Berita Musi Rawas

Air Irigasi Tak Pernah Sampai ke Sawah, Petani di Musi Rawas Ubah Lahannya Jadi Kebun Palawija

Namun, namun puluhan hektar lahan persawahan tersebut, didominasi ditanami dengan tanaman jagung hibrida atau jagung pakan ternak.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Eko Mustiawan
Salah seorang petani di Desa Satan Indah Jaya Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas saat melakukan penyemprotan tanaman jagungnya. 

Senada disampaikan, Nyoman yang juga petani yang sama.

Dia juga terpaksa menanami lahan persawahannya dengan tanaman jagung jenis hibrida atau jagung pakan ternak. 

"Terpaksa juga, mau tanam padi, air tidak ada. Jadi terpaksa tanam jagung, buat sawah tetap produktif," katanya.

Dijelaskannya, sebelumnya lahan persawahannya di desanya tersebut, hampir semuanya ditanam padi. Namun, sekitar tahu. 2015 air irigasi tak pernah lagi sampai ke desanya. 

"Disini dulu padi semua, sekitar tahun 2015 air tidak masuk sama sekali, karena habis untuk kolam. Jadi sekarang petani tanam jagung dan sayuran," jelasnya.

Ditambahkannya, bahkan kualitas beras di sawah di desanya juga dulu termasuk yang paling bagus untuk wilayah Musi Rawas.

Kemudian untuk harganya juga cukup murah. 

"Tapi itu dulu, sekarang sudah beda lagi ceritanya. Petani tidak bisa tanam padi, hanya bisa tanam jagung," ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan ditanami jagung secara terus menerus, tentu akan berdampak terhadap kualitas tanah yang akan semakin memburuk.

"Memang perawatannya lebih mudah jagung ketimbang padi. Tapi, kalau terus-terusan ditanam jagung, tanahnya semakin rusak.

Kalau bisa di sela lebih bagus," jelasnya.

Dia juga menyebut, bahwa perbaikan irigasi yang dilakukan pemerintah pusat beberapa tahun lalu, rupanya yang memberikan efek baik bagi petani di desanya.

"Dulu kan pernah dikeringkan irigasi ini, karena perbaikan. Tapi tidak ada efeknya, airnya masih tak sampai ke desa kami. Padahal aliran irigasi Kelingi-Tugumulyo itu sangat besar," tegasnya.

Untuk itu, dirinya bersama petani lainnya berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi yang nyata untuk lahan persawahannya di Kampung Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti dan sekitarnya. 

"Sudah kami berlarut, sudah sering kami sampaikan. Tapi nyatanya, tidak ada tindakan nyata dari pemerintah. Sawah kami tetap kekeringan," tutupnya. 

 

 

Baca berita Tribusumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved