oleh Pemerintah, sebagian besar masyarakat bertambah kesulitan untuk mendapatkan gas 3 kg. Selain harus antri, banyak warga tidak tahu lokasi pangkalan di sekitar tempat tinggalnya.
"Saya sudah berkeliling kota Muara Enim mencari gas 3 kg ini. Saya nyewa ojek, sebab saya tidak tahu dimana saja alamat pangkalan. Pas ketemu ternyata gas kosong.
Saya bingung dengan aturan pemerintah ini, udah harus pakai KTP masih tidak dapat," jelas Mbah salah seorang penjual gorengan gerobak, Minggu (2/1/2025).
Menurut Mbah, kalau dahulu meski harganya relatif tinggi sekitar Rp 25 ribu pertabung tetapi masih mudah di dapatkan di warung-warung eceran sehingga pedagang gorengan seperti dirinya bisa kapan saja mau belinya.
"Sekarang kami harus berjuang mencari gas di pangkalan, sialnya gasnya di sana sudah habis. Jadi waktu kami habis hanya mencari tabung gas 3 kg, yang seharusnya bisa kami gunakan untuk berjualan," katanya.
"Hampir semua pangkalan tidak ada merk, dan jumlahnya sedikit. Kami tidak tahu kapan mereka ada gas atau tidak. Kami minta pemerintah pikirkan dulu dampaknya ke masyarakat, jangan buat aturan seperti tergesa-gesa," tegasnya.
Hal senada dikatakan Erni (35), semenjak gas tidak ada di eceran, ia merasakan kesulitan untuk mendapatkan gas 3 kg.
"Kalau selama ini beli gas, cukup jalan kaki ke pengecer, kalau sekarang harus naik motor berkeliling itupun belum tentu dapat," ujarnya kesal.
Menurut Dani salah satu pedagang eceran gas 3 kg, bahwa pihaknya mempertanyakan kebijakan pemerintah yang menghapuskan pedagang eceran dan mendorongnya untuk menjadi pangkalan resmi PT Pertamina (Persero).
"Seharusnya pemerintah melakukan sosialisasi dahulu sebelum menerapkan aturan ini, apa dampaknya bagi pedagang eceran. Coba bayangkan puluhan ribu warga hanya dilayani beberapa puluh pangkalan. Seharusnya pemerintah bentuk dahulu pangkalan baru dan utamakan dari pengecer sebelumnya baru diberlakukan aturan ini," katanya.
Tukang Ojek di Lubuklinggau Terpental Ditabrak Mobil Saat Antar Penumpang, Alami Luka Parah |
![]() |
---|
Lagi Tunggu Pembeli di Kontrakan, Pengedar Sabu di Lubuklinggau Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Sempat Diusulkan Dua Napi Lapas Lubuklinggau Gagal Dapat Amnesti dari Presiden Prabowo |
![]() |
---|
'Nanti Dimarahi Prabowo' Cerita Pedagang di Lubuklinggau Takut Jual Bendera One Piece |
![]() |
---|
Pria Di Lubuklinggau Tusuk Perutnya Sendiri Setelah Istri Tak Mau Pulang ke Rumah & Minta Cerai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.